Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Toba Samosir

aparatur hanya terfokus pada urusa wajib. Hal inilah yang menyebabkan bahwa pelaksanaan otonomi daerah masih setengah hati. Selain itu prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan PP No.41 Tahun 2007 ini adalah prinsip general competence. Dimana dalam penerapannya tidak memandang suatu daerah merupakan daerah otonom lama atau otonom baru, semua daerah dianggap mampu untuk melaksanakan kebijakan otonomi daerah ini.

5.3 Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Sebagai sebuah daerah otonom Kabupaten Toba Samosir sejak berdiri telah membentuk perangkat daerah sebagai unsur pembantu kepala daerah dalam menjalankan penyelenggaraan pemerintahan. Keadaan organisasi perangkat daerah yang ada telah mengalami beberapa kali perubahan sesuai dengan undang-undang pemerintahan daerah serta peraturan pemerintah yang menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk menyusun organisasi perangkat deareah yang berlaku sesuai dengan periode waktu.

5.3.1 Penetapan Peraturan Daerah tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Toba Samosir

Pada tahun 2004, sebagai tuntutan dari PP No.8 Tahun 2003 organisasi perangkat daerah di Kabupaten Toba Samosir ditetapkan dengan lima Peraturan Daerah yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Perda No.12 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Toba Samosir sebagaimana telah diubah dengan Perda No.3 Tahun 2007; 2. Perda No.13 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah di Kabupaten Toba Samosir sebagaimana telah diubah dengan Perda No.2 Tahun 2007; 3. Perda No.14 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir sebagaimana telah diubah dengan Perda No.1 Tahun 2007; 4. Perda No.3 Tahun 2005 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah; 5. Perda No.15 Tahun 2004 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan. Kelima Peraturan Daerah ini tidak berlaku lagi setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 Tentang Organisai Perangkat Daerah. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa PP No.41 Tahun 2007 ini dikategorikan sebagai decentralized policies, yaitu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat namun pengimplemensatiannya diserahkan pada masing- masing daerah. PP No.41 Tahun 2007 menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah daerah untuk melakukan perubahan organisasi perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah yang sudah ada sebelumnya ditata kembali baik struktur maupun personelnya. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan PP No. 41 Tentang Organisasi Perangkat Daerah ini diikuti dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 yang merupakan petunjuk teknis bagi pemerintah daerah untuk menata organisasi perangkat daerahnya masing-masing. Pembentukan organisasi perangkat daerah kemudian ditetapkan oleh daerah dengan Perda berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Peraturan daerah tersebut mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok organisasi perangkat daerah. Selanjutnya rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih lanjut dengan peraturan gubernurbupatiwalikota. Untuk proses penetapan peraturan daerah ini pola yang dilakukan masih mengikuti prosedural yang sudah sekian lama manjadi prosedur baku yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Langkah-langkah yang dapat peneliti simpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dan sesuai dengan prosedur umum yang telah ada dari peraturan sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Menyerahkan kebijakan pusat kepada instansi yang tanggung jawabnya sesuai dengan substansi kebijakan tersebut. Untuk masalah organisasi perangkat daerah pemerintah daerah menyerahkan kepada Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Kabupaten. 2. Mendiskusikan dengan tim otonomi daerah. Umumnya setiap daerah dibentuk tim otonomi daerah yang bertugas mendiskusikan semua rancangan yang terkait dengan implementasi kebijakan otomi daerah, termasuk dalamhal menata organisasi. Ketuanya adalah asisten I sekretaris daerah yang membidangi tata pemerintahan, dengan anggota asisten sekretaris daerah yang Universitas Sumatera Utara lain, kepala Bappeda, kepala Badan Keuangan Daerah, Kepala BKD, Kabag dan Kasubag Tata Pemerintahan, Kabag Organisasi dan Hukum. Tim ini lebih berfungsi sebagai lembaga tukar pikiran di antara instansi-instansi terhadap apa saja yang telah mereka lakukan. Hal ini sesuai dengan petikan wawancara dengan Asisten III Administrasi Umum berikut: “Kan kita bahas dulu, rapat dipimpin oleh Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana, diskusi dengan Bagian Hukum. Baru diskusi dengan SKPD yang bersangkutan kita diskusikan dipimpin oleh Pak Sekda”. 3. Menyerahkan hasil diskusi berupa rancangan kepada sekretaris daerah. Sekretaris daerah mempunyai fungsi kontrol dan koordinasi terhadap semua SKPD yang menjadi bawahannya. 4. Menyerahkan desain awal kepada kepala daerah untuk memperoleh persetujuan. Sebelum diserahkan ke DPRD, rancangan diserahkan kepada kepala daerah. Besarnya kewenangan kepala daerah menyebabkan semua rancangan yang telah dibuat bisa berubah sama sekali. Lobby yang dilakukan pejabat biasanya sangat efektif untuk mempengaruhi rancangan keputusan tersebut manakal yang bersangkutan memiliki kedekatan dengan kepala daerah Dwiyanto, 2010:159. 5. Sebelum menjadi Perda, Rancangan dari Eksekutif diserahkan kepada DPRD untuk didiskusikan. Mengenai hal ini berikut petikan wawancara dengan Asisten III Administrasi Umum: “Perda, Perda itukan ada dua, satu usulnya eksekutif dan satu lagi usulnya inisiatif…. Kalau alurnya, kita ajukanlah ini ke DPRD, baru di DPRD nanti sebelum masuk ke paripurna, pertama akan masuk ke Badan Legislasi untuk dimusywarahkan, nanti ada naskah akademisnya, itulah Universitas Sumatera Utara yang dibahas di Badan Legislasi. Setelah itu masuklah ke paripurna untuk diparipurnakan….DPRD akan mengagendakan untuk dibicarakan di Badan Legislasi, ada badan di sana…, disitulah yang namanya diskusi, walaupun nanti pas paripurna juga ada tanggapan perorangan dan ada juga tanggapan Fraksi, habis diparipurnakan, pengesahanlah”. Setelah proses yang panjang ini Perda yang telah disahkan siap untuk diimplementasikan. Setelah PP No.41 Tahun 2007 ini berlaku sampai sekarang Perda yang ada di Kabupaten Toba Samosir yang mengatur tentang Organisasi Perangkat Daerah adalah sebagai berikut: 1. Perda No.2 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Toba Samosir. 2. Perda No.4 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Toba Samosir. 3. Perda No.5 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Toba Samosir. 4. Perda No.4 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Toba Samosir. 5. Perda No.5 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Dan Penanaman Modal Kabupaten Toba Samosir.

5.3.2 Pertimbangan-pertimbangan dalam Menata Organisasi Perangkat Daerah

Proses yang ada dalam pembentukan organisasi perangkat daerah bukanlah sebuah proses sederhana dan mudah. Ada terdapat banyak hal-hal yang perlu dipertimbangkan karena akan sangat berpengaruh terhadap organisasi atau SKPD Universitas Sumatera Utara yang akan dibentuk. Pertimbangan-pertimbangan tersebut sudah tertuang dalam PP No.41 Tahun 2007 dan Permendagri No.57 Tahun 2007. Namun, pertimbangan-pertimbangan tersebut belum dijelaskan dengan rinci. Pertimbangan-pertimbangan yang ada di PP No.41 Tahun 2007 ini sesuai dengan hasil wawancara dengan staf Bagian Organisasi dan Tata Laksana, disebutkan bahwa dalam menentukan besaran organisasi perangkat daerah sekurang- kurangnya harus mempertimbangkan: ”Besaran OPD sekurang-kurangnya harus mempertimbangkan: • Faktor keuangan • Kebutuhan daerah. Butuh tidak kita kelautan? Kita tidak butuh. • Cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan • Jenis dan banyaknya tugas • Luas wilayah kerja harus jelas • Kondisi geografis. Makanya kita lihat jadi BPBD kitakan, karena ini bukan daerah rawan bencana. • Jumlah dan kepadatan penduduk • Potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, kita punya dong? Potensi apa yang kita bisa dari sana, hanya pariwisatanyakah? • Sarana dan prasarana penunjang tugas • Harus ada sasarannya”. Beberapa pertimbangan yang ada dalam peraturan dimaksud seperti variabel APBD, jumlah penduduk, luas wilayah menjadi variabel utama untuk menentukan skor ataupun pola maksimal besaran organisasi perangkat daerah yang bisa dibentuk oleh pemerintah daerah. Beberapa dari pertimbangan-pertimbangan yang ada akan peneliti bahas dalam bagian berikut ini:

a. Potensi dan Kebutuhan Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Medan ( Studi Pada Kantor Walikota Medan)

26 173 113

Implikasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Terhadap Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Di Kabupaten Gayo Lues

1 41 135

Persepsi Pejabat Daerah Mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Analisa Birokrasi di Kabupaten Sumenep)

0 6 2

TESIS PELAKSANAAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARO BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH.

0 3 13

PENDAHULUAN PELAKSANAAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARO BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH.

0 4 17

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARO BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH.

0 10 56

peraturan daerah nomor 12 tahun 2014 tentang organisasi perangkat daerah

0 0 124

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

0 0 13

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

0 0 87

Pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah di kota Surakarta

0 0 85