16
merupakan seorang pemandu. Wojtyla mengikuti wanita tersebut. Mereka melewati banyak bahaya ditembak dan ditangkap oleh tentara tetapi itu tidak
pernah terjadi sampai mereka tiba di rumah tempat Uskup Krakow tinggal. Sejak saat inilah perjalanan Wojtyla menjadi imam dimulai. Di rumah uskup ini Wojtyla
melaksanakan studinya untuk menjadi seorang imam Wilson, 2004:24-25. Pada tahun 1945 perang berhenti. Tentara-tentara meninggalkan Polandia.
Sekolah-sekolah dan universitas pun mulai dibuka kembali Wilson, 2004:26. Para pelajar keluar dari persembunyian dan bergotong-royong membersihkan
seminari. Tono Suratman 2014:118 mengisahkan, pada waktu itu Wojtyla telah menolong seorang gadis Yahudi bernama Edith Zierer 14 tahun, yang sedang
melarikan diri dari perkampungan buruh di Czestochow. Selain gadis malang tersebut, menurut beberapa organisasi Yahudi, Wojtyla telah banyak menolong
orang Yahudi selama pendudukan Nazi. Pada tahun 1946 Wojtyla telah menyelesaikan studinya dan ditahbiskan sebagai imam pada Pesta Hari Raya
Orang Kudus, 1 November 1946, oleh Uskup Agung Krakow, Kardinal Adam Stefan Sapieha dan melaksanakan Misa pertamanya di kota tempat ia dilahirkan
Tono Suratman, 2014:119.
3. Kisah Hidup dan Pelayanan sebelum Naik Takhta
Selama menjadi Pastor Wojtyla tidak pernah melupakan kebiasaan- kebiasaan bersama dengan teman-temannya. Ia telah berusaha keras untuk
mengajari orang tentang kebaikan Allah. Pastor Wojtyla memperjuangkan pelayanan yang memperkenalkan Allah kepada anak-anak. Ia sangat mencintai
17
anak-anak dan ia pun dicintai oleh banyak umat Wilson, 2004:27. Tono Suratman 2014:119 menuliskan, tidak lama setelah ditahbiskan, Pastor Wojtyla
dikirim oleh Kardinal Sapieha ke Roma untuk belajar di Universitas Angelicum, di bawah bimbingan seorang teolog kenamaan, Garrigou-Lagrange seorang imam
dari ordo Dominikan Perancis. Pada tahun 1948, Pastor Wojtyla menyelesaikan studi doktoralnya dengan tesis yang mengangkat tema iman dalam kesaksian
Santo Yohanes dari Salib. Tono Suratman 2014:119-120 kemudian mengisahkan Pastor Wojtyla
selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan pelayanan, terutama di waktu liburnya, Pastor Wojtyla menghabiskan waktunya untuk melaksanakan
pelayanan pastoral kepada para imigran Polandia yang datang dari Perancis, Belgia dan Belanda. Setelah sekian lama belajar di Roma, pada tahun 1954
akhirnya Pastor Wojtyla memperoleh gelar doktor kedua untuk bidang filsafat di Universitas Angelicum. Pastor Wojtyla kemudian melanjutkan belajar di
Universitas Katolik Lublin. Di universitas ini Ia mengambil kuliah di bidang filsafat dan teologi. Sementara ia juga aktif memberikan pelayanan iman kepada
para mahasiswa. Selanjutnya ia menjadi pengajar mata kuliah teologi moral dan etika sosial di Seminari Tinggi Krakow dan di Fakultas Teologi Lublin. Selama
periode ini Pastor Wojtyla menulis seri artikel di Koran Katolik Krakow, membuat karya sastra seperti puisi dan naskah drama.
Pada 4 Juli 1958 Pastor Wojtyla diangkat menjadi Uskup tituler Ombi dan Uskup Bantu Krakow oleh Paus Pius XII, dan ditahbiskan pada 28 September
1958, di Katedral Wawel, Krakow, oleh Uskup Agung Eugeniusz Baziak. Setelah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI