Pembuatan larutan sediaan FHEMM Pembuatan larutan CMC-Na 1 sebagai pelarut FHEMM Pembuatan larutan karbon tetraklorida CCl Uji pendahuluan

dilarutkan dengan pelarut heksan-etanol 1:1 ke dalam labu erlenmeyer dimana volume pelarut disesuaikan dengan bobot ekstrak 1:5. Hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan corong buchner dengan bantuan pompa vakum. Hasil saringan diuapkan menggunakan rotary evaporator dan kemudian dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 50°C hingga didapat bobot tetap fraksi. Menghitung rata-rata rendemen enam replikasi ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius kental yang telah dibuat. Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong Rata-rata rendemen =

6. Pembuatan larutan sediaan FHEMM

Larutan FHEMM dilarutkan dalam CMC-Na 1 dengan perbandingan 1:5. Sebanyak 0,6 g FHEMM dilarutkan dalam 20 mL CMC-Na 1, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 25 mL, dan diadd sampai tanda batas.

7. Pembuatan larutan CMC-Na 1 sebagai pelarut FHEMM

Ditimbang sebanyak 5,0 gram CMC-Na, kemudian dilarutkan menggunakan aquadest 400,0 mL dan didiamkan selama 24 jam hingga CMC-Na mengembang. Larutan tersebut kemudian diadd dengan aquadest hingga 500,0 mL pada labu ukur 500,0 mL.

8. Pembuatan larutan karbon tetraklorida CCl

4 Larutan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida, dibuat dalam konsentrasi 50 dengan perbandingan karbon tetraklorida dan olive oil sebagai pelarut 1:1 Janakat and Al-Merie, 2002.

9. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis toksin karbon tetraklorida. Dosis karbon tetraklorida sebagai hepatotoksik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Janakat dan Al-Merie 2002, bahwa dosis 2mgkgBB terbukti mampu meningkatkan aktivitas serum ALT dan AST dan penurunan kadar albumin pada tikus bila diberikan secara intraperitonial. b. Penetepan dosis FHEMM. Penetapan dosis FHEMM dapat ditentukan dengan melakukan orientasi dosis. Dosis tertinggi yang dapat ditetapkan yaitu 137,14 mgkgBB. Peringkat dosis II ditetapkan dengan menurunkan seperdua dari dosis tertinggi ½ x 2 mL350 gBB=68,57 mgkgBB dan peringkat dosis I ditetapkan dengan menurunkan seperdua dari peringkat dosis II ½ x 1 mL350 gBB= 34,28 mgkgBB. c. Penetapan waktu pencuplikan darah. Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi dengan tiga kelompok perlakuan waktu, yaitu pada jam ke –0, 24, dan 48 setelah pemejanan karbon tetraklorida. Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 5 hewan uji yang pengambilan darahnya dilakukan melalui pembuluh sinus orbitalis mata. Kemudian aktivitas ALT serum tikus yang terinduksi karbon tetraklorida diukur.

10. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106