fisik pekerja juga relatif tidak jauh berbeda dengan kondisi fisik pada saat pengukuran kerja dilakukan.
c. Performance mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk seluruh periode kerja yang ada.
Aktivitas pengukuran kerja dengan jam henti stopwatch dapat diaplikasika pada pekerjaan manufaktur maupun non-manufaktur asalkan kriteria-
kriteria dibawah ini bisa terpenuhi : a. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform.
b. Isi pekerjaan itu harus homogen. c. Hasil kerja output harus dapat dihitung secara nyata kualitatif baik
secara keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung. d. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga
akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya. Wignjosoebroto Sritomo, 2003
2.1.2. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja
Ada tiga metode yang umum dipakai untuk mengukur elemen-elemen kerja yang menggunakan jam henti Stopwacth yaitu pengukuran waktu kerja
secara terus menerus Continous timing, pengukuran waktu berulang-ulang Repetitive timing, dan pengukuran waktu secara penjumlahan Accumulative
timing. 1. Pengukuran waktu kerja terus menerus Continous timing.
Dalam pengukuran ini pengamat kerja akan menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum petunjuk stopwacth
berjalan terus menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung. Disini pengamat kerja terus menerus mengamati jalannya jarum stop wacth
dan mencatat waktu yang ditunjukkan setiap akhir dari elemen-elemen kerja pada lembar pengamatan. Waktu sebenarnya dari masing-masing elemen
diperoleh dari pengurangan pada saat waktu selesai dilaksanakan. 2. Pengukuran waktu kerja secara berulang-ulang Repetitive timing.
Pengukuran ini kadang-kadang disebut sebagai snop back methods. Pada metode ini jarum penunjuk stop watch akan dikembalikan snop back ke
posisi semula nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang diukur. Setelah dilihat dan dicatat waktu kerja yang diukur kemudian tombol ditekan lagi dan
segera jarum penunjuk bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya. Dengan cara demikian maka data waktu untuk setiap elemen kerja yang diukur
akan dapat dicatat secara langsung tanpa ada pekerjaan tambahan untuk pengurangan seperti yang dijumpai dalam metode continous timing.
3. Pengukuran waktu kerja akumulatif. Pada waktu kerja ini memungkinkan pembaca secara langsung untuk masing-
masing elemen kerja yang ada. Didalam cara ini akan digunakan dua atau lebih, stopwatch akan bekerja secara bergantian. Stopwatch ini akan
didekatkan sekaligus pada papan-papan pengamatan dan dihubungkan pada suatu tuas. Apabila stopwatch pertama dijalankan maka stopwatch kedua
ketiga akan berhenti dan jarum akan tetap pada posisi nol. Metode accumulative memberikan keuntungan tersendiri didalam hal akan pembacaan
akan lebih mudah dan lebih teliti karena jarum stopwatch tidak dalam keadaan bergerak pada saat pembacaan data. Wignjosoebroto Sritomo, 2003
2.1.3. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pengukuran Waktu Kerja.