KELUARGA INTI DAN PENERIMAAN DIRI

21 oleh Bangsa Indoneisa. Nilai orientasi pada keluarga beberapa muncul dalam istilah yang digunakan dalam Bahasa Indonesia dibandingkan dengan Bahasa Inggris yang berasal dari Budaya Barat Eropa, seperti ibukota capital city, ibu pertiwi homeland; country, ibu jari thumb dan kakak tingkat senior. Beberapa penyebutan ini menegaskan bahwa Budaya Indonesia menunjukkan penghormatan pada unsur-unsur keluarga. Chen dan Tang 2002 menekankan pentingnya pengasuh keluarga pada penderita stroke, terutama keluarga inti, seperti pasangan suami atau istri dan anak KBBI, 2014. Nilai budaya timur yang mengutamakan keluarga membuat anggota keluarga bertanggung jawab bagi anggota keluarga yang menyandang cacat pasca stroke Hu, 1992; Koentjaraningrat, 1995; Bomhoff Man-Li Gu, 2010. Anggota keluarga inti yang memberikan pengasuhan dan menunjukkan perilaku promosi kesehatan secara signifikan mampu meningkatkan taraf kesehatan bagi penderita stroke. Pengasuh dengan status kesehatan yang baik membantu meningkatkan status kesehatan pada pasangannya yang menyandang cacat Robinson, 2003; Adientya Handayani, 2012; Fadlulloh dkk, 2014

E. KELUARGA INTI DAN PENERIMAAN DIRI

Keluarga inti memiliki peran penting dalam berkurangnya tingkat depresi penderita stroke Clark Smith, 1999. Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri atas suami, istri suami atau istri dan anak yang tinggal serumah Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014. Menurut 22 Bowlby dalam Gunarsa, 1997 keluarga merupakan agen dukungan sosial yang pertama dalam kehidupan manusia. Dukungan sosial merupakan bentuk perlindungan dan pemberian rasa aman pada anggota keluarga. Contohnya, Ketika bayi sakit, dia dirawat dan diberi perhatian penuh oleh orangtuanya supaya dapat tetap bertahan hidup. Hal ini didukung oleh Teori Psikososial Erikson dalam Santrock, 2014 yang menyatakan bahwa pondasi kepercayaan pada dunia terbentuk pada masa bayi, dimulai dari keluarga yang memberikan pemenuhan rasa aman dan nyaman secara fisik dan tidak adanya rasa takut pada masa depan. Pendapat Bowlby dan Erikson menunjukkan kepercayaan dan pentingnya dukungan sosial oleh keluarga yang terbentuk sejak manusia lahir dan diteruskan sepanjang hidup. Penelitian menunjukkan bahwa proses rehabilitasi penderita stroke yang berasal dari Asia akan lebih memuaskan dan efektif jika dilakukan di rumah, daripada rawat jalan di rumah sakit. Tingkat efektifitas juga akan lebih baik jika dilakukan oleh keluarga daripada perawat dari rumah sakit. Angeleri, Angeleri, Foschi, Giaquinto Nolfe, 1993. Hal ini juga diperkuat dengan pengaruh kultur seperti pada penemuan dari Bomhoff dan Man-Li Gu, 2012 bahwa Orang Asia lebih merasa nyaman dan percaya kepada keluarga daripada perawat rumah sakit dalam proses rehabilitasi fisik pasca stroke, sehingga kehadiran dukungan dan fungsi keluarga yang baik menjadi faktor penting dalam meningkatnya proses penerimaan diri penderita stroke. 23 Studi literatur terkait rehabilitasi stroke, peneliti menemukan bahwa pengaruh fungsi keluarga inti yang baik terhadap kepuasan psikologis penderita stroke. Meskipun pada Budaya Timur, kepercayaan pada anggota keluarga lebih tinggi dibanding Budaya Barat akan tetapi merawat anggota keluarga yang sakit dalam jangka waktu lama sepertinya telah menjadi kewajiban bagi anggota keluarga yang lebih sehat di seluruh dunia Hu, 1992; Koentjaraningrat, 1995; Bomhoff Man-Li Gu, 2010. Penelitian di Tang 2002 pada keluarga China di Amerika, Wurtiningsih 2012 di Indonesia, Penelitian di Australia oleh Clark, dkk 2003 menunjukkan hal yang sama. Penelitian-penelitian rehabilitasi pasca- stroke yang peneliti temukan menunjukkan bahwa baik pada budaya Timur maupun Barat, keluarga inti signifikan dalam membantu menurunkan depresi penderita stroke dan meningkatkan motivasi untuk sembuh selama rehabilitasi pasca-stroke. Kedua hal ini mendukung penerimaan diri penderita stroke Clark Smith, 1998.

BAB III METODE PENELITIAN