dengan metode Gyssens. Selain itu, alasan pemilihan lokasi penelitian di rumah sakit tersebut karena pengurusan perijinan yang jelas dan mudah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan peresepan antibiotika pada infeksi sepsis neonatal di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan peresepan antibiotika di rumah sakit tersebut, khususnya pada pasien sepsis neonatal.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah profil pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap periode Maret-
April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta? 2.
Seperti apakah profil peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap periode Maret-April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta? 3.
Seperti apakah ketepatan peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap periode Maret-April 2015 di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta yang dievaluasi menggunakan Metode Gyssens?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui evaluasi peresepan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di instalasi rawat inap
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan profil pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta b.
Mendeskripsikan profil peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis neonatal rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
c. Mengevaluasi ketepatan peresepan antibiotika pada pasien infeksi sepsis
neonatal rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang dievaluasi menggunakan Metode Gyssens
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mendapatkan informasi ketepatan peresepan antibiotika yang dievaluasi berdasarkan kriteria Gyssens. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran bagi peneliti selanjutnya mengenai evaluasi kualitatif peresepan
antibiotika yang dikaji dengan kriteria Gyssens. 2.
Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan ketepatan peresepan antibiotik dari segi kualitas di
rumah sakit yang bersangkutan.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan evaluasi penggunaan antibiotika yang pernah dilakukan antara lain:
1. Penelitian dengan judul “Evaluasi pemberian antibiotik untuk mencegah
kejadian sepsis neonatorum klinis dini pada neonatus dengan potensial terinfeksi di RS. Dr. Sa
rdjito,Yogyakarta” yang dilakukan oleh Darmawati 2001 di RS Dr. Sardjito Yogyakarta dengan jenis penelitian kohort
retrospektif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian antibiotika profilaksis pada bayi baru lahir dengan potensial terinfeksi sepsis
neonatorum klinis dini tidak ada perbedaan bermakna dibandingkan dengan tanpa pemberian antibiotika profilaksis. Perbedaan dari penelitian tersebut
adalah lokasi penelitian yang dilakukan di RS Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2000, penelitian tersebut menilai mengenai antibiotika profilaksis yang
digunakan sedangkan penelitian ini mengevaluasi mengenai antibiotika terapi yang digunakan untuk sepsis neonatal. Penelitian tersebut menggunakan
rancangan penelitian Cohort retrospektif, sedangkan penelitian ini dengan rancangan case series.
2. Penelitian dengan judul “Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik dengan
Metode Gyssens di Ruang Kelas 3 Infeksi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Secara Prospektif” yang dilakukan oleh Pamela 2011. Perbedaan
dengan penelitian tersebut adalah lokasi penelitian yang dilaksanakan di RSCM Jakarta pada tahun 2011, dan jenis penelitian yaitu secara prospektif
dengan disertai intervensi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan penggunaan antibiotika yang rasional sebesar 60,4 dan penggunaan
antibiotika yang tidak rasional sebesar 39,6. Berdasarkan hasil penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diketahui intervensi apoteker dapat meningkatkan kualitas penggunaan antibiotika.
3. Penelitian dengan judul “Kajian Literatur Rasionalitas Peresepan Antibiotika
Berdasarkan Kriteria Gyssens Pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Juli 2013” yang dilakukan oleh
Prabawa 2014. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah lokasi penelitian yaitu di Rumah Sakit Umum Panti Nugroho Yogyakarta yang dilaksanakan
pada tahun 2013, dan perbedaan objek penelitian dimana dalam penelitian ini dilaksanakan pada pasien infeksi secara umum pada pediatrik rawat inap.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peresepan antibiotika yang rasional sebesar 52.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, studi literatur ketepatan peresepan antibiotika pada infeksi sepsis neonatal di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta dengan metode Gyssens belum pernah dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sepsis Neonatal
1. Definisi, Gejala dan Tanda
Sepsis neonatal adalah sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan IDAI, 2009. Bakteri,
virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada neonatus IDAI, 2009. Sepsis neonatal dibagi menjadi 2 yaitu sepsis awitan dini dan sepsis
awitan lambat. Tanda gejala sepsis awitan dini ditemukan dibawah umur 3 hari dan infeksi terjadi secara vertikal karena infeksi yang diderita ibu selama
persalinan atau kehamilan. Sepsis awitan lambat disebabkan oleh kuman yang berasal dari lingkungan yang muncul setelah 3 hari kelahiran. Infeksi
semacam ini disebut infeksi horizontal dan termasuk infeksi karena kuman nosokomial Aminullah, 2008. Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak
spesifik dengan diagnosis banding yang sangat luas, termasuk gangguan nafas, penyakit metabolik, hematologik, susunan saraf pusat, penyakit jantung, dan
proses infeksi lainnya Pusponegoro, 2000. Menurut SPO RS 2014 penegakan diagnosis sepsis neonatal didasarkan pada terdapatnya lebih dari
satu gejala tanda paling tidak dari 4 kelompok gejala sebagai berikut: a.
Gejala umum, seperti bayi tampak sakit, tidak mau minum, kenaikan atau penurunan suhu tubuh, skleremaskleredema.
b. Gejala gastrointestinal, seperti perut kembung, diare, dan muntah.