Pembelajaran Sastra di SMA

4. Mengidentifikasi data yang diperoleh sesuai dengan objek yang diteliti, dalam hal ini konflik batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Lintang dalam novel Lintang karya Nana Rina. 5. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan, agar data lebih jelas.

E. Sumber Data

Suharsimi Arikunto 1989: 102 menyatakan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu: Judul Buku : Lintang Pengarang : Nana Rina Penerbit : Mara Pustaka Tahun Terbit : 2012 Jumlah Halaman : 274 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan dengan penelitian pembelajaran siswa adalah novel Lintang. Data penelitian ini ialah hasil analisis konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS KONFLIK BATIN

TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG Bab empat ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan. Analisis permasalahan akan difokuskan dari dua sudut, yaitu sudut sastra dan sudut psikologi. Dari sudut sastra, analisis akan difokuskan pada analisis struktur novel, yaitu alur, tokoh, penokohan, dan latar . Analisis psikologi novel Lintang akan didasarkan pada teori Abraham Maslow terhadap konflik batin tokoh utama. Dalam pembahasan ini kedua pendekatan tersebut akan saling melengkapi.

A. Analisis Struktural

Sebelum meneliti novel Lintang secara psikologis, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis akan meneliti novel tersebut secara struktural terlebih dahulu. Struktur karya sastra yang akan diteliti, yaitu alur , tokoh, penokohan, dan latar yang berkaitan dengan konflik batin yang dialami tokoh utama.

1. Alur

Seperti yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, alur merupakan plot rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita Stanton 2007:26. Alur merupakan salah satu unsur terpenting dalam membentuk karya sastra. Menurut Aris Toteles alur terbagi menjadi tiga, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir.

a. Tahap awal

Tahap awal sebuah cerita juga disebut sebagai perkenalan. Tahap ini memperkenalkan situasi latar dan tokoh -tokoh cerita yang muncul. Sedikit demi sedikit konflik mulai dimunculkan . Tahap perkanalan pada novel ini dimulai dari perkenalan nama tokoh yang terdapat dalam novel. Awal cerita pada novel ini di mulai dari tokoh utama masih kecil. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. 1 Lintang namaku. Aku tak tahu, mengapa orang tuaku memberi nama itu. Anehnya, sejak kecil aku memang sangat suka melihat bintang di langit. Bintang seolah menjadi jiwaku, dan jiwaku adalah bintang. Bintang yang indah benderang, menyenangkan saat dipandang, tapi tidak menyilaukan mata. Itulah yang membuatku bangga dengan nama yang diberikan ibuku, Lintang Sumunar. hlm. 3 Pemaparan awal cerita ini juga terlihat saat pengarang memperkenalkan latar belakang keluarga tokoh utama berasal. Dapat dilihat di bawah ini kutipan yang menunjukkan hal tersebut. 2 Aku hidup di tengah keluarga juragan batik yang sudah bangkrut. Eyang Kakungku, Raden Wiyoto Nagoro almarhum, pemilik perusahaan batik “Canthing Mas” yang tersohor di Yogyakarta awal tahun 1930 -an. hlm. 3-4 Di awal cerita juga dipaparkan keluarga dari eyangnya, orang tua dari ayahnya. Berikut kutipannya. 3 Akibat kematian putra sulungnya, eyang mengalami tekanan hebat. Dia tak lagi semangat mengurus bisnisnya hingga perusahaan batik “Canthing Mas” tinggal nama. Putra putrinya tak ada yang sanggup meneruskan usaha itu. Mereka sudah memiliki mata pencaharian sendiri. Toto Wibowo, bapakku sendiri yang tamatan Sekolah Teknik memilih menjadi tukang reparasi alat-alat elektronik, yang berpendapatan pas -pasan. Adiknya Titi Suwarni, ibu Bayu, menjadi guru di salah satu SMP favorit di Yogyakarta. Dua putra eyang yang lain, Toto Waskito dan Titi Sundari juga menjadi guru. Sementara Toto Rahmanto, Toto Prasetyo, dan Titi Sekarsari memilih terjun ke dunia bisnis. Mere ka tidak bisa dibilang sukses, tapi kehidupannya cukup sejahtera. Toto Narimo, si bungsu yang tuna grahita, tinggal di pendopo, serumah dengan ibunya. hlm. 4 4 Sejak kecil keluargaku tak pernah mengajariku beribadah. Meski mereka, dan juga aku mengaku beragama Islam, tapi kami tidak pernah sholat, puasa, ataupun mengaji. Sedang keluarga ibuku, sebagaian beragama Islam, sebagian beragama Katolik.hlm. 7 Pada tahap awal ini konflik-konflik kecil mulai muncul dalam kehidupan tokoh utama. Tokoh utama semasa kecil sudah kurang mendapatkan perhatian dari eyang Sulastri dan juga sering menjadi pelampiasan kemarahan dari orang tuanya. Hai ini dapat dilihat pada kutipan berikut. 5 Sejak kecil aku sudah merasa eyang putri tak terlalu peduli padaku. Ia lebih menyayangi Bayu, putra Bu Lik Titi Suwarni. hlm. 6 6 Begitu sempurna kehancuranku hari itu. Aku hanya pasrah, tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanyalah korban dari permasalahan yang dibuat oleh oleh orang tua. hlm. 18 Menginjak remaja, tokoh utama diceritakan dihadapkan pada banyak cinta yang mengelilinginya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. 7 Kenapa aku menjadi bimbang? Bukankah selama ini aku mengharapkan Mas Anggit? Malam ini harapanku telah terkabul. Perasaaanku padanya bersambut. Dia juga menyukaikau, mengharapkanku menjadi bagian istimewa di hatinya.Tapi aku resah. Ada juga Mas Aji y ang beberapa hari ini kulupakan...hlm. 35 Kisah cinta dan keinginannya untuk melanjutkan di Fakultas Kimia dan Ilmu Tanah menimbulkan konflik kecil dalam kehidupan tokoh utama. Hal ini ditunjukkan pada kutipan berikut.

Dokumen yang terkait

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 7 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sast

1 9 16

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 13 19

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 9 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di S

0 1 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 5 26

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Konflik Batin Tokoh Utama Novel Sang Maharani KArya Agnes Jessica : Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL PUSPARATRI KARYA NURUL IBAD: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri Karya Nurul Ibad: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 11

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG KARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

0 0 138