Merebaknya Kemiskinan TANTANGAN DAN PELAYANAN KATEKIS ZAMAN INI

84 bersumber dan berteladankan dari pelayanan Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya Mrk 10:45. Berdasarkan pengertian diakoneo di atas dapat dirumuskan tiga hal tentang pelayanan. Pertama, semua tindakan yang bertujuan untuk membangun jemaat merupakan pelayanan. Kedua, sesuai teladan Yesus Kristus, seorang pelayan harus siap berkorban memberikan dirinya demi pelayanan. Yang ketiga adalah, pelayanan merupakan pewujudan kasih kepada Tuhan melalui tindakan kasih kepada sesama. Pelayanan ini akhirnya tidak hanya dilaksanakan oleh para diakon dan pemimpin jemaat tetapi dilaksanakan juga oleh seluruh anggota Gereja.

b. Pelayanan menurut Dokumen Gereja

Dokumen-dokumen Gereja membicarakan secara terperinci pelayanan baik secara eksplisit penjelasan secara umum, maupun secara implisit penjelasan secara sempit berdasarkan konteks tertentu. Bagian ini akan memaparkan beberapa maksud pelayanan berdasarkan beberapa dokumen Gereja. Kitab Hukum Kanonik membicarakan pelayanan sebagai pengabdian terhadap Gereja. Misalnya kanon 618 membicarakan pelayanan para pemimpin Gereja sebagai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin jemaat. Dalam semangat pengabdian, para pemimpin jemaat melaksanakan tugas sesuai dengan otoritas sebagai pemimpin, dengan peka terhadap kehendak Allah memimpin umat agar setia kepada Gereja. Mereka juga menghargai, mendengarkan, dan mengusahakan kemajuan umat terutama partisipasi umat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 dalam Gereja. Berdasarkan kanon ini pelayanan adalah suatu usaha untuk mengembangkan Gereja. Kitab Hukum Kanonik juga menjelaskan bahwa tugas tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh para pemimpin Gereja tetapi kaum awam sebagai anggota Gereja juga melaksanakan pengabdian terhadap Gereja. Baik para pemimpin dan kaum awam sama-sama melayani Sabda Allah. Melayani Sabda Allah berarti menghayati, melaksanakan, dan mewartakan Sabda Allah. Misalnya kanon 776 dan kanon 231 menekankan bahwa kaum awam juga secara aktif terlibat membangun Gereja. Sementara itu, Kontitusi Pastoral mengenai Gereja di Dunia Dewasa Ini GS 3 menyatakan pengabdian kepada manusia adalah pelayanan. Pengabdian yang terbuka kepada bimbingan Roh Penghibur, melaksanakan dan melangsungkan karya Kristus dengan cara melayani serta membawa manusia kepada keselamatan. Katekismus Gereja Katolik KGK 784-786 dan Kontitusi Dogmatis tentang Gereja LG 34-36 membicarakan keikutsertaan anggota Gereja dalam tritugas Kristus yaitu sebagai “imam, nabi, dan raja”. Semua yang dibaptis secara khusus dipanggil dan diutus ke tengah dunia untuk melaksanakan tugas perutusan dan pelayanan. Berdasarkan dokumen ini, pelayanan mendapat arti sebagai keikutsertaan dalam tritugas Kristus. Keikutsertaan dalam tritugas Kristus berarti menjadi seperti Kristus, melayani Kristus, dan bersama Kristus melayani sesama. Sementara dokumen Pernyataan tentang Pendidikan Kristiani GE 8c menyatakan bahwa pelayanan merupakan kerasulan dan pengabdian, “pelayanan para guru itu sungguh-sungguh merupakan kerasulan, yang memang perlu benar- 86 benar menanggapi kebutuhan zaman sekarang, sekaligus pengabdian yang sejati kepada masyarakat”. Berdasarkan pernyataan tersebut, kerasulan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan. Secara khusus, guru melaksanakan pelayanannya dengan cara merasul. Melalui kerasulan, seorang pelayan ikut serta dalam perutusan keselamatan Gereja LG 33, menjadi saksi Kristus melalui kata-kata dan tindakan, menyalurkan rahmat-Nya, menarik mereka yang belum beriman kepada iman, meneguhkan iman mereka yang sudah beriman, dan memberi semangat untuk hidup AA 6. Dokumen Gereja juga membicarakan pelayanan sebagai penggembalaan dengan teladan Sang Gembala Baik yakni Yesus Kristus sendiri. Misalnya Dekrit Tentang Pelayanan Dan Kehidupan Para Imam PO 14, dalam konteks keutuhan dan keselarasan kehidupan para imam, mereka para imam tidak henti-hentinya melaksanakan kehendak Bapa dengan cara hidup bersatu dengan Kristus, mengenal kehendak Bapa, dan menyerahkan diri bagi kawanan domba umat yang menjadi tanggung jawab mereka. Tugas kegembalaan ini merupakan upaya terus-menerus untuk membangun dunia menjadi satu kawanan atau himpunan umat Allah, Tubuh Kristus dan Kenisah Roh Kudus PO 1. Kontitusi Dogmatis Tentang Gereja LG 32 memberi penekanan bahwa kaum awam juga terlibat dalam tugas penggembalaan keluarga Allah tersebut dengan semangat yang sama yakni penyerahan diri akan Kehendak Bapa.