60 Set dengan semangat menawarkan diri bersedia membacakan cerita „Penambang
dan Sang Pangeran‟, namun guru memberikan pengertian terhadap Set untuk
memberi kesempatan kepada temannya yang lain untuk membacakan cerita di depan kelas. Set menyetujui saran yang peneliti berikan dan ia pun tersenyum dan
kembali mendengarkan temannya yang membacakan cerita. Peneliti juga melihat ketika permainan „Perjamuan Kerja Sama‟ beberapa
siswa tidak membagi roti yang didapatkan dalam kelompok secara rata, yang peneliti lakukan untuk mengetahui kejujuran siswa adalah dengan menanyakan
siapa yang mendapatkan roti lebih banyak dan peneliti juga menanyakan alasan siswa melakukan hal itu. Dari jawaban siswa peneliti dapat mengetahui bahwa
siswa memakan lebih banyak dengan alasan siapa cepat dia dapat. Penerapan modul Living Values membuat adanya perubahan sikap siswa
khususnya Set yang pada awalnya berusaha untuk dominan namun kini siswa tampak sedikit lebih bisa mengendalikan diri. Siswa berpikir dulu ketika akan
menjawab pertanyaan peneliti, hal ini terlihat pada ekspresi wajah yang tersenyum dan diam sebelum menjawab serta mau memberikan kesempatan kepada
temannya untuk membacakan tugasnya di depan kelas. Selain indikator kerja sama yang terdapat di atas, peneliti menemukan
satu indikator baru yang berkaitan dengan sikap kerja sama. Indikator yang peneliti temukan tersebut yaitu mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.
4.3.4 Mendengarkan orang lain yang sedang berbicara
Pada bab ini peneliti menemukan satu indikasi kerja sama yang peneliti peroleh berdasarkan pengamatan selama penelitian ketika pembelajaran di kelas II
SDN Langensari Yogyakarta. Indikasi yang peneliti tambahkan ini belum terdapat dalam indikator kerja sama yang dituliskan oleh Koentjaraningrat. Peneliti
memasukkan indikator mendengarkan orang lain yang sedang berbicara karena mendengarkan memunculkan komunikasi. Komunikasi dapat berjalan dengan
baik apabila dari pihak pemberi informasi ke penerima informasi ada kesediaan untuk mendengarkan. Komunikasi yang baik dapat mewujudkan adanya kerja
sama dengan siapa saja. Ketika tidak ada yang mendengarkan maka kerja sama itu tidak akan terjalin dengan baik karena yang terjadi hanya komunikasi satu arah.
61 Apabila komunikasi tidak terjalin dengan baik maka tujuan kerja sama juga tidak
akan tercapai. Mendengarkan orang lain yang sedang berbicara ditandai dengan 1 tidak memotong pembicaraan, 2 tidak berbicara sendiri ketika ada orang lain
berbicara, dan 3 menyimak ketika orang lain berbicara. Selama pengamatan dalam penelitian, peneliti memperoleh data bahwa
dalam permainan yang diterapkan selama tiga siklus tersebut siswa membutuhkan kesediaan untuk mendengarkan orang lain khususnya ketika berdiskusi,
permainan „Pesan Berantai‟, dan permainan „Bola Pesan‟. Dalam kedua permainan tersebut siswa diminta untuk menyampaikan pesan yang diterima
kepada temannya. Siswa yang dapat mendengarkan pesan dengan baik akan mampu menyampaikan dengan baik pula. Hasil tersebut dapat dilihat dari tulisan
siswa dipapan tulis mengenai pesan yang diterimanya. Pada siklus 2 peneliti mengamati siswa berinisial Tin. Tin tidak dapat menyampaikan pesan kepada Ari
meskipun Tin sudah menerima pesan tersebut selama dua kali dari teman sebelumnya. Tin tampak bingung harus menyampaikan apa kepada Ari. Hal ini
terlihat dari ekspresi muka Tin, Tin hanya diam sambil menggaruk-garuk kepala ketika menatap Ari. Sementara itu, Ari tampak kesal dengan mengatakan
“Gimana sih… makanya didengerin, terus sekarang aku nulis apa di depan?”. Tin hanya diam dengan raut muka bersalah. Di siklus selanjutnya Tin sudah dapat
menyampaikan pesan dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa Tin sudah dapat mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Hasil kerja kelompok Tin
ketika melakukan permainan „Bola Pesan‟ cukup baik dan tidak banyak dilakukan kesalahan. Tin tampak belajar dari kesalahan dalam pertemuan sebelumnya dan
tidak melakukan kesalahan tersebut pada siklus 3. Komunikasi yang baik didalam kelompok dapat membawa hubungan
yang baik pula bagi anggotanya. Salah satu bentuk komunikasi yang baik ditunjukkan dengan sikap mau menerima pesan dari orang lain dan mampu
menyampaikan pesan kepada orang lain, seperti yang dilakukan siswa kelas II SDN Lang
ensari pada permainan „Pesan Berantai‟ dan „Bola Pesan‟. Berdasarkan paparan di atas nampak adanya perilaku siswa kelas II SDN
Langensari yang menunjukkan adanya perbaikan dalam perilaku kerja sama. Peneliti melihat bahwa penerapan modul Living Values memberikan dampak
62 positif terhadap siswa. Siswa tampak dapat memelihara hubungan baik dengan
sesamanya, bersedia untuk membantu sesama, dan mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, serta perilaku menunjukkan sikap berusaha menonjol untuk
melebihi yang lain sudah mulai ada perubahan yang lebih baik.
4.4 Pembahasan Data Kuantitatif