Pemberian antibiotika terlalu lama kategori IIIa

Kemenkes, 2011. Pada penelitian ini tidak ada satupun kasus yang menjalani kultur darah, sehingga pemilihan terapi termasuk terapi empiris Kemenkes, 2011 dan antibiotika empiris yang diberikan berpedoman pada SPO rumah sakit. Literatur yang digunakan untuk penatalaksanaan sepsis neonatal di RSUD Panembahan Senopati adalah SPO RSUD Panembahan Senopati tahun 2014, dan penatalaksanaan pada rumah sakit tersebut sudah sesuai dengan yang disarankan IDAI 2009 dan WHO 2012. Antibiotika yang digunakan pada penelitian ini merupakan antibiotika dengan spektrum luas, karena kuman penyebab infeksi pada pasien tidak diketahui Setiabudy, 2007, sehingga terapi yang diberikan merupakan terapi empiris. Tidak terdapat peresepan antibiotika yang termasuk dalam kategori ini karena pemilihan terapi sudah sesuai dengan terapi empiris yang dianjurkan oleh literatur.

7. Pemberian antibiotika terlalu lama kategori IIIa

Durasi penggunaan antibiotika pada setiap jenis antibiotika berbeda, tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit. Menurut SPO RSUD Panembahan Senopati tahun 2014 durasi penggunaan ampisillin dan gentamisin selama 5-7 hari, durasi penggunaan sefotaksim dan amikasin selama 7 hari, dan durasi terapi untuk seftazidim-netilmisin selama 7 hari, namun durasi tersebut sangat tergantung dengan kondisi dan kebutuhan terapi pasien. Berdasarkan hasil evaluasi yang termasuk dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kategori IIIa adalah peresepan kombinasi ampisillin-gentamisin dan kombinasi sefotaksim-amikasin. a. Peresepan kombinasi ampisillin-gentamisin yang termasuk dalam kategori IIIa adalah kasus 2, 3, 11, 18, 20, 21, 26, 27 dan 29. Kasu- kasus tersebut termasuk dalam kategori IIIa karena pemberian terapi melebihi durasi pemberian terapi yang disarankan. Durasi pemberian terapi ampisillin-genamisin bagi pasien yang tidak menunjukkan perbaikan klinis adalah selama 3-5 hari SPO 2014. Jika pasien menunjukkan perbaikan setelah 3 hari terapi maka ampisillin- gentamisin diberikan selama 5-7 hari SPO 2014. b. Peresepan kombinasi sefotaksim-amikasin yang termasuk dalam kategori IIIa adalah kasus 7, 17, dan kasus 25 karena durasi pemberian antibiotika melebihi durasi yang disarankan. Menurut SPO 2014 pemberian sefotaksim-amikasin adalah selama 7 hari. Bila setelah pemberian sefotaksim-amikasin selama 5-7 hari keadaan tetap tidak membaik dan bila kultur darah tidak bisa dilakukan serta kodisi memburuk sebelum 5 hari maka sefotaksim-amikasin dihentikan, diganti dengan seftazidim-netilmisin sampai 7 hari terhitung sejak pertama kali dijumpai perbaikan SPO, 2014. Pada kasus-kasus tersebut apabila dilakukan analisis lebih lanjut di luar analisis metode Gyssens didapatkan ketidaktepatan dosis pada peresepan ampisillin kasus 11, dosis terlalu tinggi, sefotaksim kasus 7, 17, dan 25, dosis terlalu tinggi, amikasin kasus 7 dan kasus 25, dosis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terlalu tinggi. Selain itu, ditemukan ketidakepatan dosis dosis terlalu rendah disertai ketidaktepatan interval pemberian yang terjadi pada peresepan gentamisin pada kasus 2 dan 3.

8. Pemberian antibiotika terlalu singkat kaegori IIIb

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

1 11 205

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

0 4 205

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan Metode Gyssens Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta

2 33 17

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien ibu hamil rawat inap tahun 2015-2016 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman Yogyakarta.

0 1 62

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi peresepan antibiotika profilaksis dengan metode gyssens pada pasien yang menjalani operasi sesar pada Bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2 21 186

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Januari-Desember 2013.

2 8 201

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien ibu hamil rawat inap tahun 2015 2016 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman Yogyakarta

0 0 60

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 2 9