PEMBAHASAN KHUSUS TIAP INFORMAN

89 pertanda. PG mengalami mimpi selama di Ruang Isolasi, sampai mimpi yang terakhir yang memvisualisasikan dirinya mampu berdiri dan berjalan. Setelah bangun, ternyata dirinya benar-benar dapat berdiri dan berjalan setelah kurang lebih dua bulan hanya berbaring di kasur. PG menyebut kemurahan Tuhan yang membuat dirinya sembuh dan menunjukkan bahwa mimpi tersebut merupakan bagian dari harapan hasrat untuk tetap hidup di tengah kepasrahan diri akan kematian.

D. PEMBAHASAN KHUSUS TIAP INFORMAN

Informan I OH mengakui dia terserang stroke karena stressor dari lingkungan yaitu masalah karyawan yang kualitasnya tidak sebagus karyawan yang dulu. Peneliti melihat proses penerimaan diri OH yang melalui depresi merupakan sebuah keunikan. Stressor yang membuat OH terserang stroke masih OH rasakan setelah pulang dari rumah sakit. Meskipun sempat merasa frustasi lagi, namun dorongan untuk tidak jatuh sakit lagi membuat OH mampu perlahan menerima dan berdamai dengan stressornya. Salah satu hal yang mendukung adalah kemampuan kopingnya. Beliau lebih mampu pikirannya menjadi lebih legowo dan nrimo, beliau juga menemukan pemecahan masalahnya yaitu dengan memanajeman waktu. Beliau menyatakan bahwa ketika tidak ada yang membantu, maka tokonya akan tutup lebih awal dan tidak memaksakan dirinya. Selain lebih menyadari kondisi fisiknya, setelah stroke OH dapat lebih berhati-hati dan melakukan sesuatu. 90 Informan I OH dan Informan PS menunjukkan bahwa tahap yang keduanya lalui lebih kompleks daripada Informan III PG. Kesamaan keduanya adalah menolak kondisi sakit. Informan I menolak diagnosa dokter, sedangkan Informan II menolak kenyataan bahwa mungkin dia harus menggunakan tongkat dan tidak bisa berolahraga lagi. Fakta ini selaras dengan penelitian Kalish 1985, dalam Berk, 2007; hal. 643. Kalish menyatakan bahwa setelah mempelajari kondisinya, orang akan cenderung menunjukkan Penyangkalan atau Denial. Informan III PG menunjukkan keunikan proses penerimaan diri. Beliau tidak melewati tahap Penyangkalan, Marah, Tawar-Menawar maupun Depresi untuk mencapai Penerimaan-Diri. Kepasrahan diri merupakan ciri sikap diri positif yang merupakan aspek penerimaan diri Penerimaan-Diri. Saat perawatan di Ruang Isolasi, beliau sudah memiliki kepasrahan diri akan kematian. Beliau menyatakan pasrah jikalau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Proses unik PG didukung penelitian dari Kalish 1985, dalam Berk, 2007; hal. 643 yang mengatakan bahwa seseorang akan menerima kondisinya sesaat sebelum meninggal likely to display Acceptance shortly before death. Meskipun tidak selalu orang yang akan meninggal karena stroke akan lebih cepat menunjukkan penerimaan diri, namun tampaknya perasaan tidak berdaya karena disablitas fisik yang ditunjukkan oleh PG membuat dirinya mau tidak mau untuk pasrah diri menerima kematian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Tiap manusia itu unik dalam segala sisi. Keunikan ini peneliti temukan dalam Proses Penerimaan Diri masing-masing informan. Keunikan yang peneliti temukan adalah tidak setiap orang melalui tahapan yang sama dalam mencapai penerimaan diri. Ada yang tidak berurutan seperti Informan I dan II dan melompat-lompat, ada pula yang tidak melewati beberapa tahap sebelum Penerimaan-Diri. Faktor Pendukung Acceptance FPA berasal dari lingkungan dan internal diri informan. Fungsi lingkungan yang baik selain keluarga inti ternyata signifikan membantu proses penerimaan diri informan Kastenbaum, 2009 2012; dalam Santrock, 2014, hal. 418. Contoh fungsi lingkungan yang baik adalah mau dengan rela dan bersabar merawat penderita stroke yang mengalami disabilitas fisik; menjenguk dan memberikan dorongan supaya dapat bangkit dari sakitnya dan mengusahakan kebahagiaan penderita stroke dengan kasus yang sama. FPA juga erat hubungannya dengan kesehatan mental informan. Kesehatan mental yang peneliti maksud adalah memiliki ciri kepribadian yang sehat terutama daya juang; optimis dan semangat hidup yang tinggi, sehingga memudahkan dan mempercepat proses penerimaan diri. Intensitas berdoa tidak menentukan seseorang dapat lekas menerima diri, akan tetapi seseorang yang berdoa dengan kepasrahan diri dan mau