Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal Pengujian Model dengan One Step Approach Evaluasi Model

40 Construct Reliability = ∑ ∑ + } ej ] Loading dardize tan S {[ Loading dardize tan S Variance Extracted = ∑ ∑ + } ej ] Loading dardize tan S {[ Loading dardize tan S Sementara ej dapat dihitung dengan formula uj = 1 – [standardize loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah 0,7 dan variance extracted 0,5 Hair et.al., 1998. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.0,1 dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weight terdapat setiap butir sebagai indikatornya.

3.5.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dan bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada tabel berarti signifikan.

3.5.4. Pengujian Model dengan One Step Approach

Dalam metode SEM, model pengukuran dan model struktur parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi fit model. One Step Approach to SEM digunakan apabila model diyakini landasan teori yang kuat serta validitas dan realibilitas yang sangat baik. 41

3.5.5. Evaluasi Model

Hair et.ul., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teori dan data empiris. Jika model teoritas menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan Structural equation modeling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria goodness of fit, yakni Chi-Square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks kesesuaian dan out-off value untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau tidak ditolak adalah : 1. X 2 Alat uji paling fundamental untuk mengukur model fit adalah likehood ratio Chi-square statistic. Chi square ini bersifat sangat – CHI – SQUARE STATISTIC 42 sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Semakin kecil semakin baik model itu. 2. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah sebuah indek yang dapat digunakan untuk menkompensasi chi-square dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. 3. GFI – Goodness of Fit Index GFI adalah analog dan R 2 4. AGFI – Adjusted Goodness – of Fit Index dalam regresi berganda. GFI adalah sebuah ukuran non-statical yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dan varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proposal tertimbang dan varians dalam sebuah matriks konvarians dalam sebua matriks kovarians sampel. 5. CMINDF The minimum sample discrepancy function CMIN dibagi dengan degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMINDF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah modal. Dalam hal ini 43 CMIN tidak lain adalah statistic chi-square, X 2 dibagi DF-nya sehingga disebut X 2 6. TLI – Tucker Lewis Index – relative. TLI adalah sebuah alternative incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. 7. CFI – Comparative Fit Index Besaran indeks ini adalah rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi – a very good fit. Keunggulan dan indeks ini bahwa indeks ini besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan suatu model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative Noncentrality Index RNI. Dengan demikian indeks-indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan sebuah model adalah seperti yang diringkas dalam tabel berikut ini : Tabel 1 : Goodness of Fit Indeks GOODNESS OF FIT INDEX KETERANGAN OUT-OFF VALUE Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi dengan covariance sampel apakah model sesuai dengan data Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 2 Probability Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance yang diestimasi. Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0.05 44 GOODNESS OF FIT INDEX KETERANGAN OUT-OFF VALUE RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-square apa sampel besar. ≤ 0.08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R dalam regresi berganda] ≥ 0.90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0.90 CMINDF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2.00 TL Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0.95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model. ≥ 0.94 Sumber : hair et.al,…1998 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah PT. Tang Mas Frutang PT. Tang Mas atau yang lebih dikenal dengan nama 2 Tang grup adalah perusahaan daun the terbaik di Indonesia. Pertamakali PT. Tang Mas berdiri pada tahun 1942 dengan nama PT. Tunggal Naga yang memproduksi daun the pilihan dengan berbagai macam pilihan. Salah satu tea pilihan terbaiknya adalah jasmine tea yang terbuat dari the hijau dan bunga melati.Setelah beralih nama menjadi PT. Tang Mas jasmine tea masih merupakan produk unggulannya namun kini dikemas dalam bentuk botol. Sekarang PT. Tang Mas juga memproduksi air mineral dan berbagai macam minuman yang diberi merek 2 Tang. PT. Tang Mas juga bekerja sama dengan PT. Duta Serpak Inti yang memproduksi the hitam, the melati dan the hijau. Produk-produk tersebut dikemas dengan merek 2 Tang. Frutang sendiri baru dirilis oleh PT. Tang Mas pada tahun 2002, dan di tahun 2004 distribusinya sudah menjangkau seluruh bagian pasar nasional. Merek ini pun mulai mengalami inovasi pada kemasannya pada tahun 2006 dengan merilis kemasan printing yang tidak transparan lagi. Dua tahun berikutnya lantaran pertimbangan kompetisi dan munculnya pemain baru, mereka meluncurkan kemasan 230 mililiter yang formatnya lebih tinggi dari ukuran cup dan harga ecerannya juga lebih mahal. Selain itu dari segi kemasan dan harga yang berubah frutang juga melakukan inovasi dari segi rasa dengan menambah