55 target yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang diperoleh siswa dalam siklus
3 menunjukkan bahwa permasalahan yang masih ditemukan pada siklus-siklus sebelumnya sudah dapat diatasi dan tidak ditemukan lagi. Prestasi belajar siswa
sudah meningkat dan mencapai nilai KKM 75,00 dan dari tujuh belas siswa semua sudah mencapai nilai 75,00. Peningkatan sikap hormat siswa dalam kerja
sama juga jauh lebih baik dibandingkan siklus-siklus sebelumnya. Melihat hasil yang sedemikian rupa maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian
tindakan pada siklus 3.
4.3 Pembahasan Data Kualitatif
Selama penelitian, selain data kuantitatif yang diperoleh dengan deskriptif statistik, peneliti juga melakukan analisis data secara kualitatif. Data
kualitatif diproses dengan coding. Langkah-langkah analisis yang dilakukan yaitu mengolah dan mempersiapkan data yang akan di analisis dengan cara mengetik
transkip wawancara, mengumpulkan transkip catatan anekdot, dan melihat kembali video. Langkah selanjutnya peneliti membaca keseluruhan data yang
diperoleh. Langkah terakhir adalah menganalisis data secara lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses mengolah materiinformasi ke
dalam tulisan. Hasil analisis data kualitatif menemukan 3 indikasi yang menunjukkan
perilaku kerja sama yaitu: 1 orang itu harus sadar bahwa dalam hidupnya pada hakekatnya ia selalu tergantung kepada sesamanya, maka dari itulah ia harus
selalu berusaha untuk memelihara hubungan baik dengan sesamanya, 2 orang itu harus selalu bersedia untuk membantu sesamanya, 3 orang itu harus bersifat
konform, artinya orang harus selalu ingat bahwa ia sebaiknya jangan berusaha untuk menonjol. Indikasi tersebut sesuai dengan teori Koentjaraningrat dalam
Magnis 1983:67. Selain itu peneliti menemukan satu indikasi kerja sama baru yaitu mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.
4.3.1 Memelihara Hubungan Baik dengan Sesamanya
Mengacu pada teori memelihara hubungan baik dengan sesama yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat, memelihara hubungan baik dapat dilakukan
56 dengan siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Hal yang menandakan hubungan
baik siswa dengan sesamanya yaitu 1 tidak menyalahkan jika ada temannya melakukan kesalahan, 2 berusaha memahami sebelum menginginkan untuk
dipahami, 3 tidak membeda-bedakan temanmenerima siapa saja yang menjadi anggota kelompoknya dengan gembira, 4 duduk tenang ketika orang lain
berbicara, dan 5 menjawab pertanyaan orang lain dengan sopan. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan pengamatan terhadap video
peneliti menemukan sikap siswa yang menunjukkan indikator-indikator di atas, yaitu tingkah laku gadis kecil mungil berkaca mata berinisial Ani. Ani cenderung
memilih duduk di meja paling depan pada setiap pertemuan, dia duduk tenang dengan posisi kedua tangan dilipat di meja, pandangan ke depan dan tidak
bersuara saat peneliti memberi penjelasan. Pandangan Ani sesekali mengarah ke mana posisi peneliti berada dan memperhatikan apa yang peneliti lakukan. Ketika
diskusi kelompok ia memberikan pendapat, ide dan tulisannya untuk tugas yang harus diselesaikan dalam kelompoknya. Ani nampak serius dan ikut andil di setiap
permainan. Dalam permainan „Bola Pesan‟, Ani beberapa kali disoraki oleh
teman-temannya karena sering menjatuhkan bola, tetapi Ani tersenyum dan mengatakan “sorry ya”. Teman-temannya tidak mempermasalahkan kesalahan
yang Ani lakukan karena banyak pula yang melakukan kesalahan. Setiap kali bola jatuh mereka segera melanjutkan permainan kembali. Ani yang pendiam ini
tampak disenangi oleh teman-temannya, dia terlihat dapat diterima di kelompok manapun dan dengan siapapun anggotanya. Hal ini ditunjukkan dengan siswa
berinisial Lic mengatakan “horeee” sambil tepuk tangan ketika berada dalam satu
kelompok dengan Ani. Suatu kali setelah pembelajaran selesai, peneliti bertanya kepada Ani
secara pribadi, kenapa dia selalu memilih duduk di meja paling depan ketika pelajaran. Jawaban Ani adalah karena matanya sakit dan tidak dapat membaca
tulisan yang ada di papan tulis dengan jelas. Ani juga mengatakan dulu waktu kacamatanya masih baru dia dapat melihat dengan jelas tetapi sekarang tidak jelas
lagi untuk melihat. Ani dapat belajar dari pengalaman dan tahu menempatkan diri agar tetap mengikuti pelajaran dengan baik seperti teman-temannya. Siswa yang
57 lain terlihat memberi kesempatan kepada Ani untuk duduk di meja paling depan
dan bersedia membantu ketika Ani mengalami kesulitan. Pada pembelajaran selanjutnya peneliti menanyakan tentang materi
pembelajaran. Siswa berinisial Set menjawab dengan suara keras “Ngga tahu ya” lalu tertawa. Tanggapan peneliti pada jawaban Set adalah tersenyum dan
menanyakan kepada siswa yang lain. Sebelum masuk ke penjelasan, peneliti mengajak siswa menyanyikan lagu, peneliti bertanya, “Ada yang sudah bisa lagu
mari kita kerja sama?” Set menjawab “Saya tahu” namun ketika peneliti meminta
Set untuk menyanyikan lagu siswa tersebut tidak bisa menyanyikannya. Lima menit sebelum istirahat peneliti merasa kesal karena siswa tidak menjawab
pertanyaan yang diajukan dan sudah ribut karena ingin segera keluar kelas untuk istirahat. Pada saat peneliti memberikan penjelasan, siswa berinisial Tin
memutar-mutarkan tali lalu berjalan ke belakang dengan cara merangkak, hal ini membuat peneliti kesal, semua siswa diperingatkan dengan tanda diam “Satu,
dua, tiga hap” dan peneliti mengatakan tidak akan memulai lagi jika semua siswa
belum diam. Semua siswa serentak diam dan kembali memperhatikan penjelasan. Dari kejadian ini peneliti mempelajari bahwa siswa belum memiliki sikap hormat
yang baik. Pada pertemuan selanjutnya peneliti lebih tegas dalam pembelajaran. Kegiatan lain yang dapat peneliti amati pada siswa untuk memelihara
hu bungan baik dengan sesamanya yaitu siswa melakukan gerakan „Mari Kita
Kerja Sama‟ secara berpasangan. Sebagian besar siswa melakukan gerakan secara berpasangan namun yang menyalahkan teman anggota kelompoknya yang
melakukan kesalahan, hal ini menyebabkan kerja sama kelompok tersebut sedikit berkurang dan tugas yang seharusnya dikerjakan menjadi terhambat.
Dari hal ini, peneliti merefleksikan bahwa tingkah laku setiap siswa berbeda. Hubungan yang baik dengan anggota kelompok juga menentukan hasil
kerja siswa. Kelompok yang kompak dapat memperoleh hasil yang baik dan maksimal sedangkan kelompok yang kurang kompak memperoleh hasil yang
kurang maksimal dalam mengerjakan tugas.
58
4.3.2 Bersedia Membantu Sesamanya