Efisiensi Tataniaga Ayam Ras Pedaging

pertama yaitu melalui pedagang pengumpul sedangkan saluran tataniaga kedua tanpa melalui pedagang pengumpul. Selanjutnya dari pihak produsen, dapat membuktikan teori yang mengatakan bahwa share margin produsen akan jauh lebih besar jika mata rantai dalam saluran tataniaga tersebut semakin pendek. Dilihat dari saluran tataniaga ayam ras pedaging pertama dimana share margin peternak sebesar 73,08, share margin kedua sebesar 86 dan share margin ketiga yaitu 100. Persentase share margin semakin besar berikut juga mata rantai saluran tataniaga tersebut juga semakin pendek. Untuk saluran tataniaga pertama mata rantai tataniaga terdiri dari peternak, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Untuk saluran tataniaga ketiga mata rantai tataniaga terdiri dari peternak dan pedagang pengecer. Dan terakhir untuk saluran tataniaga ketiga tanpa lembaga pemasaran.

5.3. Efisiensi Tataniaga Ayam Ras Pedaging

Dalam perhitungan nilai efisiensi tataniaga digunakan rumus perhitungan share margin peternak. Rumus menghitung share margin peternak adalah persentase dari perbandingkan harga jual peternak dengan harga beli yang diterima konsumen. Secara sistematis efisiensi tataniaga dapat diperhitungkan denga rumusan dibawah ini ��������� � = �� + �� �� + �� × 100 Keterangan : Jl : Keuntungan lembaga tataniaga Jp : Keuntungan produsen Ot : Ongkos tataniaga Op : Ongkos produksi yang dikeluarkan oleh peternak Universitas Sumatera Utara Untuk saluran tataniaga pertama keuntungan lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer adalah Rp 1.642,- dan Rp 1.801,- menjadi Rp 3.443,- dan keuntungan peternak adalah Rp 1.193,-. Sedangkan ongkos tataniaga dan produksi adalah Rp 3.556,95,- dan Rp 17.806,-. Dari harga tersebut didapat efisiensi untuk saluran tataniaga pertama adalah ��������� � = 3443+1193 3556,95+17806 × 100 = 4636 21362,95 × 100 =21,70 Untuk saluran tataniaga kedua dimana lembaga tataniaga yang terlibat hanya satu yaitu pedagang pengecer. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp 1.823,- dan keuntungan yang diperoleh peternak sebesar Rp 3.693,-. Untuk biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer tersebut adalah Rp 1.671,95 dan biaya yang dikeluarkan peternak adalah Rp 17.806,-. Dari harga-harga tersebut dapat dihitung efisiensi tataniaga sebagai berikut ��������� � = 1823+3693 1671,95+17806 × 100 = 5516 19477,95 × 100 = 28,31 Untuk saluran tataniaga terakhir yaitu tanpa lembaga tataniaga dimana biaya yang dikeluarkan peternak untuk berproduksi adalah Rp 17.806,- dan keuntungan yang diperolehnya adalah Rp 4.193,-. Maka dari itu efisiensi tataniaga saluran ini dapat diperhitungkan ��������� � = 4193 17806 × 100 = 4193 17806 × 100 = 23,54 Universitas Sumatera Utara Berikut rekapitulasi efisiensi tataniaga untuk masing-masing saluran tataniaga dapat dilihat pada tabel 20 berikut Tabel 20. Tingkat Efisiensi Tataniaga Setiap Saluran Tataniaga Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 No Saluran Tataniaga Efisiensi 1 Peternak-Pedagang pengumpul-Pedagang Pengecer-Konsumen 21,70 2 Peternak-Pedagang Pengecer-Konsumen 28,31 3 Peternak-Konsumen 23,54 Sumber : Lampiran 12, 13, 14 Dari tabel 20 dapat disimpulkan bahwa dari ketiga saluran tataniaga ini belum efisien. Hal ini dikarenakan tingkat harga yang diterima konsumen berbeda jauh dibandingkan harga yang berlaku di tingkat peternak. Namun tingkat efisiensi di setiap saluran tataniaga berbeda karena banyaknya lembaga tataniaga yang terlibat dalam penyaluran ayam ras pedaging ini. Di saluran tataniaga yang pertama ada dua lembaga tataniaga yang terlibat, yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Di saluran tataniaga yang kedua lembaga tataniaga yang terlibat hanya satu yaitu pedagang pengecer. Perbandingan efisiensi saluran tataniaga keduanya sudah terlihat yaitu efisiensi saluran tataniaga pertama lebih kecil dari efisiensi saluran tataniaga kedua. Untuk saluran tataniaga ketiga dimana efisiensi tataniaga ayam ras pedaging adalah 100. Di saluran tataniaga terakhir ini tidak ada lembaga tataniaga yang terlibat. Dari perbandingan ketiga efisiensi ini membuktikan bahwa makin banyak lembaga tataniaga yang terlibat dalam tataniaga suatu barang maka efisiensi tataniaga tersebut semakin kecil dan sebaliknya. Ditinjau dari pengertian efisiensi menurut Mubyarto dalam Sihombing 2011 yaitu sistem tataniaga disebut efisien apabila memenuhi dua syarat yaitu mampu Universitas Sumatera Utara menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen ke konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan jalur tataniaganya, maka untuk tataniaga ayam ras pedaging di Kabupaten Serdang Bedagai ini untuk kriteria pertama yaitu biaya yang tersampaikan ke konsumen untuk dibayarkan kepada produsen itu adalah belum mencapai harga yang semurah-murahnya. Untuk kriteria kedua telah mampu mengadakan pembagian yang adil terhadap peternak ayam ras pedaging untuk segala biaya yang dikeluarkan selama proses produksi ayam ras pedaging tersebut. Untuk lembaga tataniaganya yang terlibat juga belum mendapat pembagian yang adil terhadap biaya yang dikeluarkan selama proses penjualan yang dilakukannya sampai hasil produksi ternak ayam ras pedaging itu terjual seluruhnya. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan