45 kelompok yang sering kali hanya dikerjakan oleh beberapa siswa yang dominan
saja. Penerapan modul Living Values melalui permainan „Perjamuan Kerja Sama‟
akan digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama siswa. Hasil penelitian siklus 1 adalah sebagai berikut:
4.2.1.1 Perencanaan
Perencanaan pada siklus 1 adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian. Persiapan meliputi menyiapkan
RPP dan menyusun indikator yang berdasarkan tujuan instruksional pada teori Bloom, materi pembelajaran, media, menyiapkan lembar pengamatan siswa,
pedoman wawancara, lembar kuesioner siswa, serta instrumen dalam bentuk tes tertulis. Peneliti juga menyiapkan peralatan yang digunakan untuk merekam
proses belajar mengajar selama penelitian.
4.2.1.2 Pelaksanaan
Kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Maret 2012 dengan berpedoman pada RPP yang sudah disiapkan. Kegiatan pada
siklus 1 menggunakan model Cooperative Learning atau pembelajaran berbasis kerja sama dengan menggunakan metode pembelajaran melalui tanya jawab,
permainan, diskusi, dan penugasan. Hal ini bertujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan temannya. Materi yang disampaikan adalah sikap hormat siswa
dalam kerja sama yang disertai kejujuran, kedisiplinan, senang bekerja sama dalam kelompok, serta menyampaikan pesan kepada orang lain. Kegiatan yang
dilakukan pada siklus 1 secara umum sudah sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti. Namun, ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, antara lain ketidakjelasan video berjudul „Kerja Sama Semut‟ sehingga perlu diputar dua kali.
4.2.1.3 Observasi
Selama pelaksanaan tindakan kelas peneliti sekaligus mengadakan pengamatan yang dibantu oleh guru kelas dan 4 rekan yang bertugas sebagai
pengambil foto dan video serta membuat catatan anekdot. Adapun hal-hal yang
46 diperoleh selama pembelajaran berlangsung adalah 1 pada pembelajaran siklus 1
siswa terlihat antusias dalam mengerjakan tugas khususnya ketika melakukan permainan, 2 kelas didominasi oleh beberapa siswa yang aktif dalam menjawab
dan bertanya, 3 ketika kegiatan diskusi, sekelompok siswa tidak mau bekerja sama sehingga nilai yang diperoleh siswa dalam kelompok tersebut lebih rendah
dari nilai siswa dalam kelompok yang lain, 4 beberapa kelompok tidak mengikuti diskusi dengan baik, mereka asik berbicara di luar topik pembelajaran dan hanya
mengandalkan teman saja. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa: 1
siswa masih kurang mengikuti aturan dengan baik, 2 siswa sibuk dengan name tag
dan benda yang ada di sekitarnya, 3 dalam kegiatan permainan siswa sudah terlihat aktif, siswa terlihat sangat antusias ketika video „Kerja Sama Semut‟
diputar, 3 ada beberapa siswa yang membeda-bedakan teman, siswa sudah mengikuti diskusi namun belum maksimal, 4 kejujuran siswa sudah sangat baik
karena semua jawaban saat peneliti memberi pertanyaan sesuai dengan kebiasaan yang siswa lakukan di kelas dan sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan
dalam pembelejaran hari tersebut, 5 masih banyak siswa yang melanggar peraturan permainan; 6 sudah ada siswa yang menemukan penyelesaian
permasalahan dalam permainan „Perjamuan Kerja Sama‟, 7 siswa memakan roti dengan cara saling menyuapi temannya, namun ada juga yang berusaha memakan
roti dengan cara menekuk siku sehingga dapat dilihat bahwa siswa tidak mematuhi peraturan dengan baik, 8 siswa setelah melakukan permainan diberi
pertanyaan untuk melihat kejujurannya salah satu pertanyaan yang diajukan peneliti
adalah “siapa yang menekuk siku ketika makan roti?”. Pertanyaan lain yang diajukan peneliti adalah “apakah roti yang didapatkan dibagi secara rata
sesuai banyaknya anggota kelompok?”. Berdasarkan jawaban siswa dapat dilihat
apakah siswa berkata apa adanya atau tidak. Pada akhir siklus 1 peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
prestasi belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat hasil prestasi belajar siswa pada siklus 1. Nilai rata-rata, dari gabungan nilai kognitif, afektif, dan
psikomotorik sudah memenuhi KKM yang di tetapkan yaitu 75,00. Rata-rata nilai yang diperoleh tujuh belas siswa adalah 75,47. Persentase ketuntasan sebesar
47 52,9 terhitung dari tujuh belas siswa sembilan siswa sudah mencapai nilai KKM
sedangkan delapan siswa belum mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata pada aspek kognitif dari tujuh belas siswa yaitu 73,90. Nilai rata-rata kelas pada aspek afektif
dan psikomotorik secara berurutan yaitu 81,91 dan 70,59.
4.2.1.4 Refleksi