suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui suatu transaksi yang mengakibatkan terjadinya pembelian ulang
dan berlanjut pada kesetiaan. Oleh karena itu, terdapat keterkaitan antara kepuasan dengan loyalitas toko menurut Loudon 1993, ”Satisfaction with the
process will lead through feedback to a reinforcement in the store’s image, which will then increase the likehood of continued patronage, that is, greater store
loyalty”. Artinya kepuasan dan prosesnya akan dapat memberikan peranan yang penting untuk dapat memberikan timbal balik untuk menguatkan image suatu
toko, dimana kemudian akan meningkatkan kemungkianan untuk berlangganan yang berkelanjutan sehingga menciptkan loyalitas yang lebih besar. Konsumen
yang merasa puas atas suatu produk atau jasa yang telah dibeli pada suatu toko akan berpikir untuk membeli kembali produk atau jasa di toko tersebut. Pembelian
yang berulang tersebut akan membuat konsumen menjadi loyal terhadap suatu toko.
2.13. Structural Equation Modelling SEM
Structural Equation Modelling SEM merupakan sekumpulan teknik – teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkain hubungan yang
relatif “rumit” secara simultan Waluyo, 2008. Hubungan yang rumit tersebut dapat diartikan sebagai rangkaian hubungan yang dibangun antara satu atau
beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, dimana setiap variabel dependen dan independen berbentuk faktor atau konstruk
yang dibangun dari beberapa indikator yang diobservasi atau diukur langsung.
SEM structural equation modelling cocok digunakan untuk mengkonfirmasi dari berbagai indikator untuk sebuah dimensi konstruksi
konsep faktor, menguji kesesuain ketepatan sebuah model berdasarkan data empiris yang diteliti, menguji kesesuaian model sekaligus hubungan kwalitas
antar faktor yang dibangun diamati dalam model tersebut. Keunggulan aplikasi SEM structural equation modelling dalam penelitian manajemen adalah karena
kemampuan untuk menampilkan sebuah model koprehensif bersamaan dengan kemampuannya untuk mengkonfirmasi dimensi atau faktor dari sebuah konsep
melalui dalam sebuah indikator – indikator empiris serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh faktor yang secara teoritis ada Ferdinand, 2002. Oleh
karena itu SEM structural equation modelling biasanya dipandang sebagai kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi, dan tentu saja bisa
diaplikasikan secara terpisah hanya dalam analisis faktor ataupun hanya dalam analisis regresi. Beberapa konvensi yang berlaku dalam SEM structural equation
modelling sebagai berikut : a.
Variabel terukur measured variable adalah variabel ini disebut juga observed variables, indikator variables atau multivest variables. Variabel
terukur adalah variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian lapangan, misalnya melalui instrumen – instrumen survey. Digambarkan dalam bentuk
segi empat atau bujur sangkar. b.
Faktor adalah variabel bentukan yang dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata. Variabel ini yang dapat disebut sebagai
letent variable karena merupakan bentukan, konstruk atau unobserved variable. Faktor digambarkan dalam bentuk oval atau elips
c. Hubungan antar variabel adalah hubungan antar variabel tersebut dinyatakan
dalam bentuk garis. Bila tidak ada garis berarti tidak ada hubungan langsung terhadap yang di hipotesakan. Bentuk-bentuk garis dari hubungan antar
variabel tersebut adalah :
Garis dengan anak panah satu arah Garis ini menunjukkan adanya hubungan kualitas regresi yang
dihipotesakan antara dua variable, dimana variable yang dituju oleh anak garis panah satu arah ini adalah veriabel dependenendogen dan yang tidak
dituju oleh anak panah satu arah adalah veriabel independent eksogen.
Garis dengan anak panah dua arah Garis ini menunjukkan adanya korelasi antara dua variabel. Bila penelitian
ini meregresikan dua buah veriabel independen terhadap dua veriabel dependen, maka syarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya korelasi
antara veriabel independen. Jika garis ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi kemudian layak atau tidak dilakukan regresi antar variabel.
Pemodelan SEM structural equation modelling dapat dilakukan dengan pendekatan dua langkah two step modelling approach yaitu pertama
mengembangkan model pengukuran dan kedua adalah model struktural. Measurment model ini dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai
validitas konvergen dan validitas diskriminan, sedangkan model struktural menyajikan penyajian penilaian validitas prediktif Santoso, 2009. Di dalam
pemodelan SEM akan bekerja dengan “konstruk” atau “faktor” yaitu konsep – konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai
hubungan. Konstruk – konstruk yang dibangun dalam diagram jalur di atas dapat
dibedakan dalam 2 kelompok konstruk, yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen.
Konstruk eksogen exogenous construct dikenal juga sebagai source
variable atau independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model. Secara diagramatis, konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh
garis dengan satu ujung panah. Dalam gambar terlihat adanya sebuah garis lengkung dengan anak panah 2 ujung. Garis lengkung ini tidak menjelaskan
sebuah kausalitas melainkan untuk mengindikasikan adanya korelasi, karena syarat yang harus dipenuhi dalam uji regresi adalah tidak ada korelasi antar
variabel independen dalam sebuah model. Dengan garis lengkung ini, peneliti dapat mengamati berapa kuatnya tingkat korelasi antar kedua konstruk yang akan
digunakan untuk analisis lebih lanjut.
Konstruk endogen endogenous construct adalah faktor yang diprediksi
oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat
berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Berdasarkan pijakan teoritis yang cukup, seorang peneliti dapat menentukan mana yang akan diperlakukan sebagai
konstruk endogen dan mana sebagai konstruk eksogen Solimun, 2004.
2.14. Penelitian Terdahulu