15
2.2.2 Jenis-jenis Wacana
Jenis-jenis wacana ada banyak macamnya. Beberapa macam wacana digolongkan dalam kategori tertentu. Kategori tersebut dianatara jenis-jenis
wacana berdasarkan jumlah penutur, media, tujuan, sifat, maupun isinya. Wacana berdasarkan jumlah penutur dibedakan menjadi dua jenis yaitu
wacana monolog dan dialog. Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturakan oleh satu orang. Umumnya, wacana monolog tidak menghendaki dan
tidak menyediakan alokasi waktu terhadap pendengar atau pembaca. Penuturannya bersifat satu arah, yaitu pihak penutur Mulyana, 2005:53. Wacana
dialog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana ini dapat berbentuk tulis dan lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk
yang sama dengan wacana drama Mulyana, 2005:53. Selain itu, Mulyana juga menerangkan ragam wacana berdasarkan media.
Wacana berdasarkan media, seperti yang telah disinggung sebelumnya, dibedakan menjadi dua yaitu tulis dan lisan. Wacana tulis adalah jenis wacana yang
disampaikan melalui tulisan. Lain dari itu, wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dengan bahasa verbal.
Wacana berdasarkan tujuan komunikasi dibedakan menjadi lima, yaitu wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Masing-masing
dari bentuk wacana tersebut memiliki karakteristik sendiri, namun realitanya, kelima jenis wacana tersebut tidak dapat dipisahkan secara murni. Sebab, bisa jadi
sebuah wacana eksposisi terdapat bentuk wacana deskripsi di dalamnya. Berikut
16
merupakan penjelasan singkat mengenai spesifikasi kelima jenis wacana tersebut menurut Abdul Rani.
2.2.2.1 Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi merupakan jenis wacana yang ditujukan kepada penerima pesan agar dapat membentuk suatu citra imajinasi tentang suatu hal. Aspek
kejiwaan yang dapat mencerna wacana tersebut adalah emosi Abdul Rani, 2004:37-45.
2.2.2.2 Wacana Eksposisi
Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada penerima pembaca agar yag bersangkutan memahaminnya. Wacana eksposisi
dapat berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikutioleh penerima Abdul Rani, 2004:37-45.
2.2.2.3 Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang
dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional Rottenberg, 1988:9. Sebuah wacana dikategorikan argumentasi apabila bertolak
dari adanya isu yang sifatnya kontroversi anatara mitra tutur dan penutur Abdul Rani, 2004:37-45.
2.2.2.4 Wacana Persuasi
Wacana persuasi merupakan wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya. Penutur
17
biasanya menggunakan segala upaya yang memungkinkan mitra tutur terpengaruh.
2.2.2.3 Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan jenis wacana yang berisi cerita. Di dalam narasi terdapat unsur-unsur cerita yang amat penting, seperti waktu, pelaku, dan
peristiwa. Wacana ini biasanya digunakan untuk menggerakkan aspek emosi Abdul Rani, 2004:37-45.
2.2.3 Kajian Analisis Wacana
Analisis wacana merupakan kajian terhadap satuan bahasa di atas kalimat. Wacana sendiri tidak hanya sebatas teks tulis saja, wacana memiliki arti yang
lebih luas yaitu mencakup tulis dan lisan. Analisis wacana AW adalah cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih
besar daripada kalimat atau klausa, Yoce Aliah 2014:10-11. Kajian ini tidak hanya mengulas dalam hal bahasa, tetapi juga dalam
berbagai lapangan kajian yang lain. Jika dalam linguistik, analisis wacana merujuk pada kajian terhadap satuan bahasa di atas kalimat yang memusatkan
perhatian pada aras lebih tinggi dari hubungan ketatabahasaan grammatical, dalam sosiologi, analisis wacana merujuk pada kajian hubungan konteks sosial
dengan pemakaian bahasa. Istilah analisis wacana pertama kali diperkenalkan oleh Zelling S. Harris 1952 yang mengawali pencarian terhadap kaidah-kaidah
bahasa yang akan menjelaskan bagaimana kalimat-kalimat dalam suatu teks dihubungkan oleh semacam tata bahasa yang diperluas Oetomo, 1993:6.
18
Analisis wacana dapat dilakukan pada wacana dialog maupun monolog. Analisis wacana dialog dispesifikiasi lagi menjadi dua macam yaitu analisis pada
dialog sesungguhnya dan dialog teks. Analisis wcana dialog merupakan analisis wacana spontan yang mana penuturnya tidak terikat pada teks yang ditunjang
dengan segala situasinya dan dilakukan secara tatap muka. Hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam analisis wacana dialog, yaitu
aspek 1 kerjasama partisipan percakapan, 2 tindak tutur, 3 penggalan percakapan, 4 pembukaan dan penutup percakapan, 5 percakapan lanjutan, 6
sifat rangkaian percakapan, 7 unsur tatabahasa, 8 alih kode, 9 giliran, dan topic percakapan. Lain dari itu, hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam
analisis wacana monolog adalah hal-hal yang berhubungan dengan 1 rangkaian dan kaitan tuturan, 2 perujukan, juga 3 pola dan pengembangan wacana, Yoce
Aliah 2014:41-42.
2.2.4 Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang
dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional Rottenberg, 1988:9. Salmon 1984:8 mendefinisikan argumentasi sebagai
perangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat yang terdapat dalam
perangkat itu.
19
Sebuah teks atau wacana, dikategorikan sebagai sebuah argumentasi apabila bertolak dari adanya isu yang sifatnya kontroversi antara penutur dan mitra tutur.
Berangkat dari isu dasar tersebut, penutur berusaha untuk menjelaskan alasan- alasan yang logis untuk meyakinkan mitra tuturnya pembaca atau pendengar.
Biasanya, suatu topik diangkat karena memiliki nilai, seperti indah, benar, baik, berguna, efektif, atau sebaliknya.
Tujuan wacana argumentasi adalah meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, untuk itu selain mengungkapkan pernyataan yang logis, wacana ini baik
bila berisi ulasan yang kritis dan sistematis. Bukti-bukti yang ditunjukkan dalam wacana argumentasi dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang
disampaikannya sehigga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.
Berikut ini penjelasan mengenai wacana argumentasi menurut Yoce Aliah Darma Analisis Wacana Kritis, 2014:37. Wacana argumentasi dikembangkan
dengan dua teknik, yaitu: 1 teknik induktif dan 2 teknik deduktif. Pengembangan argumentasi dengan teknik induktif adalah penyususnan
argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan lebih dahulu bukti-bukti kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum. Adapun pengembangan
argumentasi dengan cara deduktif dimulai dnegan suatu kesimpulan umum yang kemudian disusul uraian mengenai hal-hal yang khusus. Alasan-alasan atau bukti-
bukti yang terdapat dalam argumentasi deduktif disebut premis. Sistem penalaran deduktif disebut juga silogisme syllogism. Bentuk
silogisme ini terdiri atas tiga bagian: dua premis diikuti sebuah kesimpulan.
20
Premis pertama sebagai premis mayor membuat pernyataan umum tentang sesuatu sebuah objek, ide, suatu keadaan. Premis kedua disebut premis minor
yang berisi lebih lanjut tentang sebuah terem term dalam premis mayor. Premis minor ini merupakan proposisi yang mengidentifikasi sebuah peristiwa
fenomena yang khusus sebagai anggota kelas tadi. Kekuatan argumen penulis pada dasarnya terletak pada kemampuan dalam
mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu pernyataan, alasan, dan pembenaran. Pernyataan mengacu pada kemampuan penutur menentukan posisi. Alasan
mengacu pada mengacu pada kemampuan penutur untuk mempertahankan pernyataanya dengan memberikan alasan-alasan yang relevan. Pembenaran
mengacu pada kemampuan penutur dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan.
2.2.4.1 Wacana Argumentasi Menurut Abdul Rani
Wacana argumentasi, menurut Abdul Rani dalam buku Analisis Wacana 2004:40, tersusun atas beberapa elemen. Rani membaginya menjadi dua
golongan, yaitu elemen pokok dan elemen pelengkap. Elemen pokok wacana argumentasi ada tiga, yaitu pernyataan, alasan dan pembenaran, sedangkan
pelengkapnya adalah pendukung, modal dan sanggahan. Berikut ini merupakan deskripsi dari elemen pokok dan pelengkap wacana argumentasi dalam Analisis
Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian: