9
4. Resolusi Dewan HAM PBB N0.1618
tentang memerangi intoleransi, stereotip negatif dan stig- matisasi, dan diskriminasi, hasutan untuk melakukan kekerasan
berdasarkan agama atau kepercayaan
5. Instrumen Internasional Lain
Di dalam berbagai instrumen internasional lainnya, seperti Konvensi Hak Anak, Konvensi Penghapusan Diskriminasi Terha-
dap Perempuan, Konvensi Anti Penyiksaan, dan Konvensi-konvensi lainnya, meskipun tidak secara khusus mengatur jaminan terhadap
kebebasan beragama atau berkeyakinan, namun demikian secara tegas melarang adanya diskriminasi atau kekerasan yang didasar-
kan pada agama seseorang.
Apa saja instrumen hukum nasional yang menjamin hak kebe- basan beragamaberkeyakinan ?
Walau Indonesia sudah meratifi kasi konvenan hak sipil dan politik dan konvenan yang lainnya, namun masih terdapat ketidak-
sinkronan dan ketidakharmonisan berbagai peraturan perundang- undangan dengan konvenan yang telah diratifi kasi. Sehingga ter-
dapat dua kategori yaitu instrumen hukum yang menjamin hak kebebasan beragamaberkeyakinan dan instrumen hukum yang
menghambat hak kebebasan beragamaberkeyakinan sendiri.
Instrumen Hukum yang Menjamin Hak Kebebasan Beragama Berkeyakinan
1. Undang-Undang Dasar 1945
Sebagai kontitusi negara, UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Sejak awal merdeka,
Indonesia telah mengakui dan melindungi kebebasan beragama atau berkeyakinan. Hak ini dijamin dalam Pasal 29 ayat 2 UUD
1945 yang menyatakan:
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
10
Melalui amandemen kedua, jaminan terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan semakin ditekankan di dalam Bab
khusus tentang Hak Asasi Manusia, yaitu :
Pasal 28E UUD 1945
1 Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut aga- manya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, me- nyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Pasal 28I UUD 1945
1 Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diper-
budak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
Pasal 28 J
1 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. 2 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang- undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pe-
ngakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil dan sesuai dengan per-
timbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
2. UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Reformasi 1998 memberikan jalan untuk disusunnya un- dang-undang yang mengatur secara khusus perlindungan hak asasi
manusia. Berdasarkan mandat Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR, disusun UU No.391999 tentang Hak Asasi Manusia HAM.
Sebagai bagian dari HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan juga diatur di dalam undang-undang ini, yaitu :