Drug Related Problems DRPs

E. Drug Related Problems DRPs

Pengertian drug related problems yaitu kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang dialami pasien yang diduga atau terlibat dalam terapi obat yang menginginkan tercapainya tujuan terapi. Drug related problems merupakan sebuah konsekuensi dari kebutuhan akan obat yang tidak tercapai Cipolle, Strand, Morley, 2004. Salah satu tugas dan tanggung jawab farmasis dalam melakukan pelayanan kefarmasian yaitu melakukan identifikasi, mengatasi dan mencegah terjadinya drug related problems. Untuk dapat mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah drug related problems, farmasis harus dapat memahami bagaimana pasien dengan drug related problems ada dalam komunitas klinis. Drug related problems selalu memiliki 3 komponen utama. 1. Kejadian atau risiko yang tidak diinginkan yang dialami pasien. Masalah dapat berupa komplain medis, tanda, simptom, diagnosis, penyakit, ketidakmampuan, nilai laboratorium yang tidak normal, atau sindrom. 2. Terapi obat produk dan atau aturan dosis yang dilakukan. 3. Hubungan yang terjadi atau diduga antara kejadian pada pasien yang tidak diinginkan dan terapi obat. Hubungan dapat berupa: a. konsekuensi terapi obat, hubungan langsung atau hubungan sebab akibat, atau b. membutuhkan tambahan atau modifikasi terapi obat sebagai pemecahan atau pencegahannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Drug related problems tidak dapat dicegah atau diatasi jika penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Penting untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan tidak hanya drug related problem, tetapi juga penyebab yang biasanya muncul. Tabel II merupakan rangkuman dari penyebab yang umumnya menimbulkan drug related problems Cipolle, Strand, Morley, 2004. Tabel II. Kategori dan penyebab munculnya DRPs menurut Cipolle, Strand, dan Morley 2004 Drug related problems Penyebab munculnya DRPs Terapi obat yang tidak diperlukan unnecessary drug therapy a. Tidak ada indikasi yang tepat untuk terapi obat yang dilakukan. b. Mengkonsumsi multiple drugs pada kondisi yang cukup memerlukan terapi single drug. c. Kondisi pasien lebih tepat diobati dengan terapi non farmakologis. d. Terapi obat digunakan untuk mengobati efek samping yang dapat dicegah yang berkaitan dengan pengobatan lainnya. e. Penyalahgunaan obat, penggunaan obat, atau merokok yang menjadi penyebabnya. Memerlukan terapi obat tambahan need additional drug therapy a. Kondisi medis memerlukan inisiasi terapi obat. b. Terapi obat pencegahan diperlukan untuk mengurangi resiko perkembangan kondisi yang baru. c. Kondisi medis memerlukan farmakoterapi tambahan untuk menghasilkan sinergisme atau efek tambahan. Salah obat wrong drug a. Obat yang digunakan bukan yang paling efektif. b. Kondisi medisnya sulit untuk dikontrol lewat terapi obat. c. Bentuk sediaan obat tidak tepat. d. Obat tidak efektif untuk indikasi yang muncul. Dosis terlalu rendah dose too low a. Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon yang diinginkan. b. Interval dosis terlalu jauh untuk dapat menghasilkan respon yang diinginkan. c. Interaksi obat mengurangi jumlah obat yang aktif. d. Durasi terapi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang diinginkan. Efek samping obat adverse drug reaction a. Obat menghasilkan reaksi yang tidak diinginkan tetapi tidak tergantung pada besar dosis. b. Obat yang lebih aman diperlukan karena adanya faktor risiko. c. Interaksi obat menyebabkan munculnya reaksi yang tidak diinginkan tetapi tidak tergantung pada besar dosis. d. Aturan dosis diberikan atau diganti terlalu cepat. e. Obat menyebabkan reaksi alergi. f. Obat dikontraindikasikan karena faktor risiko. Dosis terlalu tinggi dose too high a. Dosis terlalu tinggi. b. Frekuensi pemberian obat terlalu sering. c. Durasi pemakaian obat terlalu lama. d. Interaksi obat yang terjadi menghasilkan reaksi toksik obat. Ketidakpatuhan pasien uncompliance a. Pasien tidak paham instruksi yang diberikan. b. Pasien memilih untuk tidak meminum obat. c. Pasien lupa meminum obat. d. Obat terlalu mahal untuk pasien. e. Pasien tidak dapat menelan atau menggunakan sendiri obat yang dipilihkan. f. Obat yang hendak ditebus tidak tersedia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Keterangan Empiris

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 14

PENDAHULUAN EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

1 3 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 201

2 2 15

Evaluasi peresepan antibiotika profilaksis dengan metode gyssens pada pasien yang menjalani operasi sesar pada Bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2 21 186

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien operasi apendisitis akut di Instalasi Rawat Inap RSUD Badung Provinsi Bali tahun 2011.

0 4 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Kajian penggunaan antibiotik profilaksis dan evaluasi drug related problems-nya pada bedah orthopaedi kasus fraktur di unit bedah RS Panti Rapih Yogyakarta periode Agustus 2007-September 2007 - USD Repository

0 0 159

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi sesar pada bulan Agustus dan September 2007 di RS Panti Rapih - USD Repository

0 0 116

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi apendisitis akut di RS Panti Rapih tahun 2009 - USD Repository

0 0 108

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN OPERASI SESAR (CAESAREAN SECTION) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2008

0 3 149