Deskripsi Data Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

p lebih kecil dari 0.05 p0,05 maka dapat dikatakan kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 15 Hasil Uji Linearitas F Sig. Niat Membeli UlangKepercayaan Konsumen Combined 5.004 .000 Linearity 97.310 .000 Deviation from Linearity 1.454 .129 Gambar 4. Scatterplot Kepercayaan Konsumen dengan Niat Membeli Ulang Berdasarkan penghitungan uji linearitas yang tertera pada tabel 15, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi p sebesar 0,000 p0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa antara variabel niat membeli ulang dan variabel kepercayaan konsumen terdapat hubungan yang linear. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian korelasi Spearman’s Rho dalam program SPSS for windows versi 16.0. Hal ini dikarenakan sebaran data dari kedua variabel yaitu variabel kepercayaan konsumen dan niat membeli ulang tidak normal. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis Correlations SkalaKepercayaan Skalaniat Spearmans rho Kepercayaan Konsumen Correlation Coefficient 1.000 .588 Sig. 1-tailed . .000 N 76 76 Niat Membeli Ulang Correlation Coefficient .588 1.000 Sig. 1-tailed .000 . N 76 76 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi pada variabel kepercayaan konsumen dan niat membeli ulang sebesar 0.588 dengan nilai signifikansi 0.000 p0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif antara kepercayaan konsumen dan niat membeli ulang. Hipotesis penelitian ini dilakukan dengan pengujian satu ekor 1- tailed , karena hipotesis sudah berarah yaitu berarah positif.

E. Pembahasan

Uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa antara variabel kepercayaan konsumen dan niat membeli ulang memiliki koefisien korelasi sebesar 0.588. Korelasi tersebut memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kepercayaan konsumen dan niat membeli ulang produk susu formula. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepercayaan konsumen maka akan semakin tinggi juga niat membeli ulang produk susu formula. Begitu juga sebaliknya semakin rendah kepercayaan konsumen maka semakin rendah juga niat membeli ulang produk susu formula. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Zboja dan Voorhees 2006 yang menyebutkan bahwa kepercayaan adalah sebab awalanteseden dominan dari repurchase intention atau niat pembelian ulang. Kepercayaan sendiri merupakan salah satu variabel kunci untuk memelihara hubungan jangka panjang pada sebuah produk. Dengan adanya kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang terbangun tersebut akan mengurangi kegelisahan ataupun kekhawatiran yang dialami konsumen, sehingga konsumen akan bertahan pada suatu