Indikator Niat Membeli Ulang

et al., 1995; Doney Cannon, 1997; Jarvenpaa Tractinsky, 1999; McKnight Chervany, 2001; Jarvenpaa et al., 2000 sebagai kepercayaan dalam konteks organisasi, marketing, dan juga ecommerce. Komponen tersebut meliuti : a. Ability kemampuan, yaitu sekelompok keahlian, kompetensi, dan karakteristik yang memungkinkan satu pihak memiliki pengaruh pada beberapa domain spesifik. Domain dari ability spesifik karenaTrustee orang yang dipercayai memiliki kompetensi pada beberapa area yang mampu memberikan suatu kepercayaan dalam diri seseorang. Kemampuan di sini lebih dari sekedar pelayanan terhadap individu atau konsumen, tetapi juga pada semua aspek yang berkaitan dengan bisnis. b. Benevolence kebaikan hati, yaitu sejauh mana orang yang dipercaya trustee ingin melakukan dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk orang yang mempercayainya trustor, terlepas dari motif keuntungan yang sifatnya egosentris. Benevolence jugaberkaitan dengan perhatian dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan kepentingan konsumen yang dilakukan oleh penyedia barang dan jasa dengan memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. c. Integrity integritas, yaitu persepsi dari Trustor bahwa Trustee akan bertahan pada seperangkat prinsip yang telah diberikan atau disampaikan kepada Trustor. Integritas juga meliputi kejujuran dan kemampuan menepati janji dari pihak yang dipercaya penjual. Apa yang telah diucapkan oleh Trustee kepada Trustor harus sesuaidengan tindakan yang akan Trustee lakukan dan konsumen yang di sini sebagai Trustor memiliki keingintahuan apakah Trustee dapat melakukan hal yang sama seperti yang telah dijanjikannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, kepercayaan memiliki tiga komponen yaitu kemampuan, kebaikan hati, dan integritas. Di mana, ketiga komponen tersebut merupakan hal yang penting dalam kepercayaan.

3. Dampak Kepercayaan Konsumen

Adanya kepercayaan akan menciptakan rasa aman dan kredibel serta dapat mengurangi persepsi konsumen akan resiko dari proses pertukaran Selnes, 1988 dalam Bennet dan Gabriel, 2003, dalam Ferinnadewi, 2008. Kepercayaan juga memiliki kontribusi untuk memberikan relasi dan hubungan yang terjalin secara terus menerus serta menciptakan perasaan loyal Santos Fernandes, 2008. Hal ini dibuktikan oleh Saputro 2010 dalam penelitiannya yang menunjukkan hasil bahwa kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan akan dapatmenciptakan loyalitas pelanggan. Seorang konsumen yang loyal tidak akan mudah berpindah ke produk atau merek lain. Apabila loyalitas meningkat, kerentanan konsumen dari ancaman atau serangan produk lain dapat dikurangi Marthin dan Semual, 2007. Dasar terciptanya hubungan jangka panjang yang meliputi adanya loyalitas konsumen terletak pada kepercayaan konsumen terhadap produsen Lubis, 2011. Hal yang sama juga disampaikan oleh beberapa peneliti bahwa kepercayaan merupakan dasar dalampembentukan dan pengembangan loyalitas konsumen Moorman, Deshpane, Zaltman, 1993; Morgan Hunt, 1994, dalam Akbar Parvez, 2009. Selain itu, kepercayaan juga akan berdampak pada kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Hal ini juga diperkuat dengan adanya beberapa penelitian yang menunjukkan hasil bahwa kepercayaan mempengaruhi kepuasan secara langsung. Salah satu contoh penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kim 2012. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa kepercayaan konsumen mempengaruhi kepuasan konsumen. Selain itu, terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto 2010 yang menyatakan bahwa kepercayaan yang timbul mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Kuatnya rasa percaya yang telah terbangun dalam diri konsumen akan semakin memperkuat keyakinannya untuk menyatakan rasa puas terhadap produk yang dipercayainya.