2. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius L.
Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar air dalam serbuk yang akan dinyatakan dalam
persen dan untuk memenuhi persyaratan serbuk kering yang telah ditentukan oleh Farmakope Herbal Indonesia Jilid III, yakni kurang dari 10. Penetapan kadar air
serbuk daun M. tanarius dilakukan menggunakan metode Gravimetri dengan alat moisture balance yang terdapat di Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan sampel serbuk sebanyak 5 g sampel dan menimbang bobot serbuk
sebagai bobot sebelum pemanasan bobot a. Kemudian alat dipanaskan pada suhu 110ºC selama 15 menit. Digunakan suhu 110ºC dimaksudkan agar
kandungan air telah menguap dan waktu 15 menit dianggap bahwa kadar air telah memenuhi persyaratan parameter standarisasi. Setelah itu menimbang bobot
serbuk setelah pemanasan bobot b. Selisih bobot a dan b merupakan kadar air dari serbuk daun M. tanarius L.. Pengukuran kadar ini dilakukan replikasi 3 kali
agar mendapatkan hasil yang akurat. Dari hasil pengujian tersebut, menunjukkan bahwa kadar air serbuk daun M. tanarius telah memenuhi persyaratan kadar air
untuk serbuk yang baik, yaitu 8,76 bb.
3. Hasil pembuatan FHEMM daun M. tanarius L.
Pembuatan FHEMM diawali dengan pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius. Dilakukan penimbangan sebanyak 40,0 g serbuk kering daun M.
tanarius menggunakan timbangan analitik, kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 500,0 mL, lalu ditambahkan 100,0 mL metanol dan 100,0 mL aquadest 1:5. Tujuan dilarutkan dalam pelarut metanol-air agar senyawa kimia
yang terkandung dalam daun M. tanarius dapat larut dalam pelarut. Dilakukan maserasi untuk mencampur serbuk dengan pelarut dan dilanjutkan perendaman
dan penggojogan menggunakan shaker pada suhu ruang selama 24 jam. Kemudian hasil maserasi disaring menggunakan corong buchner dilapisi kertas
saring. Larutan hasil saringan dipindahkan dalam labu alas bulat untuk dievaporasi. Tujuan proses evaporasi adalah menguapkan cairan penyari pada
proses maserasi. Prinsip alat vaccum evaporator adalah menguapkan pelarut dengan suhu rendah dan berputar dengan menggunakan tekanan tinggi untuk
membantu proses penguapan. Proses evaporasi menggunakan suhu dibawah titik didih metanol-air, yaitu 70ºC. Hasil evaporasi kental dituangkan dalam cawan
porselin yang telah ditimbang sebelumnya, agar mempermudah perhitungan rendemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan porselin yang berisi larutan hasil
maserasi dimasukkan dalam oven untuk diuapkan selama ±24 jam dengan suhu 50ºC untuk mendapatkan ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang kental
dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap. Setelah mendapatkan bobot ekstrak tetap, dilakukan pengerokan hasil
ekstrak pekat tersebut dan dilarutkan menggunakan pelarut heksan-etanol 1:1 dengan perbandingan ekstrak:pelarut 1:5. Penggojogan dilakukan menggunakan
shaker pada suhu ruang selama 24 jam. Kemudian hasil maserasi disaring menggunakan corong buchner dilapisi kertas saring. Dilakukan proses evaporasi
fraksi heksan-etanol menggunakan vaccum evaporator. Lalu hasil fraksi
kentalnya ditampung dalam cawan porselin kosong yang sudah ditimbang sebelumnya dan dimasukkan dalam oven selama ±24 jam pada suhu 50ºC hingga
didapatkan bobot fraksi tetap.
B. Hasil Penimbangan Bobot FHEMM daun M. tanarius L.