14 mengembangkan kemampuan, watak, dan karakter warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab. PKn membicarakan hubungan antara manusia dalam perkumpulan yang
terorganisasi dengan individu-individu dan negara. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri serta moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara demi
kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa. Berdasarkan pengertian yang sudah dijabarkan di atas, mata pelajaran PKn tidak semata-mata untuk mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengan teori kewarganegaraan, namun juga menekankan pada pengembangan moral anak dalam kehidupan sehari-hari. Melalui sekolah, PKn
perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup siswa. Dalam penelitian ini PKn diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan perilaku kerja sama siswa kelas II SDN Langensari.
2.1.2 Teori yang Relevan
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan moral Jean Piaget, teori perkembangan moral Kohlberg, teori
kecerdasan moral Borba, teori sosial kognitif Albert Bandura, teori berpikir Bloom, dan teori perkembangan kognitif Jean Piaget.
2.1.2.1 Teori Perkembangan Moral Jean Piaget
Perkembangan kognitif dan perkembangan moral anak berbeda dengan orang dewasa. Piaget memperhatikan anak-anak yang sedang bermain kelereng
dan menemukan bahwa tahap-tahap perkembangan moral dimulai ketika masa transisi dari tahap praoperasional ke pikiran konkret operasional. Piaget
menyebutkan ada 4 tahap perkembangan anak. Sebelum anak berusia 6 tahun, tidak ada aturan yang benar. Anak-anak umur 2 tahun bermain kelereng secara
sederhana. Pada usia 2 sampai 6 tahun anak mampu mengekspresikan tentang aturan, namun tidak mengerti alasan untuk mengikuti aturan itu Djiwandono,
2006:81-82.
15 Piaget menemukan bahwa anak-anak usia antara 6 sampai 10 tahun mulai
mengetahui adanya aturan walaupun mereka sering tidak konsisten dalam mengikuti aturan tersebut. Pada usia ini anak juga tidak mengerti bahwa aturan
dari suatu permainan kadang bisa berubah. Walaupun demikian, mereka melihat bahwa aturan-aturan seperti dipaksakan orang tua yang kedudukannya lebih tinggi
dan tidak berubah. Anak-anak pada usia 10 sampai 12 tahun secara sadar menggunakan dan mengikuti aturan. Anak-anak mengerti bahwa aturan-aturan
yang ada diperlukan untuk mengurangi perselisihan di antara pemain. Mereka mengerti bahwa aturan adalah sesuatu yang sederhana, di mana setiap orang
menyetujui, dan karena itu jika setiap orang setuju untuk mengubahnya, aturan itu dapat diubah.
Dilihat dari tahap perkembangan anak menurut Piaget di atas siswa kelas II Sekolah Dasar sebagai subjek penelitian berada pada tahap di mana anak sudah
dapat mengetahui adanya aturan-aturan. Dalam setiap permainan akan ada aturan- aturan yang ditetapkan atau telah disepakati sebelumnya. Begitu pula dalam
permainan kerja sama melalui modul Living Values akan ada aturan-aturan permainan yang digunakan, peneliti memilih siswa kelas II karena pada usia ini
siswa sudah dapat menangkap penjelasan dan perintah yang diberikan serta mereka sudah mulai dapat berfikir secara logis dalam menyelesaikan tugas dan
permasalahan yang mereka hadapi. Hal ini berkaitan dengan aturan yang akan digunakan di kelas selama pembelajaran berlangsung. Tingkah laku siswa
dipengaruhi oleh kebiasaan yang ada di lingkungan sekitar mereka, sehingga peneliti perlu menampilkan perilaku positif dalam bekerja sama.
2.1.2.2 Teori Perkembangan Moral Kohlberg