26
BAB 3 METODE PENELITIAN
Dalam bab 3 diuraikan metode penelitian yang digunakan yaitu 1 jenis penelitian, 2 setting penelitian, 3 pelaksanaan penelitian, 4 instrumen
penelitian, 5 uji validitas dan reliabilitas, 6 teknik pengumpulan data, 7 teknik analisis data, 8 indikator keberhasilan, dan 9 waktu pelaksanaan
penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK merupakan suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk
refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan guru. PTK dilaksanakan
dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi Arifin, 2009. Kasbolah 2001:8
menyatakan “PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan
ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari
–hari di kelas”. Dalam hal ini masalah yang dihadapi yaitu masih rendahnya sikap
hormat siswa ketika bekerja sama dalam kelompok. Guru dan peneliti bermaksud meningkatkan sikap hormat siswa dalam kerja sama siswa kelas II SDN
Langensari Yogyakarta dengan menerapkan modul Living Values. Bagan siklus penelitian dapat dilihat pada halaman 27.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Sekolah yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah SDN Langensari Yogyakarta. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kusbini No. 35,
Kliteran, Gondokusuman Yogyakarta, kode pos 55222, telepon 0274-543570.
27
Bagan 3.1 Siklus Penelitian dari Kemmis
Siklus I
Siklus II
3.2.2 Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semester genap tahun ajaran 20122013 SDN Langensari Yogyakarta. Jumlah siswa sebanyak 17 orang,
terdiri dari 8 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan perilaku kerja sama siswa kelas II SDN Langensari Yogyakarta. Peningkatan perilaku kerja
sama dilaksanakan dalam pembelajaran tematik. Pembelajaran ini terdiri dari mata pelajaran P
Kn dengan KD „Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari
‟, dan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan KD
„Menyampaikan pesan pendek yang didengarnya kepada orang lain‟.
Perencanaan I Refleksi
Identifikasi masalah
Observasi Pelaksanaan
Refleksi Hasil refleksi
Observasi
Pelaksanaan Perencanaan II
Dst
28
3.3 Pelaksanaan Tindakan
3.3.1 Persiapan
Pada tahap persiapan peneliti melakukan enam hal yaitu 1 permintaan izin, 2 pengamatan, 3 wawancara, 4 studi pustaka, 5 kajian terhadap SK
dan KD, dan 6 penyusunan perangkat pembelajaran. Persiapan yang dilakukan
peneliti adalah: permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Langensari Yogyakarta dilakukan sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian. Peneliti
selanjutnya melakukan wawancara kepada guru kelas II. Kegiatan pengamatan dilakukan kepada siswa kelas II untuk mengetahui sikap hormat siswa dalam
pembelajaran. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari modul Living Values yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini. Peneliti bersama rekan sejawat
dan dosen pembimbing berdiskusi tentang penerapan modul Living Values dalam kegiatan pembelajaran. Setelah itu peneliti mengkaji kompetensi dasar dan materi
pokok yang menjadi dasar dalam pengajaran nilai kerja sama yakni mata pelajaran PKn dengan KD
„Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari
‟, dan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan KD „Menyampaikan pesan pendek yang didengarnya kepada orang lain‟. Penyusunan
perangkat pembelajaran meliputi mempersiapkan silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan menyiapkan sumber belajar. Selain itu
peneliti juga membuat kisi-kisi soal untuk mengukur prestasi belajar siswa, serta mempersiapkan instrumen penelitian dan menguji instrumen tersebut.
3.3.2 Pelaksanaan Siklus 1
Berdasarkan hasil observasi dan pretest pada pra siklus peneliti memperoleh informasi bahwa prestasi belajar dan sikap hormat siswa dalam
bekerja sama masih rendah. Peneliti kemudian memutuskan untuk melakukan tindakan siklus 1 untuk meningkatkan prestasi belajar dan sikap hormat siswa
dalam kerja sama. Pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari 4 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan pada siklus 1
meliputi perencanaan dan penyusunan perangkat pembelajaran yang akan
digunakan.
29 Pelaksanakan kegiatan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada hari
Kamis, 21 Maret 2012. Pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning dengan metode pembelajaran tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Materi yang
disampaikan adalah sikap hormat siswa dalam kerja sama yang disertai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja sama dalam kelompok, serta menyampaikan
pesan kepada orang lain. Kegiatan awal adalah salam, membuat kesepakatan aturan pembelajaran, memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu
„Mari Kita Kerja Sama
‟ serta gerakannya. Dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan melakukan tanya jawab tentang isi lagu
yang telah dinyanyikan. Kegiatan selanjutnya peneliti menjelaskan pentingnya melakukan kerja sama, serta memberikan beberapa contoh, dan melakukan tanya
jawab sikap-sikap yang dibutuhkan ketika melakukan kerja sama. Pada kegiatan elaborasi, siswa melihat video yang berisi cerita
„Kerja Sama Semut‟ dan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang isi video tersebut. Selanjutnya siswa
dibagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan permainan kelompok. Kegiatan selanjutnya adalah mencocokkan apakah pesan yang dituliskan sama atau tidak
dengan pesan yang diberikan di awal. Setelah selesai siswa bersama peneliti melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui serta membuat
rangkuman. Di akhir kegiatan siswa diminta mengerjakan soal di lembar evaluasi
serta mengisi kuesioner sikap hormat siswa dalam kerja sama.
Kegiatan observasi dilakukan selama siklus 1 berlangsung. Peneliti dan teman sejawat mengobservasi perkembangan sikap hormat siswa selama
pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah catatan anekdot dan rekaman video. Peneliti membuat catatan anekdot dalam
pelaksanaan observasi untuk mencatat hal-hal penting secara detail selama pembelajaran berlangsung. Catatan ini disusun untuk mengetahui secara spesifik
tentang sikap yang ditunjukkan siswa. Rekaman video digunakan untuk memperkuat hal-hal atau sikap yang ditunjukkan siswa selama kegiatan
berlangsung. Hasil dari observasi tersebut didiskusikan dengan guru dan dosen
pembimbing untuk menentukan rencana selanjutnya.
Diskusi bersama dengan guru, teman sejawat dan dosen berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan evaluasi terhadap proses
30 pembelajaran meliputi kendala, kekurangan, dan temuan lainnya. Peneliti
menganalisis hasil observasi dan skala sikap dengan melihat ketercapaian indikator pembelajaran. Selain itu peneliti juga melihat nilai atau hasil prestasi
belajar siswa untuk mempersiapkan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
3.3.3 Pelaksanaan Siklus 2
Rancangan pembelajaran siklus 2 merupakan tindak lanjut dari siklus 1. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus 1 belum mencapai 90, maka peneliti
memutuskan untuk melaksanakan siklus 2 .
Perencanaan pelaksanaan ini lebih ditekankan pada perbaikan dari kegiatan yang dilakukan pada siklus 1. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajar dan kerja sama siswa. Observasi dan refleksi
dilakukan dengan pedoman yang sama dari siklus 1. Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Perencanaan pada siklus 2 meliputi perencanaan dan penyusunan
perangkat pembelajaran yang akan digunakan.
Penelitian siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013 selama 4x35 menit. Topik yang dibahas adalah sikap hormat yang disertai kejujuran,
kedisiplinan, dan senang bekerja sama serta menyampaikan pesan kepada orang lain. Pada kegiatan awal di pertemuan siklus 2 guru menyampaikan aturan
pembelajaran dan menempelkan aturan tersebut di papan tulis. Dalam kegiatan aparsepsi siswa melakukan gerakan
„Chicken Dance’ dan menyanyikan lagu „Mari Kita Kerja Sama; disertai gerakan agar siswa bersemangat mengikuti
pembelajaran. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang lagu yang telah dinyanyikan dan
mengingat materi yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari dua siswa. Guru membacakan cerita kerja
sama, kejujuran dan senang bekerja sama dilanjutkan dengan menanggapi cerita dan penjelasan pentingnya kejujuran, kedisiplinan dan senang bekerja sama.
Selanjutnya siswa dibagi dalam 4 kelompok untuk melakukan permainan „Bola
Pesan ‟. Siswa dan peneliti mencocokkan apakah pesan yang ditulis sama dengan
pesan yang disampaikan di awal atau tidak. Selanjutnya siswa dan peneliti
31 melakukan tanya jawab hal-hal yang belum diketahui siswa dan membuat
rangkuman hasil pembelajaran. Di akhir kegiatan siswa diminta mengerjakan soal di lembar evaluasi serta mengisi kuesioner sikap hormat siswa dalam kerja sama.
Kegiatan observasi dilakukan selama pelaksanaan siklus 2 berlangsung. Peneliti mengobservasi perkembangan perilaku kerja sama siswa selama
pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama teman sejawat mengamati perkembangan perilaku kerja sama siswa selama pembelajaran berlangsung.
Peneliti juga melakukan observasi pada hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus 2. Rincian observasi pelaksanaan siklus 2 dapat dilihat pada bab lain
dari penelitian ini lihat bab 4. Selanjutnya peneliti bersama teman sejawat, guru dan dosen berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dan
serta yang menjadi kendala selama pelaksanaan. Refleksi yang dilakukan mengacu pada pertanyaan yang digunakan pada siklus 1.
3.3.4 Pelaksanaan Siklus 3
Pembelajaran siklus 3 merupakan tindak lanjut dari siklus 2. Rancangan ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan
pada siklus 3 meliputi perencanaan dan penyusunan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Peneliti mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pada
siklus 3 dan permainan kerja sama yang belum pernah digunakan sebelumnya. Pada siklus ini peneliti ingin menjawab masalah prestasi belajar siswa yang belum
mencapai 90 dan perilaku kerja sama siswa yang masih rendah pada siklus sebelumnya.
Penelitian siklus 3 dilaksanakan pada hari Kamis, 18 April 2013 selama 4x35 menit. Topik yang dibahas adalah sikap hormat yang disertai kejujuran,
kedisiplinan, dan senang bekerja sama serta menyampaikan pesan kepada orang lain. Dalam kegiatan ape
rsepsi siswa melakukan gerakan „Chicken Dance’ dan menyanyikan lagu „Mari Kita Kerja Sama‟ disertai gerakan. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab tentang lagu yang telah dinyanyikan dan mengingat
materi yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya. Guru membacakan cerita „Penambang dan Sang Pangeran‟ dilanjutkan dengan menanggapi cerita kemudian
32 menceritakan kembali isi cerita tersebut. Selanjutnya siswa dibagi dalam 4
kelompok untuk melakukan permainan „Bola Pesan‟. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa dan membuat
rangkuman hasil pembelajaran. Di akhir kegiatan siswa diminta mengerjakan soal di lembar evaluasi serta mengisi kuesioner.
Peneliti mengobservasi perkembangan perilaku kerja sama siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama teman sejawat mengamati
perkembangan perilaku kerja sama siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti juga melakukan observasi pada hasil prestasi belajar yang dicapai siswa
pada siklus 2. Rincian observasi pelaksanaan siklus 2 dapat dilihat pada bab lain dari penelitian ini lihat bab 4. Diskusi dengan guru, teman sejawat dan dosen
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran meliputi diskusi tentang kendala, kekurangan, dan
temuan lainnya.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian Sugiyono, 2010:148. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu dengan tes tertulis dan skala sikap. Catatan anekdot, wawancara dan video digunakan untuk melihat
perubahan perilaku kerja sama siswa.
3.4.1 Tes Tertulis dan Skala Sikap
Tes banyak digunakan dalam pengukuran prestasi belajar di sekolah. Isi tes merupakan sampel dari hal yang hendak diukur. Pengertian tes secara umum
diungkapkan oleh Masidjo 1995:38 yang menyatakan bahwa “tes merupakan
suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. ” Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil
33 proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai Masidjo, 2006:40. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah tes tertulis untuk
mengukur aspek kemampuan kognitif dan afektif. Aspek kognitif yang diukur berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan aspek kognitif adalah tes objektif berupa 10 soal pilihan ganda dan 5 soal benar salah. Pada aspek afektif, nilai yang diukur berkaitan
dengan sikap hormat siswa dalam bekerja sama. Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan aspek afektif menggunakan kuesioner yang terdiiri dari 10
soal dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terlalu rumit dan tersruktur serta pilihan gambar sebagai respon atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
Soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini telah di uji oleh validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini kisi-kisi yang telah dibuat peneliti berdasarkan
hasil uji validitas:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Objektif
Mata Pelajaran : PKn
Kelas : II
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 20122013
Standar kompetensi : 4. Menampilkan nilai-nilai Pancasila Kompetensi Dasar
: 4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Kategori
Jenis Instrumen Soal
Nomor Pilihan
Ganda Benar-
Salah SIKLUS I
- Mengetahui pentingnya kerja sama
yang disertai sikap jujur dan taat aturan dalam melakukan permainan
„Perjamuan Kerja Sama‟ Pengetahuan
1, 2, 7, 8 11, 15
- Menunjukkan contoh lain sikap yang
mencerminkan kerja sama siswa di sekolah, di rumah dan di lingkungan.
Pengetahuan 3, 5, 6
13 -
Menemukan pengalaman diri yang sesuai dengan video berjudul „Kerja
Sama Semut‟ yang sesuai tentang kejujuran, kedisiplinan, dan senang
bekerja dalam kehidupan sehari-hari Penerapan
9, 4, 10 12, 14
34
SIKLUS II -
Menjelaskan pentingnya kerja sama yang disertai sikap jujur dan taat aturan
dalam permainan „Bola Pesan‟ Pemahaman
1, 2 -
Memberi contoh sikap yang mencerminkan kerja sama siswa di
sekolah, di rumah dan di lingkungan Pemahaman
5, 8, 9 13, 15
- Menemukan kejadian tentang kejujuran,
kedisiplinan, dan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari
Penerapan 3, 4, 7
12, 14 -
Menuliskan pesan singkat tentang pentingnya kejujuran dan kedisiplinan
dalam kerja sama kelompok Pengetahuan
6, 10 11
SIKLUS III -
Menjelaskan pentingnya kerja sama yang disertai sikap jujur dan taat aturan
dalam permainan „bola pesan‟
Pemahaman 1, 2, 3
11 -
Memberi contoh sikap yang mencerminkan kerja sama siswa di
sekolah, di rumah dan di lingkungan Pemahaman
8, 10 12
- Menemukan kejadian tentang kejujuran,
kedisiplinan, dan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari
Penerapan 9
13, 14 -
Menuliskan pesan singkat tentang pentingnya kejujuran dan kedisiplinan
dalam kerja sama kelompok Pengetahuan
4, 5, 6, 7 15
Penilaian pada aspek psikomotorik menggunakan penilaian non tes yakni menggunakan skala nilai. Skala nilai adalah sebuah daftar yang memuat sejumlah
pernyataan, gejala, atau perilaku yang dijabarkan dalam bentuk skala atau kategori yang bermakna nilai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Rentangan nilai ini
dapat berbentuk huruf A, B, C, D, angka 1 sampai dengan 10 atau suatu kategori rendah, sedang, tinggi dan sebagainya Masidjo, 1995:66-67. Peneliti
pada penelitian ini menggunakan rentangan nilai yang berbentuk angka dengan rentan nilai 1-4.
3.4.2 Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah suatu catatan tentang peristiwa yang menarik dan bersifat faktual. Catatan anekdot berisi kejadian-kejadian nyata yang baru saja
terjadi dan bukan suatu opini. Catatan anekdot adalah suatu bentuk pengamatan tertulis yang bersifat deskriptif tentang apa yang terjadi dalam kelas pada jangka
waktu tertentu Muslich, 2010:60. Arifin 2009:169 menyatakan bahwa anekdot
35 adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami
peserta didik secara perseorangan.
3.4.3 Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono 2010: 317 mendefinisikan “wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik t
ertentu.” Wawancara dapat dilaksanakan antara guru dengan siswa, observer dengan siswa,
siswa dengan siswa, dan terkadang guru dengan observer Hopkins, 2007:190. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara semi-terstruktur.
Wawancara semi terstruktur merupakan teknik wawancara yang menggunakan bentuk pertanyaan campuran, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban campuran,
ada yang berstruktur ada pula yang bebas Arifin, 2009:158. Pada pelaksanaannya peneliti telah membuat topik-topik pertanyaan yang mengacu
pada tabel 3.2. selanjutnya pertanyaan tersebut akan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan jawaban dari narasumber.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
No Indikator keberhasilan
Pertanyaan
1 Memelihara
hubungan baik
dengan sesamanya Apakah siswa menerima siapa saja yang
menjadi anggota kelompoknya? Apakah siswa menyalahkan jika ada
temannya yang melakukan kesalahan?
2 Bersedia membantu sesamanya
Apakah siswa menawarkan diri untuk membantu ketika orang lain mengalami
kesulitan? Apakah siswa bersedia membantu ketika
temannya mengalami kesulitan?
3 Tidak berusaha menonjol untuk
melebihi orang lain Apakah siswa memberikan orang lain
untuk bertanya? Apakah siswa memberi kesempatan
orang lain untuk menjawab?
3.4.4 Video
Video digunakan sebagai perangkat untuk mengumpulkan atau merekam informasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung Hopkins, 2008:200. Video
rekaman membantu peneliti untuk mengamati berbagai aspek yang ingin diteliti
36 dan menyajikan informasi yang akurat untuk diteliti. Fungsi video rekaman dalam
penelitian ini antara lain untuk memperoleh gambaran secara visual dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, untuk bahan analisis kualitatif, dan untuk
menguji setiap pembelajaran secara detail Hopkins , 2007:201.
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menentukan mutu sebuah penelitian. Instrumen yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel Sugiyono, 2010:173. Agar data penelitian yang diperoleh mempunyai
kualitas yang cukup tinggi maka instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu validitas dan reliabilitas. Ujicoba instrumen
dilakukan di kelas III SD Negeri Langensari dengan jumlah siswa 26 dan SD Negeri Kalongan kelas III dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas menjadi hal penting dalam suatu intrumen penelitian. Masidjo 1995:242 menyatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana
suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien yakni antara -1,00 sampai dengan
1,00 dengan taraf signifikansi 1 dan 5. Besar koefisien tersebut adalah:
Tabel 3.3 Kriteria Besar Koefisien Validitas
Koefisisen Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Hasil perhitungan validitas dengan program komputer SPSS 20 Statistical Product and Service Solution
didapati bahwa dari 50 butir soal yang
37 diujikan pada 40 siswa, 33 butir soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas soal
yang valid dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No soal
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keputusan
1 0.212
0.19 tidak valid
2 0.094
0.566 tidak valid
3 0.186
0.252 tidak valid
4 0.186
0.252 tidak valid
5 .a
. tidak valid
6 .504
0.001 Valid
7 .806
Valid 8
.566 Valid
9 .553
Valid 10
.624 Valid
11 .687
Valid 12
.806 Valid
13 .381
0.015 Valid
14 0.225
0.163 tidak valid
15 .806
Valid 16
.661 Valid
17 .317
0.046 Valid
18 .473
0.002 Valid
19 .a
. tidak valid
20 .428
0.006 Valid
21 0.308
0.053 tidak valid
22 .658
Valid 23
0.15 0.356
tidak valid 24
.601 Valid
25 .687
Valid 26
-0.022 0.895
tidak valid 27
.a .
tidak valid 28
.730 Valid
29 .587
Valid 30
.a .
tidak valid 31
.687 Valid
32 .534
Valid 33
0.187 0.248
tidak valid 34
-0.011 0.944
tidak valid 35
-0.022 0.894
tidak valid 36
.a .
tidak valid 37
0.302 0.058
tidak valid 38
.806 Valid
39 .505
0.001 Valid
40 .527
Valid 41
.547 Valid
42 .507
0.001 Valid
38
No soal
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keputusan
43 .730
Valid 44
.488 0.001
Valid 45
.407 0.009
Valid 46
.461 0.003
Valid 47
.323 0.042
Valid 48
.430 0.006
Valid 49
.389 0.013
Valid 50
.343 0.03
Valid
3.5.2 Uji Reliabilitas
Instrumen suatu penelitian dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut menghasilkan data yang sama dengan objek yang sama dengan beberapa kali
pengukuran. Masidjo 1995:209 menyatakan bahwa reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya
yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Hal ini berarti data yang diiperoleh tidak menunjukkan penyimpanagn atau perubahan yang berarti.
Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yakni koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas yang digunakan antara -1,00 sampai dengan 1,00
dengan taraf signifikansi 1 dan 5. Besar koefisien tersebut adalah:
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Uji reliabilitas hanya dilakukan pada soal yang valid. Hasil pengujian validitas didapati bahwa 33 soal telah valid. Hasil uji reliabilitas dengan
menggunakan program komputer SPSS 20 Statistikal Product and Service Solution
menggunakan untuk item-item soal tersebut adalah sebagai berikut:
39
Tabel 3.6 Reliabilitas
Cronbachs Alpha Kualitikasi
0,925 Sangat tinggi
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika harga Cronbach Alpha
0,60 Nunnaly dalam Ghozali, 2009:46. Tabel di atas menunjukkan harga Cronbach Alpha sebesar 0,925. Hal tersebut menunjukkan bahwa 33 item
soal tersebut reliabel sehingga layak dijadikan sebagai instrumen pengumpulan data.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Tes
Tes yang digunakan peneliti adalah tes tertulis yang dikerjakan siswa pada pra siklus, akhir siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Tes tertulis bertujuan untuk
mengetahui peningkatan pemahaman siswa berupa soal yang harus dijawab. Pada pra siklus, peneliti memberi tes awal untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa sebelum adanya tindakan. Hasil tes pada pra siklus digunakan sebagai acuan dalam siklus berikutnya. Hal tersebut juga berlaku untuk penilaian
non tes pada aspek psikomotorik.
3.6.2 Cacatan anekdot
Catatan anekdot dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di setiap siklus dalam 4JP. Peneliti dibantu oleh dua rekan yang bertugas untuk
membuat catatan anekdot dari kegiatan yang ada di dalam kelas. Peneliti menggunakan catatan anekdot untuk mengetahui semua aktivitas siswa yang
berkaitan dengan sikap hormat, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Peneliti juga membuat catatan anekdot yang didasarkan dari hasil
rekaman video. Peneliti mencatat setiap aktivitas siswa baik secara verbal atau non-verbal yang dilakukan siswa di dalam kelas. Catatan anekdot ini dibuat pada
pra siklus dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal tentang sikap-sikap siswa
40 selama pembelajaran. Kegiatan ini juga dilakukan pada siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 untuk mengetahui perubahan sikap siswa dalam setiap siklusnya.
3.6.3 Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas II. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap sikap kerja sama antar
siswa. Peneliti melakukan wawancara pada pra siklus untuk mengkonfirmasi temuan yang telah peneliti peroleh dari pengamatan dan catatan anekdot.
Kemudian peneliti melakukan wawancara setelah siklus 1 terlaksana. Hal ini untuk mengetahui tanggapan guru tentang perubahan sikap yang terjadi pada
siswa setelah adanya tindakan. Wawancara juga dilakukan setelah pelaksanaan siklus 2 dan siklus 3.
3.6.4 Video
Kamera digital digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa penting yang tejadi selama proses pembelajaran berlangsung. Video yang diambil
berkaitan dengan sikap atau hal-hal yang menunjukkan sikap hormat dalam kerja sama. Rekaman video ini dilakukan selama pembelajaran siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3. Pengambilan video ini dilakukan oleh dua orang rekan. Dua rekan peneliti tersebut mengambil video dan foto sebagai dokumentasi kegiatan-
kegiatan di dalam kelas.
3.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dilakukan untuk mengolah data yang sudah diperoleh selama penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis prestasi belajar siswa dan teknik
kualitatif digunakan untuk menganalisis perilaku kerja sama siswa. Berikut pengujian untuk menganalisis data penelitian:
41
3.7.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang telah terkumpul kemudian diolah dengan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menguraikan atau memberi
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan tanpa membuat kesimpulan. Sehingga statistik deskriptif berfungsi menerangkan gejala, keadaan,
atau persoalan Hasan, 2001:6. Pengolahan data tersebut dilakukan menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel.
Pada penelitian ini, pengolahan statistik dilakukan untuk menghitung nilai rata-rata gabungan, menentukan nilai rata-rata terendah dan tertinggi,
menghitung persentase ketuntasan prestasi belajar siswa, serta menghitung selisih persentase nilai rata-rata pada setiap siklus. Setelah hasil perhitungan data
kuantitatif diperoleh, peneliti menyajikan hasil perhitungan tersebut dalam bentuk tabel dan grafik batang.
3.7.2 Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan setelah data dikumpulkan. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan instrumen catatan anekdot yang dilatulis
oleh rekan, wawancara dengan guru, dan video selama pembelajaran. Analisis data kualitatif dilakukan dengan meng-coding data yang telah diperoleh. Coding
adalah suatu proses mengkategorikan data ke dalam istilah-istilah khusus yang berkaitan dengan topik tertentu. Data yang telah di coding kemudian data disusun
secara sistematis agar mudah dipahami dan dapat diinformasikan pada orang lain. Aktivitas dalam analisis data kualitatif, yaitu mengolah dan mempersiapkan data
yang telah dikumpulkan, membaca keseluruhan data, menganalisis secara detail dengan meng-coding data, mendeskripsikan hasil coding, menyajikan kembali
hasil coding dalam bentuk narasi, dan menginterpretasi data Creswell, 2009:276- 283.
42
3.8 Indikator Keberhasilan
Penerapan modul Living Values pada siswa kelas II SDN Langensari Yogyakarta semester genap tahun ajaran 20122013 dikatakan meningkatkan
perilaku kerja sama siswa apabila siswa menunjukkan kecenderungan perilaku kerja sama siswa yang semakin membaik
Tabel 3.7 Indikator Keberhasilkan Penelitian
Indikator Kondisi
awal Kondisi
akhir
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 75,00
41,18 90
3.9 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada tahun 2012-2013 dengan pemetaan sebagai berikut:
Tabel 3.8 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Bulan 2012-2013 Sep
Okt Nov Des
Jan Feb Mar
Apr Mei
Jun 1.
Penyusunan proposal
2. Observasi,
mengembangkan materi.
3. Persiapan
instrumen dan materi
4. Pengumpulan
data 5.
Analisis data 6.
Menulis skripsi
43
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab 4 ini dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya. Pembahasan tentang sikap hormat siswa dalam kerja sama
dituliskan pada pembahasan data kualitatif dan peningkatan prestasi belajar siswa dituliskan dalam pembahasan data kuantitatif.
4.1 Pra Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada tanggal 6
Oktober 2012, tanggal 10 Oktober 2012, tanggal 13 Oktober 2012, serta wawancara dengan guru kelas II SD Negeri Langensari pada tanggal 10 Oktober
2012. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, peneliti mendapatkan beberapa informasi yang sangat penting tentang masalah yang terjadi pada siswa
kelas II SDN Langensari. Informasi atau permasalahan yang ditemukan adalah: 1 guru masih mengalami kesulitan mendampingi siswa ketika bekerja dalam
kelompok, 2 siswa lebih mementingkan diri mereka sendiri, ketika ada temannya yang mengalami kesulitan beberapa siswa tidak mau membantu, 3 siswa
mengejek temannya apabila ada yang melakukan kesalahan, 4 ada siswa yang hampir setiap kali kerja kelompok selalu menangis, 5 siswa memilih-milih teman
saat guru membagi dalam kelompok dan tidak mau bekerja sama jika mendapatkan teman yang tidak disukai, 6 siswa sering mengatakan kata-kata
kasar kepada siswa yang tidak disukai dan pada saat ada temannya yang melakukan kesalahan, 7 pekerjaan yang saharusnya dikerjakan dalam kelompok
sering kali hanya dikerjakan oleh siswa yang dominan saja, 8 ada siswa yang sering terlambat masuk sekolah.
Selain melakukan pengamatan dan wawancara kepada guru, peneliti juga melakukan pengumpulan data berupa kuesioner sikap hormat siswa dalam kerja
sama. Pengambilan data kondisi awal siswa bertujuan untuk melihat sikap hormat siswa dalam kerja sama secara lebih detail. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat
bahwa prestasi belajar siswa pada pra siklus masih rendah. Hal itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang hanya mencapai 72,30 dengan persentase ketuntasan