Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan.

78 semakin masuk dalam kehidupan umat, Gereja kini dipanggil untuk melakukan evangelisasi kebudayaan Direktorium Formatio Iman, 2014:20.

6. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup

Rusaknya keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup dapat dinilai sebagai kegagalan manusia dalam melaksanakan tugas untuk menjaga, memelihara dan melestarikan alam ciptaan Direktorium Formatio Iman, 2014:21. Akibat dari sekularisme yang melahirkan isme-isme lainnya seperti materialisme, konsumerisme dan egosentrisme alam menjadi objek untuk dikeruk kekayaannya demi memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga terjadilah pencemaran dan kerusakan alam ciptaan. Rusaknya lingkungan hidup mengakibatkan terjadinya bencana-bencana yang memperparah kerusakan alam ciptaan itu sendiri. Kesalahan fatal manusia adalah eksploitasi secara terus menerus namun tidak diimbangi dengan usaha penjagaan dan pelestarian alam. Gereja sesungguhnya sadar perlunya menumbuhkan sikap yang benar terhadap lingkungan hidup Direktorium Formatio Iman, 2014:21. Penjagaan dan pelestarian keutuhan lingkungan hidup tidak hanya semata-mata melaksanakan tugas dasar manusia tetapi demi kelangsungan alam dan kehidupan generasi penerus atau Gereja masa depan. Oleh sebab itu sangat mendesak bahwa alam yang tercemar dan rusak harus dipulihkan dan diselamatkan. Direktorium Formatio Iman 2014:16 menyebutkan “manusia harus menjalani pertobatan ekologis”. Hal ini tidak mudah karena perlu mengubah paradigma antroposentris PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 menuju biosentris. Kesadaran akan tugas dasar manusia dan pentingnya menjaga keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup perlu ditanamkan dalam hati dan hidup manusia secara terus menerus.

7. Merebaknya Kemiskinan

Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak kunjung selesai malah semakin parah dan memprihatinkan. Perubahan dan perkembangan zaman tidak pernah berhasil menghapus kemiskinan sebaliknya meningkatkan angka dan persentasenya, bahkan lebih dari itu yakni menyangkut kedalaman dan keparahan kemiskinan itu sendiri Direktorium Formatio Iman, 2014:22. Banyak sistem dan struktur birokrasi dinilai tidak adil karena meningkatkan dan memperparah kemiskinan. Tingkat ketidakadilan sosial pun semakin meningkat. Tingkat kemiskinan semakin diperparah dengan adanya budaya materialisme dan konsumerisme Direktorium Formatio Iman, 2014:22. Budaya ini mengakibatkan merebaknya ketidakadilan sosial sehingga rakyat kecil semakin tersingkirkan. Kecenderungan materialisme dan konsumerisme turut masuk dan mempengaruhi kehidupan orang kecil, konsumsi mereka pun meningkat sementara situasi ekonomi tidak mendukung, sehingga mereka juga melakukan segala cara semata-mata memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Akibatnya orang kecil, lemah dan miskin semakin dipermiskin dan tersingkirkan. Gereja dalam melayani orang kecil, lemah dan miskin, tidak selamanya dapat memberi jalan keluar dari kemiskinan karena mereka sendiri dipengaruhi oleh budaya dan paradigma materialisme serta konsumerisme Direktorium 80 Formatio Iman, 2014:22. Kemiskinan menyebabkan penderitaan semakin menggerogoti sisi kehidupan baik secara jasmani maupun rohani. Dalam situasi seperti ini keberadaan Allah yang Mahaadil dan Mahakasih sering dipertanyakan. Maka menjadi tantangan besar bagi pelayanan katekis untuk menghadirkan kasih Allah di tengah maraknya kemiskinan. Ketujuh arus besar zaman tersebut menjadi tantangan besar bagi pelayanan para katekis. Tantangan tersebut harus disikapi secara kritis dan bijaksana. Katekis mau tidak mau harus menghadapi tantangan-tantangan tersebut karena umat yang dilayani hidup dalam pengaruh tantangan arus zaman. Di tengah maraknya dampak arus perkembangan zaman, Gereja mengharapkan para pelayan khususnya katekis dapat menghayati dan melaksanakan tugas perutusan dengan baik. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan umat pada konteksnya. Hal ini sudah disinggung oleh Konsili Vatikan II dalam Kontitusi Dogmatis Tentang Gereja LG 1 bahwa “keadaan zaman sekarang mendesak Gereja untuk menunaikan tugas secara erat”. Konsili bermaksud agar tantangan zaman disikapi secara kritis dan bijaksana. Tantangan arus besar zaman tersebut harus menjadi bagian utuh dari pelayanan katekis Kongregasi Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa, CEP. 1997:30, bahkan menjadi salah satu sumber dan bahan penting bagi pelayanan Direktorium Formatio Iman, 2014:61. Demikian juga Pertemuan Kateketik Keuskupan Se-Indonesia IX PKKI IX mengharapkan agar keprihatinan umat akibat perubahan zaman menjadi bagian utuh karya pelayanan katekese. Sementara itu, Seri Pastoral 429 Pelayanan Pastoral Berbasis Data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI