Tujuan Terapi Sasaran Terapi Terapi Antibiotika

C. Terapi Antibiotika untuk Sepsis Neonatal

1. Tujuan Terapi

Tujuan terapi sepsis adalah pemberantasan agen infeksi sepsis secara cepat, menghindari perkembangan sepsis menjadi syok sepsis, mencegah komplikasi yang menyebabkan kegagalan fungsi organ, mencegah mortalitas dan morbiditas Aminullah, 2008.

2. Sasaran Terapi

Sasaran terapi sepsis neonatal adalah gejala sepsis neonatal, inflamasi sistemik, gangguan nafas, penyakit metabolik, penyakit hematologik, penyakit susunan saraf pusat, hipotensi, hiperglikemia, dan proses infeksi lainnya Dipiro, 2008; Pusponegoro, 2000.

3. Terapi Antibiotika

Tujuan utama dari terapi sepsis neonatal adalah mengeliminasi kuman penyebab infeksi, namun untuk menentukan kuman secara spesifik tidaklah mudah serta membutuhkan waktu yang cukup lama. Agar tujuan terapi tercapai, pemberian antibiotika harus segera dilakukan. Oleh karena itu pemberian antibiotika empiris harus segera dilakukan untuk mencegah berkembangnya penyakit Aminullah, 2008. Pemberian antibiotika empiris harus memperhatikan pola kuman penyebab infeksi tersering dan pola resistensi kuman terhadap antibiotika Kemenkes, 2011. Segera setelah diketahui hasil kultur darah, jenis antibiotika yang digunakan disesuaikan dengan kuman penyebab infeksi. Pada umumnya terapi antibiotika yang diberikan merupakan antibiotika kombinasi yang bertujuan untuk memperluas cakupan mikroorganisme patogen yang mungkin diderita pasien Aminullah, 2008. Diupayakan kombinasi antibiotika tersebut sensitif terhadap bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Antibiotika yang dipilih adalah golongan ampisillinkloksasilinvankomisin dan golongan aminoglikosida sefalosporin Aminullah, 2008. Lama pengobatan tergantung pada jenis kuman penyebab. Pada penderita yang disebabkan oleh kuman Gram positif lama terapi yang dianjurkan adalah 10-14 hari, sedangkan penderita dengan kuman Gram negatif pengobatan diteruskan sampai 2-3 minggu Aminullah, 2008. Terapi empiris lini pertama untuk sepsis neonatal menurut WHO 2012 adalah kombinasi ampisillin atau penisillin dan gentamisin, dengan durasi pemberian minimal selama 10 hari. Kombinasi ampisillin dan golongan aminoglikosida mempunyai efek sinergis melawan Group-B streptococci dan Listeria monocytogenes Polin, 2012. Terapi empiris yang disarankan oleh WHO 2012 juga sesuai dengan terapi yang disarankan oleh IDAI 2009, yaitu kombinasi ampisillin dan gentamisin sebagai terapi lini pertama dan sefotaksim sebagai lini kedua sepsis neonatal. Dosis antibiotika yang disarankan oleh IDAI 2009 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel I. Dosis Antibiotika untuk Terapi Sepsis Neonatal Menurut IDAI 2009 Antibiotika Rute Pemberian Dosis mg Hari 1-7 Hari 8+ Ampisillin IV, IM 50 mgkg12 jam 50 mgkg8 jam Sefotaksim IV 50 mgkg8 jam 50 mgkg6 jam Gentamisin IV, IM 2kg: 3mgkg24 jam 7,5 mgkg12 jam 2kg: 5mgkg24 jam 7,5 mgkg12 jam Menurut SPO 2014, antibiotika awal yang diberikan sebelum hasil kultur didapatkan adalah ampisillin dan gentamisin. Pemberian antibiotika harus disertai penilaian kondisi pasien secara ketat untuk melihat perkembangan pasien. Bila kultur darah negatif maka ampisillin dan gentamisin dihentikan. Bila kultur darah positif, segera dilakukan penggantian antibiotika sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas bakteri sampai dengan 7 hari terhitung sejak pertama kali dijumpai perbaikan. Bila keadaan pasien membaik sesudah 3 hari pengobatan, maka antibiotika dilanjutkan selama 5-7 hari. Bila kondisi pasien tidak membaik atau bila kultur tidak dapat dilakukan sesudah pengobatan 3-5 hari maka ampisillin-gentamisin diganti dengan sefotaksim-amikasin sampai dengan 7 hari pengobatan. Bila setelah pemberian antibiotika kedua selama 5-7 keadaan tetap tidak membaik dan kondisi memburuk sebelum 5 hari, maka pemberian sefotaksim-amikasin dihentikan dan diganti dengan seftazidime-netilmisin sampai dengan 7 hari. Setelah selesai pengobatan antibiotika, dilakukan pengamatan mengenai kondisi pasien selama 24 jam berikutnya. Apabila bayi tetap membaik selama 24 jam dan dapat minum dengan baik serta tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, maka pasien dapat dipulangkan. Apabila tanda infeksi dijumpai kembali, maka manajemen sepsis diulangi lagi SPO, 2014. Secara singkat dan ringkas, menejemen terapi sepsis neonatal dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 1. Diagram Alir Manajemen Sepsis Neonatal Menurut SPO RSUD Panembahan Senopati tahun 2014. Bila bayi tetap baik selama 24 jam, dapat dipulangkan Tidak kultur Keadaan membaik setelah 3 hari terapi, lanjutkan pemberian Ampi-Genta selama 5- 7 hari Keadaan tidak membaikkultur tidak dapat dilakukan setelah 3-5 hari terapi hentikan Ampi-Genta ganti dengan sefotaksim-amikasin berikan selama 7 hari Bila setelah pemberian antibiotika ke-2 selama 5- 7 hari keadaan tetap tidak membaik Hentikan Sefo-Ami, berikan seftazidime- netilmisin selama 7 hari Kultur Terdapat gejala sepsis neonatal minimal dari 4 kelompok Beri terapi empiris ampisillin- gentamisin Kultur darah + Ganti antibiotika sesuai hasil kultur sensitifitas, berikan sampai 7 hari Kultur darah - Hentikan pemberian Ampi- Genta Setelah selesai pengobatan, amati selama 24 jam Bila kembali dijumpai tanda infeksi, ulangi manajemen sepsis Dosis antibiotika yang digunakan untuk terapi sepsis neonatal diambil dari British National Formulary for Children tahun 2011-2012. Pada tabel berikut dituliskan mengenai dosis dan cara pemberian antibiotika. Tabel II. Dosis dan Rute Pemberian Antibiotika BNFC, 2012 No. Antibiotika Rute Pemberian Dosis 1. Ampisillin Intravena - Usia 7 hari: 50mgkg12jam - Usia 7-21 hari: 50mgkg8jam - Usia 21-28 hari: 50mgkg6jam 2. Gentamisin Intravena - Neonatal 29 minggu: 2,5mgkg24jam - Neonatal 29-35 minggu: 2,5mgkg18jam - Neonatal 35 minggu: 2,5mgkg12jam 3. Sefotaksim Intravena Intramuskular - Neonatal 7 hari: 25mgkg12jam - Neonatal 7-21 hari: 25mgkg8jam - Neonatal 21-28 hari: 25mgkg6- 8jam 4. Amikasin Intravena slow injection atau infus intravena 15mgkg24jam 5. Seftazidim Intravena - Neonatal 7 hari: 25mgkg24jam - Neonatal 7-21 hari: 25mgkg12jam - Neonatal 21-28 hari: 25mgkg8jam 6. Meropenem Intravena - Neonatal 7 hari: 20mgkg12jam - Neonatal 21-28 hari: 20mgkg8jam

D. Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

1 11 205

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

0 4 205

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan Metode Gyssens Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta

2 33 17

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien ibu hamil rawat inap tahun 2015-2016 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman Yogyakarta.

0 1 62

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi peresepan antibiotika profilaksis dengan metode gyssens pada pasien yang menjalani operasi sesar pada Bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2 21 186

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Januari-Desember 2013.

2 8 201

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien ibu hamil rawat inap tahun 2015 2016 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman Yogyakarta

0 0 60

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 2 9