Prinsip-prinsip Umum Penilaian Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran Kemendiknas, 2009:448—455.

2.2.2.1 Prinsip-prinsip Umum Penilaian

Dalam mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menulis, penting bagi peneliti untuk memahami berbagai prinsip dari penilaian secara umum. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Kemendiknas, 2009:450, penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memiliki prinsip sebagai berikut. 1 Sahih Sahih berarti bahwa penilaian dilakukan berdasarkan data yang memperlihatkan kemampuan yang diukur. Pengembangan instrumen penilaian tidak bisa dilakukan secara sembarangan tanpa ada dasar yang kuat. Landasan yang bisa dijadikan tolok ukur dalam pengembangan instrumen penilaian adalah kurikulum, dalam hal ini Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan. 2 Objektif Penilaian tidak boleh berada pada pengaruh subjektivitas penilai serta didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas. Instrumen penilaian yang disusun harus bisa menilai kemampuan siswa secara objektif, sesuai kenyataan yang ada, bukan merupakan hasil rekayasa. 3 Adil Penilaian harus adil, tidak memandang latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Instrumen penilaian yang disusun nantinya harus bisa bersifat adil, tidak berat sebelah pada agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender tertentu. 4 Terpadu Penilaian merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Karena keterpaduannya dengan proses pembelajaran, penilaian menjadi penting untuk terus dikembangkan secara lebih baik. 5 Terbuka Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan hendaknya terbuka dan diberitahukan kepada pihak yang berkepentingan. Dalam mengembangkan instrumen penilaian, hendaknya digunakan prinsip keterbukaan agar transparan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. 6 Menyeluruh dan berkesinambungan Penilaian harus mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian agar semua kemampuan siswa dapat dipantau. Penilaian pun harus dilakukan secara kontinu atau berkesinambungan. Dalam pembelajaran bahasa pun instrumen penilaian yang disusun harus dapat mencakup seluruh aspek kemampuan siswa dan dilakukan secara terus-menerus atau kontinu. 7 Sistematis Penilaian harus dilakukan secara sistematis sesuai tahap atau langkah-langkah baku yang direncanakan. Instrumen penilaian yang dikembangkan hendaknya dapat diujicobakan dengan menggunakan langkah-langkah baku secara sistematis. 8 Beracuan kriteria Penilaian dilakukan berdasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Instrumen penilaian ini dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. 9 Akuntabel Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi prosedur, teknik, maupun hasilnya. Instrumen penilaian yang dihasilkan harus sudah melalui tahap penelaahan oleh para ahli dan teruji di lapangan sehingga instrumen dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Kesembilan prinsip di atas peneliti gunakan sebagai pedoman dalam menyusun instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif. Instrumen penilaian yang disusun oleh peneliti memiliki dasar yang kuat, yaitu SK dan KD sesuai Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Instrumen penilaian ini diharapkan dapat menilai kemampuan siswa secara objektif dan adil tanpa membedakan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender tertentu. Selain itu, sesuai dengan pendekatan integratif dalam penilaian bahasa dan prinsip penilaian menyeluruh, peneliti menyusun instrumen penilaian yang dapat mencakup dan mengukur seluruh aspek keterampilan berbahasa siswa, yaitu menulis, berbicara, mendengarkan, dan membaca, serta beberapa unsur kebahasaan yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Agar instrumen penilaian yang peneliti susun dapat dipertanggungjawabkan, peneliti mendasarkan penyusunan instrumen penilaian ini pada model serta kriteria penilaian yang jelas dan dapat dipercaya. Di samping itu, instrumen penilaian yang peneliti hasilkan melalui tehap penelaahan oleh dosen ahli dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia serta diujicobakan dalam kelas nyata di kelas X semester 1 SMAN 1 Wates, sehingga instrumen penilaian yang disusun dapat dipercaya dan layak untuk digunakan.

2.2.3 Kurikulum Pelajaran Bahasa Indonesia

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

1 6 93

Peningkatan pemahaman unsur interinsik pada cerpen melaui metode kooperatif tipe student teams achievement division (stad) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X MA As-Syafi'iyah 01 Jkarta semester Ganjil, Tahun ajaran 2011/2012)

0 37 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas VI SDN 2 Banua Hanyar Kecamatan Pandawan

0 0 6

Efektivitas Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Komik pada Siswa SD

0 0 11

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16