Hasil Penimbangan Bobot FHEMM daun M. tanarius L.

kentalnya ditampung dalam cawan porselin kosong yang sudah ditimbang sebelumnya dan dimasukkan dalam oven selama ±24 jam pada suhu 50ºC hingga didapatkan bobot fraksi tetap.

B. Hasil Penimbangan Bobot FHEMM daun M. tanarius L.

Dalam penelitian ini, pembuatan FHEMM menggunakan metode penyarian yaitu maserasi. Metode maserasi ini digunakan karena memiliki keuntungan yaitu prosedur dan alat yang digunakan sangat sederhana. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Sebelum memulai proses maserasi, hasil serbuk simplisia diayak dengan menggunakan no mesh 50. Pembuatan FHEMM menggunakan metode maserasi. Keuntungan metode maserasi adalah prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah. Proses ekstraksi dilakukan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke tahap fraksinasi. Dilakukan penimbangan sebanyak 40,0 g serbuk kering daun M. tanarius menggunakan timbangan analitik, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500,0 mL, lalu ditambahkan 100,0 mL metanol dan 100,0 mL aquadest 1:5. Dilakukan maserasi untuk mencampur serbuk dengan pelarut dan dilanjutkan perendaman dan penggojogan menggunakan shaker pada suhu ruang selama 24 jam. Kemudian hasil maserasi disaring menggunakan corong buchner dilapisi kertas saring. Larutan hasil saringan dipindahkan dalam labu alas bulat untuk diuapkan. Hasil evaporasi kental dituangkan dalam cawan porselin yang telah ditimbang sebelumnya, agar mempermudah perhitungan rendemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan porselin yang berisi larutan hasil maserasi dimasukkan dalam oven untuk diuapkan selama ±24 jam dengan suhu 50ºC untuk mendapatkan ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap. Proses remaserasi tetap dilanjutkan hingga ekstrak menjadi bening yang menunjukkan sudah tidak ada lagi senyawa metabolit yang diikat oleh pelarut. Untuk menentukan bobot pengeringan yang sudah tetap dilakukan dengan cara menimbang ekstrak yang berada dalam cawan setiap waktu tertentu hingga berat menjadi konstan. Proses fraksinasi yang dilakukan hampir sama dengan proses ekstraksi. Setelah bobot pengeringan dari ekstrak tetap, selanjutnya dilakukan fraksinasi. Seluruh ekstrak tetap digunakan karena yang akan digunakan pada tahap selanjutnya dari ekstraksi adalah fraksi-fraksi yang terbentuk dari proses fraksinasi ekstrak pekat. Fraksinasi dilakukan menggunakan pelarut heksan-etanol 1:1. Sejumlah ekstrak pekat yang diperoleh ditimbang dan dilarutkan dengan pelarut heksan-etanol. dimulai dengan proses ekstraksi dahulu menggunakan pelarut metanol-air 1:1. Kemudian dilakukan penggojogan menggunakan shaker selama 24 jam, lalu disaring menggunakan corong Buchner dilapisi kertas saring, lalu dievaporator menggunakan rotary evaporator dan diuapkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 50ºC, hingga bobot pengeringan tetap. Pemilihan pelarut heksan-etanol berdasarkan pada kepolaran senyawa antioksidan daun M.tanarius. Menurut Gunawan- Puteri dan Kawabata 2010 terdapat tiga senyawa yang larut dalam heksan dan etanol yaitu macatanin B 2,94, macatanin A 2,76, dan chebulogic acid 2,64. Susut pengeringan yang diperoleh selama tiga kali penimbangan berturut-turut tiap hari selama 24 jam di oven sebesar 0 sehingga dapat dikatakan tidak ada sisa dari pelarut fraksi. Pada pembuatan fraksi, digunakan 156,0 g ekstrak metanol-air daun M.tanarius, sehingga dapat dihasilkan 30,0 g FHEMM. Dari hasil penimbangan bobot fraksi didapatkan rendemen FHEMM sebesar 19,46.

C. Uji Pendahuluan

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106