masing perlakuan terhadap daging ayam dan bibit ayam tersebut mmenimbukan biayanya masing-masing dengan proporsi masing-masing Mubyarto, 1991.
2.2.5. Margin Tataniaga
Dari biaya-biaya tataniaga yang dijelaskan sebelumnya muncul istilah harga, sebagai nilai yang dikeluarkan konsumen terhadap suatu barang. Harga dari suatu barang
pada pelaku tataniaga yang satu dengan yang lain berbeda. Harga yang berbeda tersebut diindikasikan karena perbedaan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan
yang diambil oleh pelaku tataniaga tersebut. Seperti harga yang berlaku di tingkat produsen dengan harga yang berlaku di tingkat pedagang pengecer. Harga yang
berlaku di tingkat produsen terdiri dari biaya yang dikeluarkan selam berproduksi dan keuntungan yang diinginkan, namun keuntungan tersebut biasanya tidak terlalu
besar karena produsen mentapkan keuntungan mereka dengan cara “by feeling”. Namun para pedagang umumnya berorientasi pada keuntungan, cenderung
mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga selisih harga di tingkat produsen dan pedagang pengecer tersebut besar. Selisih harga tersebut disebut
marketing margin Sihombing, 2011. Tidak jauh berbeda dengan artian diatas, menurut Hanafiah dan Saefuddin 2006
pada suatu perusahaan istilah margin tataniaga merupakan sejumlah uang yang ditentukan secara internal accounting yang diperlukan untuk menutupi biaya dan laba
dan ini merupakan perbedaan antara harga pembelian dan harga penjualan. Apabila margin dinyatakan dalam persentase maka itu dapat juga disebut sebagai
mark-up. Mark-up adalah suatu persentase margin yang dihitung atas dasar harga
Universitas Sumatera Utara
pokok penjualan atau atas harga dasar penjualan eceran suatu barang Hanafiah dan saefuddin, 2006.
Dibawah ini adalah kurva pembentukan margin tataniaga suatu produk.
Keterangan:
Pr : Harga di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat petani
Sr : Penawaran di tingkat pengecer
Sf : Penawaran di tingkat petani
Dr : Permintaan di tingkat pengecer
Df : Permintaan di tingkat petani
Qr, f : jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer
Gambar 2. Hubungan Antara Harga Tingkar Produsen Dan Pengecer Terhadap Margin Tataniaga
Dari gambar 2 dapat dilihat pembentukan harga di tingkat produsen dan tingkat pedagang pengcer memunculkan margin atau perbedaan diantara keduanya. Jika
harga yang ditentukan pedagang pengecer semakin besar maka semakin besar pula margin tataniaganya dengan asumsi harga di tingkat produsen tetap. Begitu pula jika
P
Pf Pr
D f
Dr Sf
Sr
Qr, f Q
Universitas Sumatera Utara
harga di tingkat produsen turun sedangkan harga di tingkat pedagang pengecer adalah tetap maka margin tataniaganya juga akan semakin besar.
Menurut Sudiyono 2004 margin tataniaga dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu sebagai perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang
diterima petani dan sebagai biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Komponen margin
tataniaga ini terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga tataniaga dalam melakukan fungsi tataniaga yang disebut biaya fungsional functional cost. Selain
itu komponen margin tataniaga lainnya adalah keuntungan lembaga tataniag. Apabila dalam suatu tataniaga produk pertanian terdapat lembaga tataniaga yang melakukan
fungsi-fungsi pemasaran maka margin tataniaga secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut
� = ∑ ∑
���
� �=1
� �=1
+ ∑ ��………………………..1
Keterangan : M : Margin tataniaga
Ci : Biaya tataniaga untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-I oleh lembaga tataniaga ke-j
m : jumlah jenis biaya tataniaga n
: jumlah lembaga tataniaga atau rumusan yang lebih sederhana yaitu
� = �� − ��……………………………………2 Keterangan :
M : Margin tataniaga Pr : Harga di tingkat pengecer
Universitas Sumatera Utara
Pf : Harga di tingkat petani Disamping margin tataniaga tersebut, menurut Sihombing 2011 perlu
diperhitungkan share biaya dan share keuntungan masing-masing lembaga perantara tataniaga serta share petani produsen untuk mengetahui seberapa besar
bagian masing-masing lembaga perantara terhadap biaya dan keuntungannya serta keuntungan bagi pihak petani produsen. Model perhitungan share biaya dan share
keuntungan serta share petani produsen masing-masing tersebut ialah sebagai berikut:
��� = �� �� − �� �
× 100.......................................3 ��� = �� �� − ��
� × 100........................................4
�� = �� �� � × 100...................................................5
Menurut Sihombing 2011 margin tataniaga dapat berbeda pada beberapa produk. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh:
a. Sifat produk tersebut yang berhubungan dengan proses aktivitas tataniaga;
b. Volume barang-barang yang besar, karena onglos angkutan dan
penyimpanannya juga lebih besar; c.
Adanya pengolahan yang lebih lengkap sehingga margin tataniaganya juga lebih besar;
d. Adanya lembaga tataniaga yang terorganisir dan tidak terorganisir. Suatu system
tataniaga yang integrasi vertikalnya tinggi dan keterangan pasar yang baik akan mempengaruhi harga yang diterima produsen.
Universitas Sumatera Utara
Dalam suatu kegiatan tataniaga terdapat perbedaan kepentingan dimana ada pihak produsen yang menghendaki penghasilan yang tinggi dengan harga yang tinggi dan
konsumen yang menhendaki harga yang relative jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan oleh produsen tersebut. Perbedaan tersebut mempengaruhi margin
tataniaga dalam melakukan fungsi-fungsi pemasaran ditambah untuk keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
margin tataniaga ini. Jumlah yang dikonsumsi sangat dipengaruhi oleh variabel harga eceran dan
pendapatan konsumen. Secara umum dapat dibentuk fungsi sebagai berikut: �� = ���, �…………………………………….6
Keterangan : Qc : Jumlah yang dikonsumsi
Pr : harga eceran Y : pendapatan konsumen
Sedangkan lembaga tataniaga yang berrientasi pada pencapaian keuntungan
semaksimal mungkin, dengan harga di tingkat petani yang rendah dan harga di tingkat konsumen yang tinggi. Di samping itu struktur pasar dan perilaku pasar juga
dapat mempengaruhi perilaku lembaga tataniaga. Secara umum jumlah yang di transaksikan lembaga oemasaran dapat ditulis:
�� = ���, ��, �
2
………………………………7 Keterangan :
Qt : jumlah yang ditransaksikan lembaga tataniaga Pf : harga di tingkat petani
Universitas Sumatera Utara
Pr : harga di tingkat pengecer V
2
: variabel- variabel yang memepengaruhi tingkah laku tataniaga secara kelompok
2.2.6. Efisiensi Tataniaga