15 Piaget menemukan bahwa anak-anak usia antara 6 sampai 10 tahun mulai
mengetahui adanya aturan walaupun mereka sering tidak konsisten dalam mengikuti aturan tersebut. Pada usia ini anak juga tidak mengerti bahwa aturan
dari suatu permainan kadang bisa berubah. Walaupun demikian, mereka melihat bahwa aturan-aturan seperti dipaksakan orang tua yang kedudukannya lebih tinggi
dan tidak berubah. Anak-anak pada usia 10 sampai 12 tahun secara sadar menggunakan dan mengikuti aturan. Anak-anak mengerti bahwa aturan-aturan
yang ada diperlukan untuk mengurangi perselisihan di antara pemain. Mereka mengerti bahwa aturan adalah sesuatu yang sederhana, di mana setiap orang
menyetujui, dan karena itu jika setiap orang setuju untuk mengubahnya, aturan itu dapat diubah.
Dilihat dari tahap perkembangan anak menurut Piaget di atas siswa kelas II Sekolah Dasar sebagai subjek penelitian berada pada tahap di mana anak sudah
dapat mengetahui adanya aturan-aturan. Dalam setiap permainan akan ada aturan- aturan yang ditetapkan atau telah disepakati sebelumnya. Begitu pula dalam
permainan kerja sama melalui modul Living Values akan ada aturan-aturan permainan yang digunakan, peneliti memilih siswa kelas II karena pada usia ini
siswa sudah dapat menangkap penjelasan dan perintah yang diberikan serta mereka sudah mulai dapat berfikir secara logis dalam menyelesaikan tugas dan
permasalahan yang mereka hadapi. Hal ini berkaitan dengan aturan yang akan digunakan di kelas selama pembelajaran berlangsung. Tingkah laku siswa
dipengaruhi oleh kebiasaan yang ada di lingkungan sekitar mereka, sehingga peneliti perlu menampilkan perilaku positif dalam bekerja sama.
2.1.2.2 Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Kohlberg mendasarkan teori perkembangan moral pada prinsip dasar hasil penemuan Piaget, sehingga teori ini lebih rinci dan memunculkan tahapan-
tahapan perkembangan moral anak secara detail. Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral immoral tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap
untuk dikembangkan. Karena itu melalui pengalamannya berinteraksi dengan
16 orang lain dengan orang tua, saudara dan teman sebaya anak belajar memahami
tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan Desminta, 2007:149.
Teori perkembangan moral Kohlberg adalah suatu perbaikan dan pelurusan dari teori Piaget dengan memberi tiga tingkatan perkembangan moral.
Masing-masing tingkat ada dua tahap. Tingkat pertama adalah moralitas prakonvensional. Moralitas prakonvensional yaitu perilaku tunduk pada kendali
orang tua atau eksternal. Pada tahap ini anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman dan menyesuaikan diri terhadap harapan sosial untuk memperoleh
penghargaan. Tingkat kedua yaitu moralitas konvensional. Pada tahap pertama tingkat ini, anak menyesuaikan dengan peraturan untuk mendapatkan persetujuan
orang lain dan mempertahankan hubungan dengan mereka. Pada tahap kedua anak menyetujui bila kelompok sosial menerima peraturan yang sesuai dengan mereka.
Mereka harus berbuat sesuai dengan peraturan itu supaya terhindar dari kecaman sosial. Tingkat ketiga yaitu moralitas pascakonvensional. Moralitas berkembang
sebagai pendirian pribadi, jadi tidak tergantung pada pendapat konvensional yang ada Djiwandono, 2006:83.
Siswa kelas II SD berada pada tingkat kedua yaitu moralitas konvensional. Anak sudah dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
lain. Salah satu cara untuk menjalin komuniksi siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan pembentukkan kelompok. Siswa dalam kelompok diberi tugas
yang harus mereka selesaikan dengan diberi batasan atau peraturan. Dengan demikian proses komunikasi antar siswa dalam kelompok sudah dapat terjalin
dengan adanya tujuan yang jelas. Teori ini membantu peneliti dalam mengetahui karakter moral anak. Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap moral
anak yang baik pada tahap konvensional. Teori perkembangan Piaget dan Kohlberg memiliki hubungan yang menunjukkan bahwa siswa kelas II sudah
mulai mengenal adanya hubungan sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dan mereka sudah mengenal adanya aturan yang ditetapkan dan
disepakati sebelumnya.
17
2.1.2.3 Teori Kecerdasan Moral Borba