hati terjadi karena adanya akumulasi lipid terutama dalam bentuk trigliserida pada hepatosit yang merupakan akibat kelebihan suplai asam lemak dari jaringan
adiposa. Perlemakan hati ditandai dengan meningkatnya enzim-enzim biokimia dalam darah seperti AST dan ALT. Gangguan ini dapat terjadi akibat dari
gangguan sintesis protein, penurunan sintesis fosfolipid, dan gangguan pada transfer VLDL melalui membran sel Hodgson, 2009.
Penumpukan lemak pada hati dapat menimbulkan beberapa hal yang tidak diinginkan diantaranya peningkatan apoptosis, pengingkatan regulasi TNF-
ɑ yang merupakan faktor pro-inflammatory dan pro-steatotic, disfungsi
mitokondria yang dapat meningkatkan reactive oxygen species ROS dan menginduksi peroksidasi lipid pada membran sel Tolman and Dalpiaz, 2007.
B. Hepatotoksin
Hepatotoksin adalah senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan atau gangguan pada sel-sel hati. Senyawa atau obat-obat yang dapat menyebabkan
kerusakan sel hati dibagi menjadi 2, yaitu: a.
Hepatotoksin teramalkan Tipe A, yaitu senyawa yang memiliki efek hepatotoksik hampir pada seluruh populasi yang terpejankan senyawa
tersebut. Contohnya tetrasiklin, asetaminofen, karbon tetraklorida dan alkohol b.
Hepatotoksin tak teramalkan Tipe B, yaitu senyawa yang memiliki efek hepatotoksik pada sebagian kecil populasi yang terpejankan senyawa tersebut.
Beberapa bergantung pada dosis pemberian, dan frekuensi kejadiannya sangat jarang. Contoh agen hepatotoksik tak teramalkan adalah fenitoin, isoniazid
dan sulfonamid Friedman and Keeffe, 2012.
C. Karbon Tetraklorida
Karbon tetraklorida merupakan senyawa berupa cairan jernih yang mudah menguap, tidak berwarna, memiliki bau khas, memiliki bobot molekul
153,82 dan sangat sukar larut dalam air Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Struktur kimia ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Struktur karbon tetraklorida CCl
4
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995.
Karbon tetraklorida merupakan xenobiotik yang lazim digunakan untuk menginduksi peroksidasi lipid dan keracunan Panjaitan, Handharyani, Chairul,
Masriani, Zakiah, and Manalu, 2007. Dalam endoplasmik retikulum hati, karbon tetraklorida dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 CYP2E1 yang menjadi
radikal bebas triklorometil, selanjutnya triklorometilperoxi menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostatis Ca
2+
, dan akhirnya menyebabkan kematian sel Shanmugasundaram and Venkataraman, 2006.
Jenis kerusakan hati yang timbul akibat pemberian karbon tetraklorida yang sering terjadi adalah perlemakan atau steatosis. Steatosis terjadi karena lipid
yang terbentuk akan menghambat sintesis protein sehingga menurunkan produksi lipoprotein sehingga transport lipid terganggu dan akan menyebabkan akumulasi
jumlah lipid di hati Timbrell, 2009.
D. Albumin