Pengalaman Kerja Gaya Mengajar

sebesar 99,0 dan skor terendah sebesar 3,2. Selisih range antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 95,8. Perhitungan mean, median dan modus dengan Program SPSS. Hasil-hasil perhitungan mean, median dan modus atas variabel pendidikan dan pelatihan diklat berturut-turut adalah sebagai berikut: 34,868; 36; dan 6,1 lampiran IV halaman 129. Berikut ini disajikan deskripsi data variabel pendidikan dan pelatihan diklat berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi lihat lampiran IV halaman 127: Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pelatihan Diklat No. Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif x i f i x i 1. 3,2 – 22,3 17 36,17 12,8 217,6 2. 22,4 – 41,5 14 29,79 32,1 449,4 3. 41,6 – 60,7 10 21,28 51,3 513 4. 60,8 – 79,9 4 8,51 70,5 282 5. 80 – 99,1 2 4,26 89,7 179,4 Jumlah 47 100 1641,4 Tabel V.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah instruktur tertinggi telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat selama 3,2–22,3 bulan yaitu berjumlah 17 instruktur 36,17. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar instruktur BLK Jogjakarta telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat selama 3,2–22,3 bulan.

3. Pengalaman Kerja

Variabel pengalaman kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan lamanya instruktur Balai Latihan Kerja Jogjakarta bekerja dalam satuan tahunan. Data selengkapnya didapat skor tertinggi sebesar 30 dan skor terendah sebesar 11. Selisih range antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 19. Perhitungan mean, median dan modus dengan program SPSS. Hasil-hasil perhitungan mean, median dan modus atas variabel pengalaman kerja berturut-turut adalah sebagai berikut: 22,32; 24,00; dan 21 lampiran IV halaman 129. Berikut ini disajikan deskripsi data variabel pengalaman kerja berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi lihat lampiran halaman 128: Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman Kerja No Nilai Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif x i f i x i 1. 11 – 14 6 12,77 12,5 75 2. 15 – 18 5 10,64 16,5 82,5 3. 19 – 22 8 17,02 20,5 164 4. 23 – 26 16 34,04 24,5 392 5. 27 – 30 12 25,53 28,5 342 Jumlah 47 100 1055,5 Tabel V.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah instruktur tertinggi telah bekerja selama 23–26 tahun yaitu berjumlah 16 instruktur 34,04. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar instruktur BLK Jogjakarta mempunyai pengalaman kerja antara 23–26 tahun.

4. Gaya Mengajar

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh instruktur di Balai Latihan Kerja Jogjakarta dengan butir kuesioner yang sahih untuk variabel fasilitas kerja berjumlah 10 item diketahui bahwa skor yang tertinggi adalah 35 dan skor yang terendah adalah 26. Selisih range antara skor tertinggi dan terendah adalah 35 – 26 = 9. Perhitungan mean, median dan modus dengan program SPSS. Hasil perhitungan mean = 29,87 median = 30,00 dan modus = 30 lampiran IV halaman 129. Berikut ini disajikan deskripsi data variabel gaya mengajar berdasarkan Pedoman Acuan Patokan Tipe II yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi lampiran IV halaman 130: Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Gaya Mengajar Interval Gaya Mengajar Frekuensi Frekuensi Relatif Kategori 34 – 40 7 14,89 Sangat baik 30 – 33 18 38,30 Baik 27 – 29 17 36,17 Cukup 24 – 26 5 10,64 Buruk 24 Sangat buruk Jumlah 47 100 Tabel V.4 di atas menunjukkan bahwa kebanyakan gaya mengajar instruktur masuk ke dalam kategori baik yaitu berjumlah 18 instruktur 38,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar berada pada rentang 30–33 yang termasuk dalam kategori baik.

B. Pengujian Normalitas