BAB II DASAR TEORI
A. STROKE SEBAGAI PENYAKIT
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2014 mendefinisikan Stroke
sebagai serangan di otak, biasanya disertai dengan kelumpuhan. Secara lebih rinci WHO menuturkan bahwa stroke adalah simptom klinis yang
terjadi mendadak danatau tiba-tiba dimana terjadi kehilangan fungsi serebral secara menyeluruh, dengan tanda-tanda yang berlangsung selama
24 jam atau mengakibatkan kematian dan hanya disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. Hal ini muncul sebagai akibat sebagai akibat
dari gangguan aliran darah yang disebabkan sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak. Pecahnya pembuluh darah ini
menyebabkan sel-sel di otak kekurangan darah, oksigen atau nutrisi, sehingga akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu
relatif singkat Machfoed, 2003. Komplikasi neuropsikologis gangguan emosional, perilaku, dan
kognitif tidak hanya berdampak negatif pada fungsi sosial dan kualitas hidup penderita stroke secara keseluruhan, tetapi juga mempunyai
pengaruh terhadap penyembuhan fungsi motorik mereka King, 1996; Chemerinski Robinson, 2000. Stroke menyebabkan seseorang
mengalami disabilitias fisik seperti mengalami gangguan daya ingat amnesia. Selain itu, penderita stroke juga mengalami gangguan
13 keseimbangan dan bisa kehilangan kesadaran. Yang paling parah adalah
kelumpuhan pada wajah atau anggota badan pada satu sisi atau dua sisi tubuh dalam waktu yang lama, bahkan permanen. Stroke juga dapat
menyebabkan kematian mendadak. Selain gangguan fisik, gangguan emosi yang paling sering terlewatkan pada rehabilitasi stroke adalah depresi.
Beberapa dampak dari stroke ini membuat penderita stroke membutuhkan bantuan orang lain pengasuh untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidupnya Tang Chen, 2002. Perasaan takut jatuh, terjadinya serangan stroke ulangan, dan
bahkan perasaan tidak nyaman oleh pandangan orang lain terhadap cacat dirinya dapat menyebabkan penderita stroke membatasi diri untuk tidak
keluar dari lingkungannya. Dalam penelitian Ellis-Hill, Payne Ward 2000, keadaan ini mendorong penderita ke dalam gejala depresi yang
berdampak pada motivasi hidup dan kepercayaan diri. Jeanet 2003 berpendapat bahwa beratnya depresi pasca-stroke sangat erat hubungannya
dengan tingkat gangguan aktivitas hidup sehari-hari. Sedih, hilangnya perhatian dan minat, putus asa dan pesimis, rasa bersalah dan tak berguna,
sulit berkonsentrasi, sulit tidur, dan hilangnya nafsu makan merupakan bentuk dari depresi Pound, Gompertz Ebrahim, 1998.
14
B. PENERIMAAN DIRI