3. Konsumen
Konsumen ayam ras pedaging ini diambil secara simple random sampling yaitu secara acak dengan asumsi kesempatan setiap responden ialah sama. Hal ini
dilakukan karena komsumen ayam ras pedaging ialah seluruh kalangan masyarakat. Setiap orang atau kalangan masyarakat tidak mempunyai larangan
sosial, agama dan budaya serta harga ayam ras pedaging relatif dapat dijangkau setiap masyarakat.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam paenelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengajuan kuisioner kepada peternak, ayam
ras pedaging di Kabupaten Serdang Bedagai, pedagang pengumpul dan pedagang eceran yang akan ditelusuri selama penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari Badan Pusat Statistik dan Dinas pertanian dan Peternakan Serdang Bedagai. 3.4. Metode Analisis Data
Untuk mengidentifikasi masalah pertama dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan meganalisis saluran tataniaga ayam ras pedaging di
Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk mengidentifikasi masalah kedua akan diuji juga dengan analisis deskriptif
yaitu dengan menganalisis hubungan antara harga yang diterima peternak atau pedagang dengan harga yang dibayar oleh konsumen yang disebut share margin.
Perhitungan share margin dapat dihitung dengan menggunakan model perhitungan
Universitas Sumatera Utara
� = ∑ ∑
���
� �=1
� �=1
+ ∑ ��
Keterangan : M : Margin tataniaga
Ci : Biaya tataniaga untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga tataniaga ke-j
m : jumlah jenis biaya tataniaga n
: jumlah lembaga tataniaga Atau dapat juga dihitung dengan model perhitungan
� = �� − �� Keterangan :
M : Margin tataniaga Pr : Harga di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat petani Sebelumnya mendeskripsikan share margin tersebut dilakukan perhitungan
terhadap peternak ayam ras pedaging dan biaya serta keuntungan lembaga perantara ayam ras pedaging di kabupaten Serdang Bedagai. Perhitungan adalah
sebagai berikut Share peternak
: �� = �� ��
� × 100
Share biaya lembaga perantara :
��� = �� �� − �� �
× 100 Share keuntungan lembaga perantara :
��� = �� �� − �� �
× 100
Sedangkan nisbah keuntungan untuk peternak dan lembaga perantara tataniaga ialah sama yaitu
���� dimana:
Universitas Sumatera Utara
I : keuntungan masing-maisng lembaga tataniaga
Bti : biaya masing-masing lembaga tataniaga Untuk mengidentifikasi masalah ketiga digunakan perhitungan efisiensi tataniaga
dengan model perhitungan sebagai berikut: ��������� � =
�� + �� �� + ��
× 100 Keterangan :
Jl : Keuntungan lembaga tataniaga Jp : Keuntungan produsen
Ot : Ongkos tataniaga Op : Ongkos produksi dan pemasaran yang dikeluarkan oleh petani produsen
Implikasi dari rumusan di atas adalah sebagai beikut: a.
Apabila efisiensi 50 diartikan bahwa tataniaga ayam ras pedaging di daerah penelitian tidak efisien;
b. Apabila efisiensi 50 maka diartikan bahwa tataniaga ayam ras pedaging di
daerah penelitian efisien.
3.6. Definisi Dan Batasan Operasional