Walaupun banyak model-model dalam implementasi kebijakan yang menggunakan pendekatan top-down dan setiap model menawarkan variabel-
variabel yang mempunyai kesamaan juga perbedaan dengan model yang lain, namun dalam penelitian ini tidak semua model tersebut efektif digunakan.
Variabel atau faktor-faktor yang mempengatuhhi kinerja implementasi yang digunakan juga tidak terfokus pada satu model saja. Model implementasi
kebijakan yang ada tidak perlu diaplikasikan mentah-mentah, melainkan dapat disintesiskan sesuai dengan relevansi dan kebutuhan yang sesuai untuk melihat
kinerja implementasi suatu kebijakan tertentu. Dengan memahami model-model tersebut, implementasi dapat dilihat lebih cermat, sehingga banyak persoalan
dapat dianalisis secara komprehensif. Oleh karena itu, dalam melihat kinerja implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah ini, peneliti memilih beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi, antara lain:
1. Karakteristik Isi Kebijakan Peraturan Pengoperasionalan
Proses implementasi berangkat dari adanya suatu kebijakan atau program. Seperti yang sudah dijelaskan dalam bagian-bagian sebelumnya, suatu kebijakan
atau program biasanya dituangkan dalam bentuk regulasi atau peraturan perundang-undangan. Pada dasarnya suatu kebijakan atau program diformulasikan
dengan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Setiap undang-undang, keputusan peradilan atau perintah eksekutif ini kemudian akan menstrukturkan
proses implementasi dengan cara menjabarkan tujuan-tujuan formal yang akan dicapainya. Tujuan-tujuan resmi yang dirumuskan secara rinci dan disusun secara
Universitas Sumatera Utara
jelas sesuai dengan urutan kepentingannya memainkan peranan yang amat penting sebagai alat bantu dalam mengevaluasi program, sebagai pedoman bagi pejabat-
pejabat pelaksana dan sumber dukungan bagi tujuan itu sendiri Wahab, 2004:87. Kejelasan isi atau tujuan-tujuan kebijakan ini juga berarti bahwa isi kebijakan
akan semakin mudah diimplementasikan karena implementor mudah memahami dan menterjemahkan dalam tindakan nyata. Sebaliknya, ketidakjelasan isi
kebijakan merupakan potensi lahirnya distorsi atau penolakan dalam implementasi kebijakan.
Karakteristik isi kebijakan atau peraturan pengoperasionalan tidak hanya mencakup kejelasan isi atau tujuan-tujuan dari kebijakan. Menurut Grindle 1980
salah satu dari dua variabel besar yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah isi kebijakan content of policy. Variabel ini mencakup: 1
Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran target group termuat dalam isi kebijakan; 2 Jenis dan manfaat yang diterima kelompok sasaran; 3 Sejauh
mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan; 4 Apakah letak sebuah program sudah tepat; 5 Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan
implementornya dengan rinci; dan 6 Apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang memadai Subarsono, 2009: 93. Sabatier dan Mazmanian
1986 juga mempunyai variabel terkait karakteristik isi kebijakanperaturan dalam salah satu dari variabel-variabel yang disebutkan mempengaruhi
implementasi kebijakan, yaitu variabel struktur manajemen program yang tersermin dalam berbagai macam peraturan yang mengoperasionalkan peraturan.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel daya dukung peraturan yang terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari: 1 kejelasan konsistensi tujuan sasaran; 2 teori kausal yang memadai; 3 sumber keuangan yang mencukupi; 4 integrasi organisasi pelaksana; 5 diskersi
pelaksana; 6 rekrutmen dari pejabat pelaksana; dan 7 akses formal lembaga pelaksana ke organisasi lain Wibawa, 1994:25-26.
2. Struktur Birokrasi