Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

14 2.2.1.6 Keadaan Sebuah wacana perlulah sesuai dengan keadaan. Kesesuaian itu menjadikan wacana relevan dengan situasi ujaran. Pemilihan kata, frasa dan susunan kalimat yang tepat sangat penting untuk menjadikan sesuatu wacana itu sesuai dengan keadaan Yoce Aliah Darma, 2014:7. 2.2.1.7 Interteks Interteks artinya sebuah teks bergantung kepada wacana yang lain. Melalui interteks, sebuah wacna lebih mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Keterpahaman seseorang terhadap wacana yang dibaca atau didengar akan membantu pencapaian tujuan wacana Yoce Aliah Darma, 2014:7. Selain jenis-jenis wacana yang telah disebutkan sebelumnya, hal yang juga penting kita perhatikan dalam wacana adalah unsur-unsur menandai terjadinya wacana. Dell Hymes dalam Analisis Wacana Kritis 2014:67 mengemukakan unsur-unsur yang menandai terjadinya wacana dengan istilah SPEAKING. SPEAKING merupakan kepanjangan dari S: setting dan scena tempat berbicara dan suasana yang melatari teks muncul, P: participant pelaku atau orang yang berpartisipasi dalam peristiwa komunikasi berbahasa, E: ends tujuan teks, A: act peristiwa kemunculan teks, K: key ragam bahasa, I: instrument alat atau media yang digunakan, N: norm aturan atau nilai-nilai, dan G: genre jenis wacana apa yang melatari teks muncul. 15

2.2.2 Jenis-jenis Wacana

Jenis-jenis wacana ada banyak macamnya. Beberapa macam wacana digolongkan dalam kategori tertentu. Kategori tersebut dianatara jenis-jenis wacana berdasarkan jumlah penutur, media, tujuan, sifat, maupun isinya. Wacana berdasarkan jumlah penutur dibedakan menjadi dua jenis yaitu wacana monolog dan dialog. Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturakan oleh satu orang. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap pendengar atau pembaca. Penuturannya bersifat satu arah, yaitu pihak penutur Mulyana, 2005:53. Wacana dialog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana ini dapat berbentuk tulis dan lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana drama Mulyana, 2005:53. Selain itu, Mulyana juga menerangkan ragam wacana berdasarkan media. Wacana berdasarkan media, seperti yang telah disinggung sebelumnya, dibedakan menjadi dua yaitu tulis dan lisan. Wacana tulis adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Lain dari itu, wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dengan bahasa verbal. Wacana berdasarkan tujuan komunikasi dibedakan menjadi lima, yaitu wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Masing-masing dari bentuk wacana tersebut memiliki karakteristik sendiri, namun realitanya, kelima jenis wacana tersebut tidak dapat dipisahkan secara murni. Sebab, bisa jadi sebuah wacana eksposisi terdapat bentuk wacana deskripsi di dalamnya. Berikut

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM BERITA KASUS ANGELINA SONDAKH (KORUPSI WISMA ATLET) PADA SURAT KABAR HARIAN TRIBUN JOGJA DAN HARIAN JOGJA

0 3 137

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 17

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 11

PENDAHULUAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 19

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 8

PENUTUP PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 4

WACANA TENTANG BENCANA MERAPI DALAM ARTIKEL OPINI (Analisis Wacana Artikel Opini Bencana Alam Gunung Merapi Pada Surat Kabar Harian Kompas Periode Oktober – November 2010)

0 6 139

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 4 13

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 3 17

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116