pembelian terhadap kinerja pemasaran yang berorientasi pada keunggulan bersaing berkelanjutan. Berdasarkan kerangka konseptual, model kurang bagus
oleh karena itu perlu memodifikasi model supaya model jadi bagus. Hasil modifikasi menunjukkan bahwa Bauran Pemasaran berpengaruh tidak signifikan
terhadap Produk sebesar - 0,097, Bauran Pemasaran berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga sebesar -0,197, Bauran Pemasaran berpengaruh tidak signifikan
terhadap Distribusi sebesar -0,226, Bauran Pemasaran berpengaruh tidak signifikan terhadap Promosi sebesar 0,038, Bauran Pemasaran berpengaruh
signifikan terhadap Lokasi sebesar 0,335, Bauran Pemasaran berpengaruh signifikan terhadap Keragaman Produk sebesar 0,737, Bauran Pemasaran
berpengaruh signifikan terhadap Pelayanan sebesar 0,375, Kebijakan Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Bauran Pemasaran sebesar 0,601, Kebijakan
Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Konsumen sebesar 0,320, Perilaku Konsumen berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
sebesar 0,305, Keputusan Pembelian berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemasaran sebesar 0,345 dan Kinerja Pemasaran berpengaruh signifikan terhadap
Keunggulan Bersaing Berkelanjutan sebesar 0,523.
2.15. Hipotesis Penelitian
Hepotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pegecekannya
Sujdana, 2002. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka itu disebut hipotesis
statistik Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur
untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan uji hipotesis.
Untuk pengujian hipotesis, penelitian dilakukan, sempel acak diambil, nilai-nilai statistik yang perlu dihitung kemudian dibandingkan – menggunakan
kriteria tertentu – dengan hipotesis. Jika hasil yang didapat dari penelitian itu, dalam pengertianpeluang, jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi
berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya hipotesis diterima. Perlu dijelaskan di sini bahwa meskipun berdasarkan penelitian kita
telah menerima atau menolak hipotesis, tidak berartibahwa kita telah membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran hipotesis. Yang diperlihatkan
hanyalah menerima atau menolak hipotesis saja. Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang
dapat terjadi, dikenal dengan nama-nama : a.
Kekeliruan tipe 1 : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
b. Kekeliruan tipe 2 : ialah menerima hipotesis yang seharusnya
ditolak. Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis, jelas
kiranya bahwa kedua tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin. Agar penelitian dapat dilakukan maka kedua tipe kekeliruan itu dinyatakan dalam
peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan α baca :
alfa dan peluang membuat kekeliruan tipe II dinyatakan dengan β baca : beta.
Berdasarkan ini, kekeliruan tipe I dinamakan pula kekeliruan α dan kekeliruan
tipe II dikenal dengan kekeliruan β.
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian yang telah dijelaskan maka dapat diajukan hipotesis secara statistik bahwa hipotesis nol
diterima atau dengan kata lain H diterima sehingga hipotesis alternatif tidak bisa
diterima atau dengan kata lain H
1
ditolak. H
: λ
i
= 0 untuk H
1
: λ
i
Kreteria pengujian didapat dari nilai t – hitung = λ
i
dan t – tabel pada level 0,05 dengan df degrees of freedom. Apabila t – hitung t – tabel, dapat
disimpulkan bahwa H menyatakan bahwa koefisien
λ
i
sama dengan nol diterima, karena itu nilai
λ
i
adalah tidak signifikan. Sedangkan apabila t – hitung t – tabel, dapat disimpulkan bahwa H
1
menyatakan bahwa koefisien λ
i
sama dengan nol ditolak, karena itu nilai
λ
i
adalah signifikan Maka dapat diajukan hipotesis sebanyak 13 tiga belas, yaitu sebagai
berikut : 1.
Hipotesis pertama H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Produk X1.1. H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Produk X1.1. 2.
Hipotesis kedua H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Harga X1.2. H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Harga X1.2.
3. Hipotesis ketiga
H =
diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan terhadap Distribusi X1.3.
H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Distribusi X1.3. 4.
Hipotesis keempat H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Promosi X1.4. H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Promosi X1.4. 5.
Hipotesis kelima H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Lokasi X1.5. H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Lokasi X1.4. 6.
Hipotesis keenam H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Keragaman produk yang dijual X1.6. H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Keragaman produk yang dijual X1.6. 7.
Hipotesis ketujuh H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Pelayanan X1.7.
H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pelayanan X1.7. 8.
Hipotesis kedelapan H
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 berpengaruh signifikan
terhadap Kemudahan Mendapat Produk X1.8. H
1
= diterima, apabila Bauran Pemasaran X1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kemudahan Mendapat Produk X1.8. 9.
Hipotesis kesembilan H
= diterima, apabila Kebijakan Perusahaan X.1 berpengaruh signifikan
terhadap Bauran Pemasaran X1. H
1
= diterima, apabila Kebijakan Perusahaan X.1 tidak berpengaruh
signifikan terhadap Bauran Pemasaran X1. 10.
Hipotesis kesepuluh H
= diterima, apabila Kebijakan Perusahaan X.1 berpengaruh signifikan
terhadap Perilaku Konsumen Y1. H
1
= diterima, apabila Kebijakan Perusahaan X tidak berpengaruh signifikan
terhadap Perilaku Konsumen Y1. 11.
Hipotesis kesebelas H
= diterima, apabila Perilaku Konsumen Y1 berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Y2. H
1
= diterima, apabila Perilaku Konsumen Y1 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Y2.
12. Hipotesis keduabelas
H =
diterima, apabila Keputusan Pembelian Y2 berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen Y3.
H
1
= diterima, apabila Keputusan Pembelian Y2 tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Konsumen Y3. 13.
Hipotesis ketigabelas H
= diterima, apabila Kepuasan Konsumen Y3 berpengaruh signifikan
terhadap Loyalitas Konsumen Y4. H
1
= diterima, apabila Kepuasan Konsumen Y3. tidak berpengaruh
signifikan terhadap Loyalitas Konsumen Y4.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilakukan di PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA – GRAMEDIA EXPO Surabaya. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret 2010 sampai dengan data yang diperlukan memenuhi.
3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1. Identifikasi Variabel
Metode menguji hipotesa studi ini, harus diidentifikasikan variabel – variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam studi ini. Ditinjau dari kepentingan
studi ini, variabel sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau merupakan faktor – faktor yang mempunyai peranan dalam gejala atau peristiwa
yang diamati. Identifikasi variable merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan
variable-variabel yang ada dalam penelitian. Variabel merupakan suatu atribut yang memiliki variasi nilai. Variabel studi ini diklasifikasikan sesuai dengan
hipotesis yang telah dirumuskan. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah :