Pola Tiga Elemen Pokok dengan Satu Elemen Pelengkap

86 ditandai dengan adanya kata, frasa, danatau klausa yang mencirikan bahwa kalimat yang dimaksud termasuk salah satu dari tiga elemen pokok wacana argumentasi. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai elemen pokok wacana argumentasi. 4.3.1.1 Elemen Pernyataan Elemen pokok wacana argumentasi yang pertama adalah elemen pernyataan. Pernyataan pada wacana argumentasi adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat dibuktikan. Ada tiga macam pernyataan, yaitu pernyataan tentang fakta, pernyataan tentang nilai, dan pernyataan tentang kebijakan. Fakta sendiri dapat berupa peristiwa, waktu, subyek, dan tempat. Dengan demikian, jika dalam suatu kalimat terdapat kata, frasa danatau klausa yang merujuk pada fakta, nilai, dan kebijakan, kalimat tersebut merupakan elemen pokok wacana argumentasi berupa pernyataan. Elemen pokok wacana argumentasi pada kalimat “Sri Sultan Hamengku Buwono HB X sebagai raja Kasultanan Ngayogyakarta, pada tanggal 6 Maret lalu mengeluarkan Sabdatama ”I1.1, 070415 merupakan elemen pernyataan yang memaparkan fakta. Fakta yang terdapat pada kalimat tersebut yaitu fakta berupa waktu, peristiwa dan adanya subyek. Kalimat tersebut tergolong dalam elemen pernyataan karena sesuai dengan indikator wacana argumentasi Abdul Rani 2004:40, yaitu berupa fakta. Dalam kalimat tersebut, penulis mencoba meyakinkan pembaca berupa fakta bahwa pada tanggal 16 Maret, Sultan telah mengeluarkan Sabdatama. 87 4.3.1.2 Elemen Alasan Elemen pokok wacana argumentasi yang kedua adalah elemen alasan. Alasan pada wacana argumentasi adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk mendukung pernyataan. Alasan atau bukti pendukung dapat berupa data statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Dengan demikian, jika dalam suatu kalimat terdapat kata, frasa danatau klausa yang merujuk pada substansi pada elemen alasan, kalimat tersebut merupakan elemen pokok wacana argumentasi berupa alasan. Elemen pokok wacana argumentasi pada rangkaian kalimat “Misalnya, rencana menghilangkan kewenangan penyadapan Pasal 7, rencana memberikan kewenangan penghentian perkara Pasal 40, dan penyitaan harus dengan izin pengadilan Pasal 47. Bila substansi materi itu terealisasi dalam amandemen UU KPK mendatang, maka KPK jelas bukan semakin kuat, melainkan semakin lemah dan mudah diintervensi ”H4.2 dan H4.3, 030315 merupakan elemen alasan yang memaparkan penalaran. Penalaran yang terdapat pada kalimat tersebut ditandai dengan adanya kata “misalnya”, “bila”, “maka”, dan “melainkan”. Berdasarkan penemuan kata-kata tersebut maka kalimat di atas tergolong dalam elemen alasan karena sesuai dengan indikator wacana argumentasi Abdul Rani 2004:40, yaitu alasan berupa penalaran. 4.3.1.3 Elemen Pembenaran Elemen pokok wacana argumentasi yang ketiga adalah elemen pembenaran. Pembenaran pada wacana argumentasi adalah pernyataan yang menunjukkan 88 kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Pembenaran sebagai jembatan penghubung antara pernyataan dan alasan. Dengan demikian, jika dalam suatu kalimat terdapat kata, frasa danatau klausa yang merujuk pada substansi pada elemen pembenaran, kalimat tersebut merupakan elemen pokok wacana argumentasi berupa pembenaran. Elemen pokok wacana argumentasi pada rangkaian kalimat “Keterlibatan institusi dalam upaya melindungi diri secara satire pernah dikritik oleh budayawan Emha Ainun Najib dalam bukunya Kiai Bejo, Kiai Untung, dan Kiai Hoki. Dalam tulisannya ia menyebut, “Kita adalah masyarakat yang melarang siapa pun melakukan korupsi, kecuali kita kecipratan. Kita tidak ikhlas ada KKN, kalau tidak dilibatkan di dalamnya. Korupsi tidak haram asalkan yang melakukan adalah keluarga kita sendiri, bapak kita, tokoh parpol kita, atau ulama panutan kita ”C7.1, C7.2, C7.3, dan C.7, 270215 merupakan pernyataan yang memaparkan pembenaran. Pembenaran yang terdapat pada kalimat tersebut ditandai dengan adanya kalimat yang berfungsi untuk menguatkan pernyataan yang sebelumnya dituangkan penulis. Keempat rangkaian kalimat di atas untuk membenarkan pernyataan penulis bahwa instansi kepolisian juga melakukan manuver ketika anggotanya berseteru dengan KPK, upaya ini sesuai dengan yang disampaikan Emha Ainun Najib, yaitu membela diri. Berdasarkan penemuan pernyataan-pernyataan penguat tersebut maka rangkaian kalimat di atas tergolong dalam elemen pembenaran karena sesuai 89 dengan indikator wacana argumentasi Abdul Rani 2004:40, yaitu memaparkan kalimat yang bersifat membenarkan.

4.3.2 Analisis Elemen Pelengkap Wacana Argumentasi

Elemen pelengkap yang ditemukan dalam artikel opini harian Tribun Jogja sebagai sumber data mencakup 3 elemen, yaitu 1 elemen pendukung kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan dalam pembenaran, 2 elemen modal adanya kata, frasa, atau keterangan digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti, tentu dan tentu saja, dan 3 elemen sanggahan lingkungan atau situasi di luar kebiasan yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Piranti kohesi yang digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lain kecuali, namun dan jika. Temuan ini sesuai dengan yang disampaikan Abdul Rani 2004:40. Berdasarkan tiga macam elemen pelengkap yang terdapat dalam wacana argumentasi, setidaknya ada satu elemen pelengkap terkandung di dalamnya. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, satu elemen pelengkap yang terdapat dalam sebuah kalimat ditandai dengan adanya kata, frasa, danatau klausa yang mencirikan bahwa kalimat yang dimaksud termasuk salah satu dari tiga elemen pelengkap wacana argumentasi. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai elemen pokok wacana argumentasi. 4.3.2.1 Elemen Pendukung Elemen pelengkap wacana argumentasi yang pertama adalah elemen pendukung. Pendukung pada wacana argumentasi adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini,

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM BERITA KASUS ANGELINA SONDAKH (KORUPSI WISMA ATLET) PADA SURAT KABAR HARIAN TRIBUN JOGJA DAN HARIAN JOGJA

0 3 137

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 17

PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 11

PENDAHULUAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 19

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 3 8

PENUTUP PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014).

0 2 4

WACANA TENTANG BENCANA MERAPI DALAM ARTIKEL OPINI (Analisis Wacana Artikel Opini Bencana Alam Gunung Merapi Pada Surat Kabar Harian Kompas Periode Oktober – November 2010)

0 6 139

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 4 13

ANALISIS PEMAKAIAN KATA SERAPAN DAN ISTILAH ASING DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS Analisis Pemakaian Kata Serapan Dan Istilah Asing Dalam Artikel Opini Harian Kompas Edisi Mei-Juni 2012.

0 3 17

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116