Kebutuhan Penghargaan Analisis Psikologi dalam Novel Lintang

menggabungkan diri dalam bisnis Multy Level Marketing MLM yang bergerak dalam bidang penjualan obat -obatan herbal. Tak mau tanggung - tanggung, Mas Aji juga mendaftarkan namak u. Mau tak mau karena namaku telah terdaftar, aku harus berkecimpung dalam bisnis itu. hlm. 237 141 Baru berjalan enam bulan dengan bisnis MLM, ia mulai bosan. Dia menyerahkan semua urusan MLM padaku. Aji tak mau bisnis itu berhenti, karena dia sudah investasi dana cukup besar. Tiada yang dapat aku lakukan kecuali tetap bertahan, kerena aku tak mau uang yang sud ah diinvestasikan akan terbuang sia -sia. hlm. 238 Pada kutipan no. 135 —139, tampak tokoh utama tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara penuh untuk urusan kuliah dan pekerjaan karena ia harus membagi waktu dengan urusan rumah tangga. Setelah melahirkan Gilang anaknya, ia tidak dapat melaksanakan rutinitas dan pekerjaannya dengan baik. Dalam berbisnis, tokoh utama tidak dapat me ngaktualisasikan dirinya karena bisnis yang dijalankannya atas paksaan suami bukan keinginannya sendiri. Hal ini tamp ak pada kutipan no. 140 dan 141 .

C. Konflik Batin Tokoh Utama

Kehidupan manusia seringkali diwarnai dengan berbagai permasalahan, baik yang timbul dari luar atau dalam manusia itu sendiri. Realitas-realitas kehidupan manusia dan permasalahannya banyak tergambar dalam sebuah karya sastra, baik bersifat fiksi maupun nonfiksi. Pada bagian ini penulis hanya menganalisis konflik batin yang terjadi pada diri tokoh utama, karena dari sekian banyak tokoh yang ada dalam novel Lintang tokoh utamalah yang paling banyak mengalami konflik batin. Menurut Nurgiyantoro 1995: 124, konflik batin pada diri manusia dapat terjadi akbibat pertentangan antara keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan - harapan, dan masalah-masalah lainnya. Pertentangan antara keinginan hati dan realitaas harus dihadapi manusia, meskipun menyebabkan konflik batin yang berupa rasa cemas, khawatir, takut, dan juga kekalutan karena saat yang sama hati nurani berkata lain. Konflik batin dapat juga berupa kebingungan untuk memutuskan dua pilihan yang berbeda. Konflik yang terjadi pada diri manusia ada yang dapat teratasi ada pula yang tidak. Berbagai reaksi, baik gerakan tubuh atau ucapan yang merupakan reaksi atas ketidakmampuan manusia dalam mengatasi konflik batinnya. Kenyataan hidup manusia yang seringkali mengalami konflik batin selama menjalani kehidupan dapat menyebabkan setres atau depresi. Konflik batin yang terjadi pada tokoh utama dalam novel Lintang ini merupakan sebagian kecil konfik batin yang terjadi dalam kehidupan nyata di masyarakat. Adapun konflik batin dalam novel Lintang sebagai berikut. Semasa kecil, tokoh utama mengalami konflik batin akibat sifat orang tuanya. Terkadang ia menjadi anak yang benar -benar dimanja, namun tidak jarang pula ia menjadi pelampiasan amarah ayahnya. Hal ini menjadikan batinnya tertekan, berikut kutipannya. 142 Begitu sempurna kehancuran hatiku hari itu. Aku hanya pasrah, tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanyalah korban dari permasal ahan yang dibuat orang tua. Ada kalanya aku merasa sebagai anak yang sangat disayang, tapi ada kalanya aku merasa diperlakukan di luar batas kewajaran. Aku menjadi satu-satunya pelampiasan perasaan orang tuaku, perasaan senang, juga saat emosi tak lagi ter tahan. Aku benar-benar merasa sebagai boneka yang bisa diperlakukan semaunya. hlm.18 -19 Konflik batin tokoh utama ketika berhadapan dengan Gunawan, teman sekolahnya yang mengatakan bahwa ia tidak pernah sholat. Ketika tokoh utama belum dapat membaca Al -Quran, ia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu minta diajari Sri teman sekelasnya untuk dapat menghapal surat An-Naasi atau malu dihadapan teman sekelas. Segala pertanyaan memenuhi pikiran t okoh utama. Hal ini tampak pada kutipan berikut. 143 Mendengar kata-kata Gunawan, dadaku mendadak sesak, seperti ada sesuatu yang hendak meluap. Namun, lagi -lagi aku hanya bisa diam, menahan gejolak. Aku sadar kalau yang dikatakan Gunawan memang benar. Aku memang tidak pernah men jalankan ibadah sholat. Lebih tepatnya belum bisa sholat. hlm. 8 144 Mendengar kata-kata eyang terakhir, kebahagiaanku yang baru saja bersemi kembali padam. Aku dihadapkan pada dua pilihan yang semuanya sulit. Menebal -nebalkan muka minta diajari Sisri, atau lebih malu lagi ditertawakan teman -teman satu kelas karena tidak bisa menghapalkan surat An-Naasi. hlm. 9 145 Hari-hari itu, pikiranku terus dijejali pertanyaan kenapa teman -teman mencemooh keluargaku? Kenapa orang tuaku tidak pernah mengajari sholat? Apa benar orang yang tidak sholat akan dibakar di negara? Benarkah di neraka ada ular dan k elabang? hlm. 10 Bimbang dirasakan oleh tokoh utama ketika dihadapkan pada dua laki -laki yang menyukainya, yaitu Anggit dan Aji. Setelah memilih Anggit sebagai kekasih, tokoh utama harus memilih antara cinta dan cita-cita. Jika cinta yang ia pilih maka ia tak akan pernah menjadi seorang insinyur, tetapi jika ia memilih cita-citanya maka ia harus melepas cintanya pada Anggit. Hal ini terlihat pada kutipan berikut. 146 Kenapa aku jadi bimbang? Bukankah selama ini aku mengharapkan Mas Anggit? Malam ini harapanku telah terkabul. Perasaanku padanya bersambut. Dia juga menyukaiku, mengharapkanku menjadi bagian istimewa di hatinya. Tapi aku resah. Ada juga Mas Aji yang beberapa hari ini kulupakan. Dia masih menunggu jawabanku. Mas Aji sangat baik. Dia yang sangat mengharapkanku. hlm. 35 147 Anggit hanya diam membisu. Mas Anggit -ku ternyata masih berpikiran kolot, sama seperti bap aknya. Dalam kondisi seperti itu, hati kecilku memberontak. Ini tidak adil. kenapa aku mesti mengalah? Cita -citaku sejak dulu menjadi insinyur, menjadi sarjana ilmu eksak, dan nilai eksakku di sekolah juga bagus. Kenapa Bapaknya Anggit mengatakan perempuan tidak pantas mengambil jurusan ilmu eksak? Apa aku harus membuang jauh cita-citaku demi tidak menyaingi Anggit? hlm. 39 -40 Tokoh utama merasa bingung dengan dua lelaki yang menyukainya, sedangkan ia tidak menyukai keduanya. Ia tidak ingin menyinggung pe rasaan keduanya. Berikut kutipan yang membuktikan hal tersebut. 148 Aku benar-benar bingung dan tak enak hati. Dua lelaki sama -sama menaruh hati padaku, namun tak satu pun dari keduanya yang bisa menggetarkan hatiku. Aku juga tak ingin mereka tersinggung dengan sikapku. Kekalutan menyerang diri tokoh utama ketika mengetahui suaminya tidak setia. Konflik batin tersebut direaks ikan oleh tokoh utama dengan menangis dan bibir yang terus bergetar tidak mampu berkata -kata menampakkan bahwa dia sedang bergumul dalam permasalahan yang serius. Setelah melihat wanita yang menghancurkan perasaannya, tokoh utama merasa hidupnya suram teta pi ia teringat akan anaknya. Hal ini tampak pada kutipan berikut. 149 Aku berjalan gontai keluar kamar. Tenagaku habis untuk meredam gejolak dalam jiwaku. Yang tersisa hanya muka pucat, air mata, dan bibir yang terus bergetar tapi tak mampu berkata -kata. hlm. 73 150 Hidupku mendadak menjadi gelap. Bayangan masa depan terlihat begitu suram. Wanita mana yang hatinya bisa menerima kalau suaminya juga pernah berhubungan dengan wanita lain? Inilah luka yang sesungguhnya. Aku siap kalau Tuhan mengambil nyawaku saat ini. Hidup sudah tidak berarti. Namun pikiranku tiba -tiba teringat pada Anti, buah cintaku dengan Mas Aji. Anak itu tidak boleh

Dokumen yang terkait

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 7 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sast

1 9 16

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 13 19

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 9 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di S

0 1 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 5 26

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Konflik Batin Tokoh Utama Novel Sang Maharani KArya Agnes Jessica : Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL PUSPARATRI KARYA NURUL IBAD: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Novel Pusparatri Karya Nurul Ibad: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 0 11

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG KARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

0 0 138