197
Dari 126 siswa yang mengikuti tes uji coba yang dilakukan oleh peneliti, sebanyak 89,68 anak memiliki nilai afektif sangat baik, 6,34 anak memiliki
nilai afektif baik, dan sebanyak 3,96 anak memiliki nilai afektif cukup. Jadi, dapat dikatakan kebanyakan siswa antusias, berminat dan tertarik mengikuti uji
coba yang dilakukan oleh peneliti. Siswa-siswa mempersiapkan diri dengan baik, tertib dan sungguh-sungguh berusaha maksimal dalam mengerjakan soal.
4.3.3.3 Hasil Penilaian Psikomotorik Siswa
Penilaian psikomotorik siswa selama mengikuti tes uji coba dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMAN 1 Wates.
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap 126 siswa yang mengikuti uji coba produk, peneliti memaparkan beberapa hal terkait dengan kemampuan
psikomotorik siswa selama mengerjakan soal-soal yang diujicobakan. Kemampuan psikomotorik siswa dipaparkan berdasarkan kelas masing-masing.
Pemaparan penilaian psikomotorik siswa adalah sebagai berikut. Berdasarkan penilaian psikomotorik yang dilakukan oleh peneliti dan guru
pada kelas XA selama mengikuti tes uji coba, peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan siswa kurang aktif dalam diskusi yang dilaksanakan, hanya beberapa
siswa yang terlihat menonjol. Guru berpendapat bahwa sebagian besar siswa kelas XA kurang aktif dalam diskusi karena mereka belum terbiasa aktif dalam
keterampilan berbicara dan mungkin merasa minder dengan teman-temannya yang vokal.
Berdasarkan penilaian psikomotorik yang dilakukan oleh peneliti dan guru pada kelas XB selama mengikuti tes uji coba, peneliti menyimpulkan bahwa kelas
198
XB merupakan kelas yang paling terlihat tidak aktif dalam diskusi. Siswa-siswa cenderung malu untuk mengemukakan pendapatnya dan lebih menyerahkan
keputusan pada teman lain yang vokal. Beberapa siswa justru berbicara di luar topik saat berdiskusi dengan teman. Guru juga berpendapat bahwa siswa kelas XB
lebih pasif saat mengikuti diskusi dibandingkan dengan kelas-kelas lain, sehingga kurang bisa berkompetisi dalam diskusi dan cenderung mengandalkan teman.
Selain itu, beberapa siswa memang sedikit sukar diatur. Berdasarkan penilaian psikomotorik yang dilakukan oleh peneliti dan guru
pada kelas XC selama mengikuti tes uji coba, peneliti menyimpulkan bahwa kelas ini merupakan kelas yang terlihat paling aktif dalam diskusi. Kebanyakan siswa
memiliki inisiatif atau berani mengemukakan pendapat-pendapatnya. Guru berpendapat bahwa kelas XC lebih aktif dibandingkan dengan kelas lain, sehingga
bisa berkompetisi dengan baik dan tidak malu lagi dalam mengemukakan pendapat.
Berdasarkan penilaian psikomotorik yang dilakukan oleh peneliti dan guru pada kelas XD selama mengikuti tes uji coba, peneliti dan guru menyimpulkan
bahwa kelas ini juga tidak tampak menonjol kemampuannya dalam berdiskusi. Hanya beberapa anak saja yang terlihat aktif dan berani mengemukakan
pendapatnya. Selebihnya, siswa hanya mengandalkan pendapat dari temannya yang vokal.
Dari 126 siswa yang mengikuti tes uji coba yang dilakukan oleh peneliti, sebanyak 48,41 memiliki nilai psikomotorik baik, sebanyak 30,5 anak
199
memiliki nilai psikomotorik cukup, dan sebanyak 21,03 memiliki nilai psikomotorik sangat baik.
Secara garis besar, peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan siswa kurang terlibat secara aktif dan penuh inisiatif dalam mengikuti diskusi. Mereka kurang
berani mengemukakan pendapatnya dan lebih mempercayakan keputusan pada temannya yang lebih vokal. Namun, mereka mampu membatasi fokus
pembicaraan mereka agar tetap berada dalam topik diskusi.
4.4 Umpan Balik Siswa dan Guru terhadap Uji Coba Produk
Pengembangan Instrumen Penilaian Integratif dalam Pembelajaran Menulis
Uji coba lapangan produk instrumen penilaian pembelajaran menulis dilakukan di kelas X SMAN 1 Wates. Uji coba dilakukan selama dua hari di kelas
A, B, C, dan D masing-masing satu kali pertemuan. Uji coba dilakukan pada tiga kompetensi dasar saja dikarenakan waktu pelaksanaan uji coba yang terbatas.
Setelah melakukan uji coba, peneliti memberikan kuesioner kepada siswa untuk mengetahui umpan balik atau umpan balik yang diberikan siswa terhadap
kualitas soal-soal yang diberikan dan terhadap pelaksanaan uji coba yang telah dilakukan. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa
yang telah mengikuti uji coba dan mengisi kuesioner untuk mengetahui lebih dalam tentang kualitas dan saran-saran yang dibutuhkan terkait soal-soal yang
diberikan dan pelaksanaan uji coba. Peneliti juga memberikan kuesioner dan melakukan wawancara dengan dua
orang guru Bahasa Indonesia. Kuesioner diberikan kepada guru untuk mengetahui kualitas produk pengembangan yang telah peneliti susun dari berbagai aspek