dalam beberapa kelas interval. Ketentuan pembobotan terhadap masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel berikut:
a. PROVINSI Tabel 4.3
Penetapan variabel besaran organisasi perangkat daerah provinsi
No VARIABEL
KELAS INTERVAL NILAI
1 2
3 4
1. JUMLAH
PENDUDUK jiwa Untuk
Provinsi di Pulau Jawa
7.500.000 7.500.001 - 15.000.000
15.000.001 - 22.500.000 22.500.001 - 30.000.000
30.000.000 8
16 24
32 40
1. JUMLAH
PENDUDUK jiwa Untuk
Provinsi di luar Pulau Jawa
1.500.000 1.500.001 - 3.000.000
3.000.001 - 4.500.000 4.500.001 - 6.000.000
6.000.000 8
16 24
32 40
2. Luas Wilayah
KM2 Untuk Provinsi di Pulau
Jawa 10.000
10.001 - 20.000 20.001 - 30.000
30.001 - 40.000 40.001
7 14
21 28
35
3. Luas Wilayah
KM2 Untuk Provinsi di luar
Pulau Jawa 20.000
20.001 - 40.000 40.001 - 60.000
60.001 - 80.000 80.000
7 14
21 28
35
4. JUMLAH APBD Rp 500.000.000.000,00
Rp 500. 000.000.001,00 - Rp 1.000. 000.000.000,00 Rp 1.000. 000.000.001,00 - Rp 1.500. 000.000.000,00
Rp 1.500. 000.000.001,00 - Rp 2.000. 000.000.000,00 Rp 2.000. 000.000.000,00
5 10
15 20
25
Sumber: Lampiran PP 41 Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
b. KABUPATEN Tabel 4.4
Penetapan variabel besaran organisasi perangkat daerah kabupaten
No VARIABEL
KELAS INTERVAL NILAI
1 2
3 4
1. JUMLAH
PENDUDUK jiwa Untuk
Kabupaten di
Pulau Jawa dan Madura
250.000 250.001 - 500.000
500.001 - 750.000 750.001 - 1.000.000
1.000.000 8
16 24
32 40
2. JUMLAH PENDUDUK
jiwa Untuk Kabupaten di luar
Pulau Jawa dan Madura
150.000 150.001 - 300.000
300.001 - 450.000 450.001 - 600.000
600.000 8
16 24
32 40
3. Luas Wilayah
KM2 Untuk Kabupaten
di Pulau Jawa dan
Madura 500
501 - 1.000 1.001 - 1.500
1.501 - 2.000 2.000
7 14
21 28
35
4. Luas Wilayah
KM2 Untuk Kabupaten di luar
Pulau Jawa dan Madura
20.000 20.001 - 40.000
40.001 - 60.000 60.001 - 80.000
80.000 7
14 21
28 35
5. JUMLAH APBD
Rp 200.000.000.000,00 Rp 200. 000.000.001,00 - Rp 400. 000.000.000,00
Rp 400. 000.000.001,00 - Rp 600. 000.000.000,00 Rp 600. 000.000.001,00 - Rp 800. 000.000.000,00
Rp 800. 000.000.000,00 5
10 15
20 25
Sumber: Lampiran PP 41 Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
c. KOTA Tabel 4.5
Penetapan variabel besaran organisasi perangkat daerah kota
No VARIABEL
KELAS INTERVAL NILAI
1 2
3 4
1. JUMLAH
PENDUDUK jiwa Untuk
Kota di Pulau Jawa dan Madura
100.000 100.001 - 200.000
200.001 - 300.000 300.001 - 400.000
400.000 8
16 24
32 40
2. JUMLAH
PENDUDUK jiwa Untuk
Kota di luar Pulau Jawa dan
Madura 50.000
50.001 - 100.000 100.001 - 150.000
150.001 - 200.000 200.000
8 16
24 32
40
3. Luas Wilayah
KM2 Untuk Kota di Pulau
Jawa dan Madura 50
51 - 100 101 - 150
151 - 200 200
7 14
21 28
35
4. Luas Wilayah
KM2 Untuk
Kota di luar
Pulau Jawa dan Madura
20.000 20.001 - 40.000
40.001 - 60.000 60.001 - 80.000
80.000 7
14 21
28 35
5. JUMLAH APBD Rp 200.000.000.000,00
Rp 200. 000.000.001,00 - Rp 400. 000.000.000,00 Rp 400. 000.000.001,00 - Rp 600. 000.000.000,00
Rp 600. 000.000.001,00 - Rp 800. 000.000.000,00 Rp 800. 000.000.000,00
5 10
15 20
25
Sumber: Lampiran PP 41 Tahun 2007
Penetapan kelas interval untuk daerah Provinsi dan KabupatenKota ditentukan dengan skala yang berbeda-beda. Berdasarkan ketentuan dalam
penetapan variabel besaran Organisasi Perangkat Daerah tersebut, besar jumlah
Universitas Sumatera Utara
total nilai yang menjadi ketentuan dalam menetapkan besaran Organisasi Perangkat Daerah. Besaran organisasi yang dapat dibentuk sebagai berikut:
− Nilai Kurang dari 40 empat puluh, OPD yang diwadahi 3 Asisten, 12 Dinas, 8 Lembaga Teknis Daerah
− Nilai antara 40 empat puluah sampai dengan 70 tujuh puluh, OPD yang diwadahi 3 Asisten, 15 Dinas, 10 Lembaga Teknis Daerah
− Nilai lebih dari 70 tujuh puluh OPD yang diwadahi 4 Asisten, 18 Dinas, 12 Lembaga Teknis Daerah diolah dari PP 41 Tahun 2007.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tersebut tidak menentukan jenis perangkat daerah masing-masing daerah, namun ditentukan oleh potensi dan
karakteristik daerah masing-masing, dengan memperhatikan pembagian urusan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Oleh karena itu, kebutuhan akan
besaran Organisasi Perangkat Daerah juga senantiasa juga tidak sama dan tidak seragam. Jenis dan nomenkaltur serta jumlah perangkat daerah dapat disesuaikan
dengan kharakteristik, kebutuhan, kemampuan, potensi daerah dan beban kerja perangkat daerah. Untuk menentukan besaran susunan organisasi dilakukan
melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja.
4.2.4 Perumpunan Bidang Pemerintahan
Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan adannya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Penanganan urusan tersebut tidak
harus dibentuk dalam suatu organisasi yang tersendiri, dalam beberapa urusan yang ditangani oleh satu perangkat daerah, maka penggabungannya sesuai dengan
perumpunan urusan pemerintahan yang dikelompokkan dalam bentuk dinas dan
Universitas Sumatera Utara
lembaga teknis daerah. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas terdiri dari:
a. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga; b. bidang kesehatan;
c. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; d. bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
e. bidang kependudukan dan catatan sipil; f. bidang kebudayaan dan pariwisata;
g. bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;
h. bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, industry dan perdagangan;
i. bidang pelayanan pertahanan; j. bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat,
kelautan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan; k. bidang pertambangan dan energi;
l. bidang pendapatan, pengelolan keuangan dan asset. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan
rumah sakit terdiri dari: a. bidang perencanaan pembangunan dan statistic;
b. bidang penelitian dan pengembangan; c. bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;
d. bidang lingkungan hidup;
Universitas Sumatera Utara
e. bidang ketahanan pangan; f. bidang penanaman modal;
g. bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi; h. bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
i. bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; j. bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;
k. bidang pengawasan; dan l. bidang pelayanan kesehatan.
Sementara perangkat daerah untuk melaksanakan urusan pilihan, berdasarkan pertimbangan adanya urusan secara nyata ada sesuai dengan kondisi, kekhasan
dan potensi unggulan daerah.
4.2.5 Eselon Jabatan Perangkat Daerah
Berikut merupakan rincian eselonisasi jabatan perangkat daerah untuk kabupatenkota:
1. Sekretaris daerah merupakan jabatan struktural eselon IIa. 2. Asisten, sekretaris DPRD, kepala dinas, kepala badan, inspektur, direktur
rumah sakit umum daerah kelas A dan kelas B, dan direktur rumah sakit umum daerah kelas A merupakan jabatan structural eselon IIb.
3. Kepala kantor, camat, kepala bagian, sekretaris pada dinas, badan dan inspektorat, inspektur pembantu, direktur rumah sakit umum kelas C, direktur
rumah sakit khusus daerah kelas B, wakil direktur rumah sakit umum daerah kelas A dan kelas B, dan wakil direktur rumah sakit khusus daerah kelas A
merupakan jabatan structural eselon IIIa.
Universitas Sumatera Utara
4. Kepala bidang pada dinas dan badan, kepala bagian dan kepala bidang pada rumah sakit umum daerah, direktur rumah sakit umum daerah kelas D, dan
sekretaris camat merupakan jabatan structural eselon IIIb. 5. Lurah, kepala seksi, kepala subbagian, kepala subbidang, dan kepala unit
pelaksana teknis dinas dan badan merupakan jabatan structural eselon IVa. 6. Sekretaris kelurahan, kepala seksi pada kelurahan, kepala subbagian pada unit
pelaksana teknis, kepala tata usaha sekolah kejuruan dan kepala subbagian pada secretariat kecamatan merupakan jabatan structural eselon IVb.
7. Kepala tata usaha sekolah lanjutan tingkat pertama dan kepala tata usaha sekolah menengah merupakan jabatan structural eselon Va.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS TEMUAN PENELITIAN
Data yang dikumpulkan peneliti dalam bab ini kemudian akan dideskripsikan, diolah dan di analisis. Data dan informasi yang dibutuhkan
dikumpulkan dengan cara wawancara, kuesioner dan data sekunder existing data. Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
atau menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan
mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi. Kegunaan analisis ialah mereduksikan data menjadi perwujudan yang dapat
dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu sehingga relasi masalah penelitian dapat ditelaah serta diuji.
Bab ini akan khusus menyajikan pembahasan atau analisis atas data yang telah dikumpulkan oleh peneliti tentang implementasi kebijakan restrukturisasi
organisasi perangkat daerah di Kabupaten Toba Samosir. Bagian penyajian data akan mendeskripsikan data-data yang diperoleh oleh peneliti melalui wawancara,
kuesioner ataupun data sekunder sehingga data yang disajikan nantinya dapat menggambarkan atau memberi pemahaman sehingga nantinya akan lebih mudah
dalam penerikan kesimpulan. Untuk bagian analisis dalam bab ini akan dibagi kedalam dua bagian besar yaitu, bagian yang membahas bagaimana PP No.41
Tahun 2007 ini dilaksanakan serta bagian yang akan membahas tentang efektivitas yaitu analisis implementasi kebijakan dimaksud. Bagian pertama akan
Universitas Sumatera Utara