Berbicara berdasarkan rangsang gambar Bercerita

a. Berbicara berdasarkan rangsang gambar

Gambar dapat dijadikan rangsang pembicaraan yang baik untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang potensial. Gambar cerita berisi suatu aktivitas yang mencerminkan maksud, gagasan, makna, dan situasi tertentu. Rubrik penilaian berbicara dengan rangsang gambar cerita adalah sebagai berikut. Tabel 2.6 Rubrik Penilaian Kinerja Pemahaman Berbicara dengan Rangsang Gambar No. Aspek yang dinilai Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian dengan gambar 2. Ketepatan logika urutan cerita 3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 4. Ketepatan diksi 5. Ketepatan struktur kalimat 6. Kelancaran 7. Kebermaknaan penuturan Jumlah Skor Rubrik di atas dijadikan pedoman oleh peneliti dalam menyusun rubrik penilaian untuk tes kompetensi berbicara berdasarkan rangsang gambar peristiwa penipuan melalui telepon yang menimpa Bendahara Kas Objek Wisata Gua Pindul. Aspek- aspek penilaian di atas peneliti kembangkan menjadi beberapa subkomponen kriteria penilaian sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar yang akan dinilai.

b. Bercerita

Tugas bercerita dapat berdasarkan rangsang apa saja. Tugas ini dalam jenis penilaian otentik berupa tugas menceritakan kembali isi teks atau cerita. Jadi, rangsang yang dapat dijadikan bahan untuk bercerita dapat berupa buku yang sudah dibaca, berbagai cerita, berbagai pengalaman, dan lain-lain Nurgiyantoro, 2010: 409. Di bawah ini adalah contoh rubrik penilaian tugas bercerita berdasarkan buku cerita yang dibaca. Tabel 2.7 Rubrik Penilaian Kinerja Bercerita Berdasarkan Buku Cerita No. Aspek yang dinilai Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5 1. Ketepatan isi cerita 2. Ketepatan penunjukkan detail cerita 3. Ketepatan logika cerita 4. Ketepatan makna keseluruhan cerita 5. Ketepatan kata 6. Ketepatan kalimat 7. Kelancaran Jumlah Skor Rubrik di atas akan dijadikan pedoman oleh peneliti dalam menyusun rubrik penilaian untuk tes kompetensi bercerita “menceritakan kembali isi” dari laporan hasil observasi yang dilakukan oleh siswa. Karena laporan hasil observasi industri rumahan bersifat ilmiah, tentu saja aspek-aspek yang dinilai dimodifikasi dan disesuaikan dengan isi informasi yang disampaikan. Aspek-aspek penilaian pada rubrik di atas peneliti kembangkan menjadi beberapa subkomponen kriteria penilaian sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar yang akan dinilai. Selain tes kompetensi “menceritakan kembali isi” dari laporan hasil observasi industri rumahan, rubrik di atas juga peneliti gunakan sebagai pedoman dalam menyusun rubrik penilaian bercerita pengalaman pribadi mengobservasi tempat bersejarah. Aspek-aspek penilaian pada rubrik di atas peneliti kembangkan menjadi beberapa subkomponen kriteria penilaian sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar yang akan dinilai. Pengembangan subkomponen kriteria penilaian untuk tugas ini didasarkan pada teori tentang menceritakan kembali teks atau cerita. Tugas menceritakan kembali pada dasarnya ditujukan untuk mengukur pemahaman wacana yang didengar atau dibaca. Tugas ini bermakna karena kompetensi pemahaman wacana tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian terhadap kinerja siswa, selain ketepatan unsur kebahasaan, juga harus memperhitungkan ketepatan dan keakuratan isi atau informasi yang terkandung dalam wacana. Wacana yang akan diceritakan kembali oleh siswa dalam tugas ini adalah laporan observasi tempat industri rumahan, sedangkan pengalaman yang akan diceritakan oleh siswa adalah pengalaman melakukan observasi tempat bersejarah yang dilaksanakan oleh siswa secara berkelompok.

c. Berdiskusi

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

1 6 93

Peningkatan pemahaman unsur interinsik pada cerpen melaui metode kooperatif tipe student teams achievement division (stad) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X MA As-Syafi'iyah 01 Jkarta semester Ganjil, Tahun ajaran 2011/2012)

0 37 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas VI SDN 2 Banua Hanyar Kecamatan Pandawan

0 0 6

Efektivitas Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Komik pada Siswa SD

0 0 11

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16