Hasil Wawancara Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk

211 yang lebih bermanfaat lagi bagi siswa baik dalam meningkatkan kemampuan menulisnya maupun dalam peningkatan wawasan siswa secara umum.

4.4.2 Hasil Wawancara Umpan Balik Siswa terhadap Uji Coba Produk

Pengembangan Selain membagikan kuesioner, peneliti juga melakukan wawancara dengan 10 orang siswa kelas X dari 126 siswa yang mengikuti uji coba produk untuk mengetahui kualitas soal-soal yang diberikan dan saran-saran perbaikan untuk soal-soal yang telah disusun. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan kesepuluh siswa. Dari hasil wawancara dengan 10 siswa kelas X yang telah mengikuti uji coba produk dan mengisi kuesioner dapat disimpulkan beberapa hal berkaitan dengan pemahaman siswa tentang soal, tingkat kesulitan soal, kejelasan gambar dan rekaman pembacaan pantun, dan saran siswa terhadap pelaksanaan uji coba yang telah berlangsung. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. Pertama , dari 10 siswa, semua anak berpendapat bahwa soal-soal yang diberikan saat uji coba berlangsung mudah dipahami karena bahasanya jelas dan ada gambar-gambar yang membantu siswa dalam menyusun paragraf naratif maupun ekspositif. Semua siswa juga bisa mengerjakan soal dengan baik, meskipun beberapa anak mengatakan belum puas hasil yang diperoleh. Kedua , berkaitan dengan tingkat kesulitan soal, dari 10 siswa yang diwawancara, delapan anak mengatakan soal yang paling sulit adalah soal nomor 2, yaitu soal membuat paragraf ekspositif. Lima anak di antara delapan anak mengatakan bahwa materi tentang paragraf ekspositif belum diajarkan sehingga 212 siswa kesulitan untuk mengerjakan soal ekspositif. Dua anak yang lain mengatakan bahwa soal nomor 3 adalah soal yang paling sulit karena membutuhkan imajinasi dan waktu lama untuk membuat pantun. Mengenai soal mana yang tergolong paling mudah, tujuh anak dari 10 siswa yang diwawancara mengatakan bahwa soal nomor 1 adalah soal yang paling mudah karena siswa tinggal merangkai pokok-pokok informasi yang terdapat pada gambar. Tiga anak yang lain mengatakan bahwa soal nomor 3 adalah soal yang paling mudah karena materi tentang pantun sudah diberikan. Selain itu, siswa lebih bisa memahami pantun yang didengarkan dan untuk membuat pantun lebih mudah karena bisa mengekspresikan diri. Ketiga, dari 10 siswa, enam anak mengatakan bahwa gambar yang diberikan kurang terlihat jelas untuk gambar soal nomor 2. Namun, siswa terbantu dengan keterangan yang memperjelas gambar, sehingga siswa tetap bisa menangkap maksud dari gambar yang disediakan. Untuk rekaman pembacaan pantun yang diperdengarkan, enam siswa berpendapat bahwa rekaman terlalu cepat sehingga sedikit kesulitan untuk mengikutinya. Jumlah pemutaran sebanyak dua kali menurut mereka masih kurang. Meskipun begitu, siswa tetap bisa menangkap maksud pantun dengan cukup baik. Keempat, dari 10 siswa, empat anak menyarankan agar waktu untuk mengerjakan soal diperpanjang dan gambar yang disediakan diperjelas dengan diperbesar dan diberi warna. Lima anak menyarankan agar pemutaran rekaman pantun diputar lebih dari dua kali agar siswa lebih memahami pantun dengan baik. Siswa yang lain menyarankan agar sebelum mengerjakan soal-soal sebaiknya 213 penguji menjelaskan terlebih dahulu materi yang terdapat di dalam soal agar siswa bisa mengerjakan soal-soal dengan baik. Berdasarkan saran-saran dari siswa tersebut, peneliti memperbaiki gambar yang digunakan dengan memperbesar dan menampilkan warnanya agar gambar lebih jelas dan informasinya terbaca. Untuk siswa yang menginginkan agar frekuensi pemutaran rekaman ditambah, peneliti menanggapinya dengan mengganti rekaman pembacaan pantun dengan rekaman yang berkualitas lebih jernih dan jelas, sehingga dengan pemutaran dua kali siswa sudah dapat memahami isinya dengan baik. Selain itu, peneliti akan lebih selektif memilih kelas yang akan dijadikan subjek uji coba, sehingga siswa dapat mengerjakan soal dari materi-materi yang memang sudah diajarkan. Jika harus memberikan penjelasan terlebih dahulu untuk materi yang belum diberikan, peneliti ragu karena waktu yang tersedia untuk melakukan uji coba sangat terbatas bagi setiap kelas.

4.4.3 Hasil Kuesioner Umpan Balik Guru terhadap Uji Coba Produk

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

1 6 93

Peningkatan pemahaman unsur interinsik pada cerpen melaui metode kooperatif tipe student teams achievement division (stad) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X MA As-Syafi'iyah 01 Jkarta semester Ganjil, Tahun ajaran 2011/2012)

0 37 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas VI SDN 2 Banua Hanyar Kecamatan Pandawan

0 0 6

Efektivitas Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Komik pada Siswa SD

0 0 11

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16