Pola Tiga Elemen Pokok dengan Dua Elemen Pelengkap

82 Korup  F Berbagai Implikasi Pasca-Vonis Praperadilan BG 4.2.3.2.1 Tiga Elemen Pokok dengan Elemen Pendukung PER-AL-PEM+PEN Berdasarkan analisis data, wacana berjudul “Mengkritisi Ingatan Kolektif Bangsa”173, merupakan wacana argumentasi pola tiga elemen pokok dengan elemen pendukung. Pembuktiannya dapat dilihat dari rincian berikut ini. a. PER Pernyataan: pada bagian pernyataan, wacana ini memaparkan fakta yang merujuk pada nama di antaranya Bapak Batara R Hutagalung, ketua Komite Utang Kehormatan Belanda KUKB, dan Dr Purwanto MA USD, dan Bapak Tedjo Edhi Purdijanto selaku Menko Polhukam. Pernyataan yang memaparkan fakta merujuk pada peristiwa, yaitu pada 9 Maret 2015, diadakan seminar “Orasi Kebangsaan II” di Fakultas Hukum UGM. AL Alasan: pada bagian alasan, wacana ini memaparkan penalaran dan contoh, diketahui dengan ditemukannya kata d an frasa “oleh karena itu”, salah satu contoh”, “dapat dikatakan”. PEM Pembenaran: diketahui dengan adanya penjelasan umum mengenai mengenai pernyataan “sebuah negara akan hancur ketika generasi muda rusak kualitasnya karena Narkoba.”. b. Elemen pelengkap pada wacana ini adalah pendukung. PEN Pendukung pada wacana ini teridentifikasi dengan adanya pemaparan sejarah kasus genosida yang dilakukan oleh Belanda. Belanda membantai ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan dalam 83 kasus Westerling. Kasus ini terlewatkan tanpa proses hukum, dalam hal ini bangsa Belanda jelas-jelas melakukan pelanggaran HAM berat. 4.2.3.2.1 Tiga Elemen Pokok dengan Elemen Modal PER-AL-PEM+MO Berdasarkan analisis data, wacana berjudul “Mewaspadai Pelemahan UU KPK”33, merupakan wacana argumentasi pola tiga elemen pokok dengan elemen modal. Pembuktiannya dapat dilihat dari rincian berikut ini. a. PER Pernyataan: pada bagian pernyataan, wacana ini memaparkan fakta yang merujuk pada nama di antaranya Zulkarnaen dan nama lembaga yaitu KPK dan DPR. Pernyataan yang memaparkan fakta merujuk pada peristiwa, yaitu upaya kriminalisasi terhadap pimpinan KPK membuat posisi KPK kembali terancam. AL Alasan: pada bagian alasan, wacana ini memaparkan penalaran contoh, diketahui dengan ditemukann ya kata dan frasa “sebab”, “dengan kata lain”, “misal”, dan “bila”. PEM Pembenaran: diketahui dengan adanya penjelasan umum mengenai Pasal 6 kewenangan penuntutan, Pasal 7 kewenangan penyadapan, Pasal 12 pembekuan rekening, Pasal 40 tidak ada penghentian perkara, dan Pasal 47 penyitaan tanpa izin, yang merupakan tulang punggung KPK untuk membabat habis para koruptor. b. Elemen pelengkap pada wacana ini adalah modal MO. Modal pada wacana ini teridentifikasi dengan adanya kata “tentu”. 84 4.2.3.1.1 Tiga Elemen Pokok dengan Elemen Sanggahan PER-AL-PEM+SA Berdasarkan analisis data, wacana berjudul “KPK dan Telikungan Habitus Korup”271 merupakan wacana argumentasi pola tiga elemen pokok dengan elemen sanggahan. Pembuktiannya dapat dilihat dari rincian berikut ini. a. PER Pernyataan: pada bagian pernyataan, wacana ini memaparkan fakta yang merujuk pada nama di antaranya, Budi Gunawan, Bripda Taufik Hidayat, Bambang Widjojanto, dan nama lembaga yaitu KPK dan DPR. Pernyataan yang memaparkan fakta merujuk pada peristiwa, yaitu BW ditangkap dalam kasus dugaan menyuruh memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kota Waringin Barat di Mahkamah Konstitusi MK tahun 2010. AL Alasan: pada bagian alasan, wacana ini memaparkan penalaran dan contoh, diketahui dengan ditemukannya kata dan frasa “maka”, “bahkan”, “oleh karena itu”, “tidak saja” dan “tetapi juga”. PEM Pembenaran: diketahui dengan adanya penjelasan umum mengenai istilah “Telikung”, dalam Bahasa Indonesi berarti „ketika kedua kaki dan kedua tangan diikat, jelas tidak bisa berbuat apa- apa‟. b. Elemen pelengkap pada wacana ini adalah sanggahan SA. Sanggahan pada wacana ini teridentifikasi dengan adanya kata “padahal”.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi dalam artikel opini harian Tribun Jogja di atas, ketiga elemen pokok 85 wacana argumentasi ditemukan dalam setiap wacana, sedangkan untuk ketiga elemen pelengkap wacana argumentasi, diketahui bahwa tidak semua elemen wacana argumentasi ditemukan dalam setiap wacana. Penentuan elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi tersebut digolongkan berdasarkan kesamaan sifat dan perannya dalam pembentukan wacana argumentasi serta berdasarkan kriteria tertentu yang dimiliki masing-masing elemen. Deskripsi mengenai keberadaan elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi dalam artikel opini harian Tribun Jogja akan dibahas sebagai berikut.

4.3.1 Analisis Elemen Pokok Wacana Argumentasi

Elemen pokok yang ditemukan dalam artikel opini harian Tribun Jogja sebagai sumber data mencakup 3 elemen, yaitu 1 elemen pernyataan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat dibuktikan, 2 elemen alasan bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk mendukung pernyataan, dan 3 elemen pembenaran pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Temuan ini sesuai dengan yang disampaikan Abdul Rani 2004:40. Berdasarkan tiga macam elemen pokok wacana argumentasi, sebuah wacana argumentasi terbukti mengandung ketiga elemen pokok tersebut. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, elemen pokok yang ditemukan dalam artikel opini harian Tribun Jogja berupa elemen pernyataan, alasan dan pembenaran. Elemen pokok yang terdapat dalam sebuah kalimat 86 ditandai dengan adanya kata, frasa, danatau klausa yang mencirikan bahwa kalimat yang dimaksud termasuk salah satu dari tiga elemen pokok wacana argumentasi. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai elemen pokok wacana argumentasi. 4.3.1.1 Elemen Pernyataan Elemen pokok wacana argumentasi yang pertama adalah elemen pernyataan. Pernyataan pada wacana argumentasi adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat dibuktikan. Ada tiga macam pernyataan, yaitu pernyataan tentang fakta, pernyataan tentang nilai, dan pernyataan tentang kebijakan. Fakta sendiri dapat berupa peristiwa, waktu, subyek, dan tempat. Dengan demikian, jika dalam suatu kalimat terdapat kata, frasa danatau klausa yang merujuk pada fakta, nilai, dan kebijakan, kalimat tersebut merupakan elemen pokok wacana argumentasi berupa pernyataan. Elemen pokok wacana argumentasi pada kalimat “Sri Sultan Hamengku Buwono HB X sebagai raja Kasultanan Ngayogyakarta, pada tanggal 6 Maret lalu mengeluarkan Sabdatama ”I1.1, 070415 merupakan elemen pernyataan yang memaparkan fakta. Fakta yang terdapat pada kalimat tersebut yaitu fakta berupa waktu, peristiwa dan adanya subyek. Kalimat tersebut tergolong dalam elemen pernyataan karena sesuai dengan indikator wacana argumentasi Abdul Rani 2004:40, yaitu berupa fakta. Dalam kalimat tersebut, penulis mencoba meyakinkan pembaca berupa fakta bahwa pada tanggal 16 Maret, Sultan telah mengeluarkan Sabdatama.

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM BERITA KASUS ANGELINA SONDAKH (KORUPSI WISMA ATLET) PADA SURAT KABAR HARIAN TRIBUN JOGJA DAN HARIAN JOGJA

0 3 137

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 17

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 11

PENDAHULUAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 19

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 8

PENUTUP PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 4

WACANA TENTANG BENCANA MERAPI DALAM ARTIKEL OPINI (Analisis Wacana Artikel Opini Bencana Alam Gunung Merapi Pada Surat Kabar Harian Kompas Periode Oktober – November 2010)

0 6 139

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 4 13

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 3 17

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116