Dampak Perceraian pada Orangtua Dampak Perceraian Orangtua terhadap Relasi dengan Anak

6. Kartu 6 : kecemburuan terhadap kedekatan orangtua,menginginkan otonomi dari orangtua 7. Kartu 7 : agresifitas dalam hidup anak, ketakutan terhadap agresi 8. Kartu 8 : hubungan dengan orangtua, relasi ibu dan anaknya 9. Kartu 9 : ketakutan akan gelap, ditinggalkan sendiri, rasa ingin tahupada apa yang terjadi di ruangan sebelah 10. Kartu 10: hukuman, konsep moral anak, toilet training Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil cerita-cerita yang mengungkapkan perasaan-perasaan dan harapan anak yang terlihat dalam variabel tiga dalam form Bellak. Gambar-gambar pada kartu didesain untuk memunculkan respon yang dirasakan oleh anak. Cerita-cerita tersebut akan direspon anak sesuai dengan apa yang sedang mereka rasakan dan pikirkan. Segala perasaan dan harapan anak yang muncul di dalam cerita tersebut adalah pancaran perasaan dan harapan anak secara nyata.

D. Perasaan dan Harapan Anak-anak dari Keluarga Bercerai

Downey dan Coyne dalam Taylor 1990 mengemukakan bahwa anak dari orang tua yang depresi mempunyai tiga kali lebih besar menjadi depresi juga. Mereka juga mempunyai resiko dalam berbagai permasalahan yang mencakup lemahnya daya tahan tubuh, pemerosotan dalam nilai akademik, ketakutan, dan gangguan kecemasan lainnya Biederman, 2001; Bilings Moos, 1983; Radke-Yorrow, 1998. Disebutkan pula bahwa hal tersebut juga memiliki dampak pada self image, kemampuan sosial dan relasi sebaya Jaenicke et al., dalam Taylor, 2000. Anak yang orangtuanya bercerai memiliki resiko dua kali mengalami depresi. Yang pertama anak akan mengalami depresi karena melihat orang tuanya bercerai dan yang kedua anak menjadi depresi karena anak menjadi dampak depresi orangtuanya. Anak usia sekolah yang mengalami depresi pada usia lima sampai 7 tahun, dari usia yang lebih muda terlihat depresi, gangguan kecemasan, dan memiliki perilaku merusak Radke-Yarrow, dalam Tailor 1998. Perilaku-perilaku anak tersebut didorong oleh motif-motif di dalam diri mereka. Menurut Murray 1997, kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan sebuah dorongan. Kebutuhan- kebutuhan dalam diri individu tersebut disertai oleh perasaan tertentu. Konsep dari kebutuhan menjelaskan motivasi dan petujuk dari tingkah laku. Kebutuhan dalam penelitian ini yaitu perasaan dan harapan anak yang mereka ungkapkan sebagai reaksi mereka dalam merespon perceraian orangtua. Kebutuhan dimiliki muncul dari harapan-harapan dan perasaan tokoh yang diceritakan. Jika dalam bercerita subjek selalu menonjolkan sesuatu yang diulang-ulang terus menerus itu berarti menunjukkan adanya suatu kebutuhan Karmiati dan Suryaningrum, 2008. Dalam penelitian ini kebutuhan pada anak dideteksi menggunakan tes appersepsi atau disebut dengan CAT. Menurut Murray 1975 dan Bellak 1973 kebutuhan tersebut meliputi afeksi, dorongan, harapan, namun dalam