Perasaan dan Harapan Anak-anak dari Keluarga Bercerai

B. Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah perasaan dan harapan anak-anak dari keluarga bercerai terkait dengan keluarga berdasarkan apa yang terjadi dari CAT. Variabel dalam penelitian ini yaitu perasaan dan harapan adalah data yang di peroleh dari cerita subjek. cerita yang dipilih dan diinterpretasai dalam penelitian ini adalah cerita-cerita yang relevan dengan relasi keluarga, situasi , hubungan dengan keluarga. cerita yang tidak relevan dengan latar belakang subjek dan cerita yang mengisahkan tentang dongeng populer tidak dipakai.

1. Perasaan

Perasaan merupakan variabel dalam penelitian ini. Perasaan dalam penelitian ini bisa dilihat dari cerita atau kata yang secara langsung mengungkapkan perasaan-perasaan subjek. ‘Ada sebuah keluarga yang bahagia, namun orang tuanya harus pergi meninggalkan anak mereka untuk suatu urusan yang penting. Dengan perasaan takut ditinggal orang tuanya, tiba-tiba rumahnya dirampok ’ Dalam hal ini subjek secara langsung mengungkapkan perasaan takut karena ditinggal orangtua.

2. Harapan

Variabel dkedua dalam penelitian ini yaitu harapan dapat diperoleh dari cerita subjek. Harapan tersebut bisa dilihat dari perilaku orangtua, situasi keluarga dalam cerita dan bisa juga ditangkap secara keseluruhan serta dari cerita subjek yang diulang-ulang. ‘Akhir ceritanya ibu, bapak, nenek, dan anaknya ini berdamai dan tidak akan melakukan perbuatan itu lagi ’ Dalam cerita tersebut bisa dilihat bahwa subjek memiliki keinginan atau harapan agar keluarganya berbaikan.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteriatertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagaiberikut: a. Subjek berada pada masa pertengahan anak-anak middle childhood yang berada pada usia enam hingga 11 tahun. b. Subjek merupakan anak dari orangtua yang bercerai. c. Perceraian orangtua terjadi dalam masa kehidupan subjek dan dalam halini perceraian orangtua terjadi ketika subjek sudah lahir.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dokumen. Disebut dokumen karena merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa berupa gambar, tulisan atau karya dokumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan bisa berupa cerita, biografi, catatan harian, dan sejarah kehidupan Maleong,2009. Dokumen memiliki beberapa kelebihan, antara lain: dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong; sebagai bukti untuk suatu pengujian; sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks Guba dan Lincoln dalam Moleong,2009. Data dokumen dalam penelitian ini adalah respon dari pengetesan CAT Children’s Apperception Test dan dilengkapi oleh latar belakang subjek. Dalam penelitian ini respon CAT merupakan data utama. CAT merupakan tes proyektif apersepsi atau tes bercerita story telling. CAT terdiri dari sepuluh gambar yang terdapat stimulus ambigu. Melalui gambar yang disajikan dalam CAT ini, anak dapat memproyeksikan dan lebih mudah mengekspresikan kebutuhan, konflik, kecemasan, dan dinamika hubungan interpersonal. Selain itu, melalui CAT anak akan mudah dalam mengekspresikan ide-ide yang sulit dibicarakan secara langsung dengan metode wawancara, Wenar Kerig, 2000. Dalam proses administrasi CAT tester harus membangun rapport yang baik dengan anak terlebih pada anak yang lebih muda usianya. CAT harus dikemas menjadi sebuah permainan dan bukan sebuah tes Bellak, 2007. Anak akan diberikan 10 kartu bergambar yang diberikan satu per satu dan anak akan diminta untuk menceritakan apa saja dengan objek yang ada di dalam kartu tersebut. Cerita tersebut mengungkap apa yang sedang terjadi, apa yang sedang dilakukan oleh tokoh dalam kartu dan siapa tokoh yang berada di dalam kartu tersebut. Ketika cerita sudah tersusun, tester kemudian menggali informasi lebih dalam lagi seperti tempat dan usia tokoh dalam kartu.Dalam melakukan penggalian informasi, terster juga harus memperhatikan aktivitas fisik yang menyertai subjek dalam bercerita, gestur, ekspresi wajah yang disebut dengan elaborasi respon Blatt dalam Bellak, 1997.