3. Perencanaan produksi jangka pendek Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang
dari 1 bulan, dan bentuk perencanaanya adalah berupa jadwal produksi. Tujuan dari dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan actual yang
dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima dengan sumber daya yang tersedia jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator,
tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada , sesuai batasan – batasan yang ditetapkan pada perencanaan agregat.
Nasution, Arman Hakim, 2008 .
2.3.3. Perencanaan produksi agregat
Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup persediaan, penjadwalan kapasitas, dan sumber daya. Semakin besar fasilitas
industry, masalah perencanaan dan pengendalian menjadi semakin sukar. Bagian perencanaan dan pengendalian produksi harus menjadwalkan produksi untuk
memenuhi permintaan berbagai produk yang berbeda, sehingga jadwal induk yang memenihi kebijaksanaan operasi dan pelayanan konsumen perusahaan harus
dicari. Kusuma Hendra, 2004 Perencanaan produksi agregat merupakan produksi jangka menengah.
Perencanaanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau bisa bervariasi dari 1 sampai 3 tahun. Perencanaan tersebut tergantung pada karakteristik produk dan
jangka waktu produksi. Tujuan dari perencanaan agregat ini adalah menyusun
suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber – sumber atau alternative – alternative yang tersedia
dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk. Perencanaan agregat ini merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi yang dipakai untuk
penyusunan jadwal induk produksi JIP . Baroto Teguh, 2002 Secara umum perencanaan produksi agregat dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar. 2.7. Proses Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Sumber : Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Nasution Arman Hakim, 2008
Sedang yang dimaksud dengan perencanaan produksi yaitu bagaimana mengolah data yang ada, mulai dari meramalkan permintaan konsumen,
menentukan kapasitas dan fasilitas produksi yang digunakan dan terakhir mengalokasikan permintaan yang ada pada alternative produksi yang dapat
digunakan. Sehingga secara lebih sederhana pembuatan rencana produksi Agregat dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Nasution Arman Hakim, 2008
Kebutuhan Gudang Peramalan
Kebutuhan Komponen dan Pemeliharaan
Estimasi Permintaan
Penyesuian Persediaan Pesanan - pesanan
Perencanaan Produksi Agregat
MPS RCCP
PERIODIK
Gambar 2.8.
Prosedur Perencanaan Produksi Agregat Sumber : Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Nasution Arman Hakim,
2008 Setelah perencanaan agregat dibuat, maka hasilnya akan di disagregatkan
kedalam kebutuhan – kebutuhan tahapan waktu untuk masing – masing jenis produksi individual product . Perencanaan disagregat ini disebut Jadwal Induk
Produksi master production schedule, MPS . Jadwal induk produksi ini biasanya menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selam periode waktu antara
6 sampai 12 bulan. Jadwal induk produksi MPS bukanlah merupakan peramalan, tetapi lebih merupakan suatu jadwal yang berisi tentang “ kapan “
PHASE 1
Peramalan Permintaaan Agregat
Time Series With Seasionals
PHASE 4
Alokasi Pemintaan PadaPeriode Produksi
Inventory Moving Average
Exponential Smoothing
Yang Lain Penetapan
Tenaga Kerja : - Over time
- Undertime
Harga
Promosi Waktu Pengiriman
yang Fleksibel Produk
Komplementer
PHASE 2
Smooth Utilisasi Kapasitas
PHASE 3
Penentuan Alternatif Produksi yang Layak
Variabel Tenaga Kerja :
- Penyewaan - Pemberhentian
Backorder
Subkontrak Biaya Linier
Trial and Error
Heuristik dan Penentuan Model
cocok untuk semua tipe biaya
Linear Decision Rute
Biaya Non Linear Linear
Programming : - Transportation
- Simplex
Yang Lain
REGULER
produksi harus diselesaikan MPS semakin berperan dalam sistem manufaktur yang besar.
2.4. Perencanaan Kapasitas Produksi