Kajian Analisis Wacana Artikel dan Opini

22 2.2.4.1.5 Modal MO Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai penanda kepastian dan modal sebagai penanda kemungkinan. Adapun kata, frasa, atau keterangan digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti, tentu dan tentu saja. Adapaun, penanda kemungkinan antara lain agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Rani, 2004:40. 2.2.4.1.6 Sanggahan SA Sanggahan adalah lingkungan atau situasi di luar kebiasan yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahanpenolakan, kedudukan argumen semakin kuat. Tentunya, sanggahan tersebut harus benar-benar kuat pula. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan lebih spesifik. Piranti kohesi yang digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lain kecuali, namun dan jika Rani, 2004:39. Contoh wacana argumentasi mengandung elemen pokok. Per Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan, anatra lain dengan memberikalatihan secara intensif dalam menyusun argument. Makalah mahasiswa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Al Makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu berpikir kritis ditandai kemampuan menggunakanbahasa secara jelas dan tepat. Pem Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik. Sumber: Analisis Wacana sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian, Rani 2004:42. 23 Contoh wacana argumentasi mengandung elemen pokok dan pelengkap. Per Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan, anatra lain dengan memberikalatihan secara intensif dalam menyusun argument. Makalah mahasiswa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Al Makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu berpikir kritis ditandai kemampuan menggunakanbahasa secara jelas dan tepat. Pem Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik. Pen Penelitian teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakulian logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang. Mo Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argument. Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti keterbatasan fisik, kelemahan atau kelambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha meningkatkan kualitas berpikir kritis akan terganggu. Sumber: Analisis Wacana sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian, Rani 2004:42.

2.2.4.2 Wacana Argumentasi Menurut Stephen Toulmin

Sejalan dengan pemikiran Abdul Rani, Stephen Toulmin et al juga memaparkan bagian-bagian dari wacana argumentasi yang diklasifikasikan menjadi enam elemen. Toulmin dalam An Introduction to Reasoning menyebutkan bahwa elemen argumentasi terdiri atas claim, grounds, warrants, backing, modal qualification, dan possible rebuttals 1979:25. 2.2.4.2.1 Claim C Claims atau juga disebut dengan pernyataan merupakan titik awal kita dalam mengungkapkan sebuah argument. Toulmin memaparkan “there is always some „destination‟ we are invited to arrive at, and the first step in analyzing and criticizing the argument is to make sure what the precise character of that 24 destination is ” 1979:25. Dalam kutipan tersebut disebutkan bahwa claims ini juga memuat tujuan yang hendak dicapai penulis, hal itu sama halnya dengan yang disebutkan oleh Abdul Rani. 2.2.4.2.2 Grounds G Grounds atau juga disebut dengan alasan merupakan kalimat yang menguraikan bukti-bukti atau contoh yang memperkuat pernyataan yang disampaikan sebelumnya. Toulmin menjelaskan, “these grounds may comprise experimental observations, matters of common knowledge, statistical data, personal testimony, previously established claims, or other comparable factual data” 1979:25. Alasan yang dimaksudkan Toulmin tersebut dapat berupa hasil observasi, ilmu pengetahuan, data statistik, penelitian pribadi, dan sebagainya. 2.2.4.2.3 Warrants W Warrants atau disebut juga dengan pembenaran merupakan uraian kalimat yang berisi kaidah-kaidah umum yang dapat memperkuat pernyataan sebelumnya. “Steps from grounds to claims are „warranted‟ in different ways in law, in science, in politics, and elsewhere” 1979:26, kutipan tersebut menjelaskan bahwa pembenaran dapat berupa ketentuan dari sebuah hukum, politik, dan lain sebagainya. 2.2.4.2.4 Backing B Backing atau pendukung merupakan uraian kalimat yang di dalamnya memuat dukungan sehingga menguatkan elemen pembenaran. Seperti yang disebutkan Abdul Rani, Toulmin menjelaskan bahwa pendukung dapat berupa sesuatu yang memiliki kebenaran yang valid. 25 2.2.4.2.5 Qualifiers Q Modal qualifiers atau disebut juga “pemberi sifat modal” merupakan elemen yang dapat diidentifikasi dengan adanya kata atau frasa tertentu. Toulmin 1979:26 menerangkan, kata-kata pemberi sifat modal di antaranya usually, possibly, barring accidents, dan sebagainya. 2.2.4.2.6 Rebuttals R Possible rebuttals atau disebut juga “kemungkinan sanggahan” merupakan elemen terakhir dari argumentasi. “Any except a certain or necessary argument is open to rebuttal. Such rebuttals may in some cases be very unlikely and hard to foresee, but we can understand the rational merits of the arguments in question fully only if we recognize under what circumstances rare but possible they might prove unreliable, ” Toulmin 1979:26. Dalam kutipan tersebut dijelaskan bahwa sanggahan pada argumentasi merupakan elemen yang membuka tangkisan atau penolakan. Elemen ini membuat pembaca untuk kembali berpikir ulang mengenai keadaan yang mungkin tidak dapat dipercaya. Beranjak dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wacana argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional. Wacana argumentasi akan semakin kuat jika didukung dengan alasan-alasan yang kuat dengan menunjukkan data-data statistik, contoh, dan fakta lainnya. Atas dasar pemikiran tersebut maka wacana argumentasi merupakan sebuah jalan bagi penutur untuk menuangkan pemikiran mereka melalui pernyataan- 26 pernyataan yang terangkum dalam sebuah tulisan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menyuarakan pendapat, menyeru, menyumbangkan gagasan, dan segala bentuk kritik atau saran lainnya mengenai isu kotroversial yang sedang berkembang di masyarakat. Maka tidak heran jika dalam sebuah surat kabar menyediakan kolom khusus yang menyodorkan argument pembaca untuk dibaca oleh pembaca yang lain. Dengan maksud, para pembaca dapat aktif menyampaikan pendapat, juga terwujudnya proses saling bertukar pikiran sebagai hak dalam menyuarakan aspirasi mereka. Dalam surat kabar, wacana yang memuat wacana argumentasi pembaca ada dalam rubrik opini. Rubrik opini ini mencakup tulisan citizen dari berbagai profesi dan tidak terfokus pada pemberitaan-pemberitaan khusus. Dengan demikian analisis dapat merata karena rubrik opini merupakan media terbuka bagi setiap warga dengan beraneka ragam argumentasi. Sub sub-bab ini menjelaskan mengenai wacana argumentasi menurut pemikiran Abdul Rani dan Stephen Toulmin. Atas pemikiran dua ahli tersebut maka penelitian ini akan mengkaji wacana argumentasi pada artikel opini harian Tribun Jogja berdasarkan teori yang dijabarkan Abdul Rani.

2.2.5 Artikel dan Opini

Artikel dan Opini acap kali diartikan sebagai hal yang sama. Keduanya kerap dianggap demikian sebab antara artikel dengan opini tidak ada perbedaan yang begitu berarti. Bahkan, makna dari kedua istilah tersebut begitu samar bagi 27 orang yang bekerja di luar lingkup lembaga penerbitan atau redaksi. Meski demikian, artikel dan opini merupakan sebuah tulisan yang berbeda. Perbedaan antara artikel dengan opini, yaitu opini lebih bersifat subjektif, padangan penulis lebih ditonjolkan. Lain halnya dengan artikel, meski jenis tulisan ini bersifat subjektif, tapi ada karakter lain yang harus dimiliki artikel sekaligus membedakan dengan opini, yaitu artikel harus menyajikan data dan fakta secara detail. Tanpa data yang kuat, artikel akan menjadi opini. Lalu dari data ini, penulis menganalisis serta memberikan kesimpulan Andrianto, 2011:51. Anas Syahirul, dalam buku yang berjudul Menaklukan Media, menerangkan bahwa kesamaan antara artikel dan opini adalah pertama, ditulis oleh penulis lepas. Kedua, mengangkat suatu masalah yang aktual. Ketiga, teknik penulisannya menggunakan pola deduktif-induktif Andrianto, 2011:50. Sumber lain, Teknik Menulis Berita, menyebutkan bahwa artikel merupakan satu karangan faktual tentang sesuatu soal secara lengkap, yang panjangnya tak tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan guna meyakinkan, mendidik, atau menghibur. Sumber tersebut juga menerangkan bahwa artikel identik dengan opini atau pendapat, yaitu karangan prosa dalam media massa yang membahas persoalan secara lugas. Panjangnya bervariasi, dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan dan fakta, dengan tujuan meyakinkanmembujuk atau menghibur pembaca. Pemilihan tema artikel yang ditulis harus disesuaikan 28 dengan kecenderungan public opinion yang mendasari isi dan berita yang akan dilepas Widharyanto, 2005:82. Kedua sumber di atas menjelaskan bahwa artikel dengan opini secara umum dianggap sebagai sebuah tulisan yang sama sebab sama-sama bertujuan untuk untuk menyampaikan gagasan guna meyakinkan pembaca. Atas tujuan tersebut maka artikelopini tergolong sebagai wacana argumentasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi yang terdapat pada kolom opini pada Harian Tribun Jogja diteliti menggunakan teori wacana argumentasi dan analisis wacana. Kalimat-kalimat yang terdapat pada wacana dianalisis kemudian dideskripsikan elemen pokok wacana argumentasi yang terkandung di dalamnya. Peneliti menganalisis dengan cara memperhatikan kata, frasa, danatau klausa, lalu menggolongkannya berdasarkan ciri yang dimiliki salah satu dari keenam elemen wacana argumentasi. Penulis mempertimbangkan penentuan elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi berdasarkan kesamaan sifat dan perannya dalam pembentukan wacana argumentasi serta kriteria tertentu yang dimiliki masing- masing elemen. Sebuah kalimat akan diidentifikasi lalu digolongkan kedalam salah satu elemen, yaitu apakah pernyataan, alasan, pembenaran, pendukung, modal atau sanggahan. Selain itu, penulis juga mendeskripsikan pola pengembangan wacananya. 29 Analisis ini akan memperoleh gambaran penggunaan elemen pokok wacana argumentasi, penggunaan elemen pelengkap wacana argumentasi dan pola pengembangan wacana argumentasi. Berikut ini merupakan kerangka berpikir yang digambarkan dalam betuk skema kerangka berpikir. Skema 2.1 Kerangka Berpikir Analisis Wacana Argumentasi Berdasarkan Penalaran Abdul Rani Wacana Argumentasi pada Artikel Opini Harian Tribun Jogja Teori Wacana Argumentasi Menurut Abdul Rani Elemen Pokok Kesimpulan Elemen  Pernyataan  Alasan  Pembenaran  Pendukung  Modal  Sanggahan Pola Pengembangan Wacana 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini membahas mengenai enam hal, yaitu pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, teknik pengumpulan data, instrmen penelitian, teknik analisis data, dan triangulasi hasil analisis data. Keenam pembahasan tersebut selengkapnya diuraikan di bawah ini.

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitiann kualitatif menurut Moeleong 2006:6 adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dll secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Tagor Pangaribuan 2008:13 menjelaskan, penelitian kualitatif berupaya menemukan hipotesis, yaitu kaidah-kaidah yang ada dalam realitas yang diamati dengan partisipasif. Penelitian ini menggali hipotesis yang terkandung dalam rumpun suatu data. Tagor memberikan garis besar dari penelitian kualitatif, yaitu latar, konseptualisasi, pengamatan situs participant-observation di lapangan, dan triangulasi teoretik, metodologik, dan data. Pendekatan kualitatif yang dimaksud adalah penelitian akan memerikan elemen pokok dan pelengkap yang terdapat pada wacana argumentatif pada harian Tribun Jogja kolom opini. Data yang digunakan sebagai objek dalam penelitian yaitu tulisan berupa rangkaian kalimat dalam sebuah wacana argumentasi di surat kabar. 30 31

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Menurut Lofland dalam Moeleong 2006:157 sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data pada penelitian ini merupakan kata-kata. Sumber data penelitian yang digunakan adalah berbagai register pemakaian bahasa tertulis register jurnalistik yang terdapat dalam berbagai pemakaian bahasa. Data penelitian ini berupa kalimat atau tulisan yang terdapat pada surat kabar bagian opini yang di dalamnya mengandung elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dapat digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data ada dua, yaitu metode padan dan metode agih. Penelitian kali ini, jalur yang ditempuh peneliti dalam tahap analisis data yaitu menggunakan metode agih. Metode agih alat penentunya adalah bagian dari bahasa itu sendiri. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata kata ingkar, preposisi, adverbial, dsb., fungsi sintaksis subjek, predikat, objek, dsb., klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain Sudaryanto. 2015:19. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan pada metode agih di atas, lebih spesifiknya, penelitian ini termasuk ke dalam metode agih teknik BUL Bagi Unsur Langsung. Metode agih ini membagi satuan datanya menjadi beberapa 32 bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Teknik merupakan penjabaran metode dalam sebuah penelitian, yang disesuaikan dengan alat dan sifat Sudaryanto, 1993:9. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan teknik catat. Teknik catat digunakan untuk menandai dan mencatat kalimat yang sesuai dengan kriteria sebuah elemen dari wacana argumentatif. Sedangkan teknik baca digunakan untuk mencari dan menemukan data-data yang sesuai dengan kriteria sebuah elemen wacana argumentatif. Sehubungan dari itu maka peneliti menggunakan wacana yang terdapat pada surat kabar sebagai bahan penelitian. Peneliti mengambil data dari surat kabar Tribun Jogja dengan cara meminta soft file koran cetak kepada redaksi Tribun Jogja. Data penelitian ini berupa wacana argumentatif yang terdapat pada artikel opini. Oleh karena itu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan teknik catat. Teknik baca digunakan untuk mengidentifikasi elemen pokok dan pendukung wacana argumentasi. Teknik catat digunakan untuk menulis sekaligus menandai data yang telah teridentifikasi elemen pokok dan pendukung wacana argumentasinya. Setelah melalui proses identifikasi selanjutnya data dimasukkan ke dalam tabel. Pada tahap selanjutnya, peneliti munjukkan bukti yang dapat memperjelas kriteria sebuah elemen di kolom keterangan pada tabel. Terakhir, peneliti membuat kesimpulan mengenai elemen pokok dan elemen pelengkap wacana argumentasi dalam artikel opini harian Tribun Jogja. 33 Tabel 3.1 Koding Data yang Digunakan dalam Penelitian. No Surat Kabar Tanggal Judul Wacana Kode 1 Tribun Jogja 13 Januari 2015 Menimbang-Nimbang Calon Kapolri Pilihan Jokowi A 2 Tribun Jogja 20 Januari 2015 Kaum Intelektual Harus Jadi Model Generasi Muda B 3 Tribun Jogja 27 Januari 2015 KPK dan Telikungan Habitus Korup C 4 Tribun Jogja 3 Februari 2015 Menimbang Wacana Perppu Imunitas KPK D 5 Tribun Jogja 10 Februari 2015 Mengangkat Kembali Popularitas Mobil Esemka Untuk Saingi Proton E 6 Tribun Jogja 17 Februari 2015 Berbagai Implikasi Pasca-vonis Praperadilan BG F 7 Tribun Jogja 24 Februari 2015 Daulat Hukuman Mati di Indonesia G 8 Tribun Jogja 3 Maret 2015 Mewaspadai Pelemahan UU KPK H 9 Tribun Jogja 10 Maret 2015 Membaca Pesan Sabdatama Sultan HB X I 10 Tribun Jogja 17 Maret 2015 Mengkritisi Ingatan Kolektif Bangsa J 11 Tribun Jogja 24 Maret 2015 Nalar Sesat Peluang Remisi untuk Koruptor K 12 Tribun Jogja 31Maret 2015 Gejala Meningitis Layaknya Flu Biasa L 13 Tribun Jogja 7 April 2015 Subsidi Rakyat Dialihkan untuk Bantu Pejabat Beli Mobil Baru M 14 Tribun Jogja 21 April 2015 Melepas Kebaya dan Sanggul Kartini N Format penulisan kode pada tabel analisis data yaitu kode wacana ditulis dengan huruf kapital. Lalu kode paragraf ditulis dengan angka. Setelah kode paragraf diberi tanda titik untuk menunjukkan pergantian menuju kode kalimat yang juga ditulis dengan kode angka. Sebagai contoh, untuk menuliskan kode dari wacana A, paragraf 1, dan kalimat 1, kodenya adalah A1.1.

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM BERITA KASUS ANGELINA SONDAKH (KORUPSI WISMA ATLET) PADA SURAT KABAR HARIAN TRIBUN JOGJA DAN HARIAN JOGJA

0 3 137

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 17

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 11

PENDAHULUAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 19

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 8

PENUTUP PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 4

WACANA TENTANG BENCANA MERAPI DALAM ARTIKEL OPINI (Analisis Wacana Artikel Opini Bencana Alam Gunung Merapi Pada Surat Kabar Harian Kompas Periode Oktober – November 2010)

0 6 139

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 4 13

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 3 17

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116