hepatosit salah satu sel yang paling kaya perfusi sekaligus tahan terhadap iskemia McPhee and Ganong, 2006.
Sinusoid dilapisi oleh sel-sel endotelial yang berpori dan inkontinu, yang membatasi celah ekstrasinuoidal, celah Disse. Ke dalam celah Disse, mikrovilli
hepatosit berprotusi. Tersebar dan menempel di permukaan luminal sel-sel endotelial adalah sistem fagosit monosit yang dikenal sebagai sel-sel Kupffer. Di
celah Disse banyak terdapat sel-sel stelata perisinusoidal yang berperan dalam penyimpanan dan metabolisme vitamin A. Jika terjadi proses inflamasi pada
parenkim hati, sel-sel stelata ini berubah menjadi myofibroblast yang memproduksi kolagen Gartner and Hiatt, 2001.
2. Fisiologi hati
Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengeksresikan empedu; saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandung empedu menyimpan
dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan Price and Wilson, 2005.
Menurut Guyton and Hall 2008, hati memiliki beberapa fungsi yaitu: a.
Metabolisme karbohidrat, fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan
fruktosa menjadi glukosa. b.
Metabolisme lemak, yaitu mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk sebaian besa kolesterol, fosfolipid
dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein, fungsi hati yaitu deaminasi asam amino, pembentukan
ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain
dari asam amino. d.
Lain-lain, fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk
feritin, hati membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan atau mengekresikan obat-obatan,
hormon dan zat lainnya. Fungsi detoksifikasi hati dalam tubuh dilakukan oleh enzim hati dengan
cara oksidasi, hidrolisis, reduksi atau konjugasi senyawa-senyawa berbahaya bagi tubuh yang selanjutnya diubah menjadi bentuk tidak aktifnya DiPiro, Robert,
Gary, Gary, Barbara, and Michael, 2008. Hati yang normal mempunyai kapasitas
cadangan yang besar untuk melakukan fungsinya. Dalam keadaan normal, 80 bagian dari hati dapat dihentikan aktivitasnya tanpa harus mengurangi fungsinya
Chandrasoma and Taylor, 1995.
3. Kerusakan hati
Kerusakan hati disebabkan karena adanya kerusakan yang parah pada sel-sel hepatosit atau kerusakan berulang sel parenkim. Hati memiliki kapasitas
cadangan sehingga manifestasi klinis dari kerusakan hati baru muncul ketika telah terjadi kerusakan hati mencapai 80-90. Kerusakan hati dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu kerusakan hati akut, kerusakan hati kronis dan disfungsi hati tanpa nekrosis yang tampak Crawford and Liu, 2010.
Berdasarkan manifestasi klinik dan pola spesifik pada histopatologi kerusakan hati, dibagi menjadi:
a. Perlemakan hati Steatosis, kerusakan sel hati yang ditandai dengan