BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Nilai Guna dan Nilai Guna Relatif Tanaman Obat
Hasil penelitian mengenai nilai guna, nilai guna relatif dan Index of Cultural Significance tumbuhan obat pada Masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga dapat dilihat
pada Tabel 4.1.1 Tabel 4.1.1. Nilai Guna, Nilai Guna Relatif dan Index of Cultural Significance Tanaman
Obat. No Nama Tumbuhan
Nama Ilmiah Total
UV Nilai
guna UV
is
RUV
s
ICS
i
1 Asam combrang
Atlingera elatior 1525
4,485 4,53 32
2 Alpukat
Persea gratissima 635
1,867 4,54 16
3 Aren
Arenga pinata 1951
5,378 4,53 13
4 Asam jawa
Tamarindus indica 1092
3,211 4,53 14
5 Bawang merah
Allium cepa 941
2,767 4,53 17
6 Bawang putih
Allium sativum 2341
6,885 4,53 84
7 Belimbing waluh
Averrhoa blimbi 966
2,841 4,53 11
8 Padi
Oryza sativa 2969
8,732 4,53
92
9 Bayam duri
Amaranthus spinosus 844
2,482 4,53 9
10 Bengle
Zingiber purpureum 1329
3,908 4,53 12
11 Bungapukulempat Mirabilis jalapa
933 2,744 4,53
5 12
Babadotan Ageratum conyzoides
1156 3,40
4,53 15
13 Cengkeh
Eugenia aromatica 956
2,811 4,53 18
14 Cabe merah
Capsicum annum 735
2,161 4,53 6
15 Ceplukan
Physalis angulata 1039
3,055 4,53 12
16 Durian
Durio zibethinus 562
1,652 4,54 14
17 Fanili
Vanilla planifolia 948
2,788 4,53 15
18 Gandarusa
Justicia gendarussa 1213
3,567 4,533 47 19
Gambir Uncaria gambir
1120 3,294 4,533 39
20 Gundur
Benincasa hispida 461
1,355 4,533 27 21
Inai Lawsonia inermis
751 2,208 4,533 12
22 Jahe
Zingiber officinale 2333
6,861 4,533 56
23 Jahe merah
Zingiber officinale Roxb. Var Rubra
3567 10,49 4,533 117
24 Jeruk nipis
Citrus aurantifolia 1488
4,376 4,533 27 25
Jambu biji Psidium guajava
1029 3,026 4,534 30
26 Jerango
Acorus calamus 980
2,882 4,533 9 27
Jarak pagar Ricinus comunis
1048 3,082 4,533 32
28 Jeruk purut
Citrus histryx 1231
3,620 4,533 27 29
Kecubung Datura metel
1040 3,058 4,533 5
30 Kejibeling
Strobilalanthes crispus 842
2,476 4,533 15 31
Kacar air Impatiens balsamina
1043 3,067 4,533 18
32 Kelapa
Cocos nucifera 793
2,332 4,533 59 Bersambung
Sambungan Tabel 4.1.1
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
33 Kembang sepatu
Hibiscus rosa-sinensis 894
2,629 4,533 21 34
Kitolod Isotoma longiflora
848 2,629 4,543 15
35 Kemiri
Aleurites moluccana 1040
3,058 4,533 20 36
Kencur Kaemfperia galanga
2002 5,888 4,533 114
37 Kunyit
Curcuma domestica 1753
5,155 4,543 79 38
Mangkokan Nothopanax scutellarium 2378
6,994 4,533 84 39
Kayu manis Cinnamomum zylanicum
874 2,567 4,533 23
40 Kacang panjang
Vigna sinensis 886
2,605 4,533 12 41
Kumis kucing Orthosiphon stamineus
755 2,220 4,533 14
42 Kelengkit taiwan
Malphigia coccigera 554
1,626 4,543 15 43
Kemangi Ocimum formacitratum
589 1,732 4,533 17
44 Lengkuas
Alpinia galanga 380
1,121 4,543 12 45
Labu kuning Cucurbita moschata
639 1,879 4,533 21
46 Labu siam
Sechium edule 471
1,385 4,534 26 47
Mahkota dewa Phaleria macrocarpha
438 1,285 4,483 35
48 Mawar
Rosa sinensis 368
1.058 4,536 15 49
Meniran Phyllanthus urinaria
1013 2,979 4,534 11
50 Merica
Piper nigrum 1361
4,002 4,534 94
51 Mengkudu
Morinda citrifolia 876
2,576 4,533 78 52
Nenas Ananas comosus
203 0,597 4,533 3
53 Pepaya
Carica papaya 935
2,750 4,533 18 54
Pisang Musa paradisiaca
996 2,841 4,533 12
55 Pala
Myristica fragrens 98s1 2,885 4,533 24
56 Pegagan
Centella asiatica 1076
3,164 4,534 9 57
Patikan kebo Euphorbia hirta
926 2,723 4,534 12
58 Pinang
Areca catechu 1415
4,161 4,533 38 59
Randu Ceiba pentandra
661 1,944 4,533 16
60 Seledri
Apium graveolus 698
2,052 4,535 17 61
Sirsak Annona muricata
914 2,688 4,533 29
62 Salam
Eugenia polyantha 767
2,255 4,535 24 63
Serei Andropogon nardus
367 1,079 4,535 6
64 Sirih
Piper betle 2038
5,994 4,533 101
65 Sambiroto
Andrographis paniculata 765 2,250 4.533 17
66 Sukun
Manilkara zapota 468
1,376 4,534 11 67
Sawo Arthocarpus communis
342 1,005 4.537 30
68 Sintrong
Crassocephalum crepidiodes
844 2,482 4,533 18
69 Sisik naga
Drymoglossum piloselloides
987 2,902 4,534 89
70 Temulawak
Curcuma zedoaria 1761
5,179 4,533 27 71
Temu-kunci Kaempferia pandurata
1879 5,526 4,533 33
72 Tembakau
Nikotiana tabacum 611
1,797 4,533 15 73
Tebu Shaccarum oficinarum
801 2,355 4,535 21
74 Ubi kayu
Manihot esculenta 307
1,132 3,603 6 75
Daun terbangun Coleus amboinicus
1723 5,067 4,533 38
Hasil penelitian tanaman obat yang telah dilakukan pada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga diperoleh nilai guna yang tertinggi dimiliki oleh tanaman Jahe merah Zingiber
officinale dengan nilai 10,49 sedangkan nilai guna terendah dimiliki oleh tanaman Bersambung
Sambungan Tabel 4.1.1
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
NenasAnanas comosus dengan nilai 0,59. Nilai guna relatif yang tertinggi dimiliki oleh tanaman Aren Arenga pinata dengan nilai 4,83 sedangkan nilai guna relatif yang terendah
dimiliki oleh tanaman ubi kayu Manihot esculenta dengan nilai 3,60. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa tanaman jahe merah
Zingiber officinale merupakan tanaman yang paling banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit oleh masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga. Tanaman jahe
merah bukan hanya digunakan oleh para tabib dalam mengobati berbagai penyakit pada masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga akan tetapi dalam keseharian
masyarakat juga telah lama mengenal tanaman jahe merah dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Tanaman jahe merah sering digunakan masyarakat untuk menyembuhkan berbagai
jenis penyakit misalnya batuk, demam, penyakit perut, patah tulang, infeksi, penyakit kulit, terkena bisa hewan buas dan lain-lain. Masyarakat menggunakan jahe merah sebagai bahan
dasar untuk membuat param, sembur dan juga minyak kusuk. Untuk membuat param, sembur dan minyak kusuk, jahe merah merupakan bahan yang harus ditambahkan kedalam ramuan-
ramuan lainnya, karena menurut masyarakat jahe merah ini berguna untuk menghangatkan badan dan juga untuk memperlancar buang angin, dan meringankan letih-letih dibadan.
Jahe merah memiliki kegunaan yang paling banyak jika dibandingkan dengan jenis jahe yang lain. Jahe ini merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional dan umumnya
dipasarkan dalam bentuk segar dan kering Hapsoh et al., 2008. Jahe merah mengandung minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi pada rimpangnya, memiliki aroma yang sangat
tajam dan rasa yang sangat pedas, berbeda dengan jahe biasa, sehingga banyak digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit Santhyami, 2008.
Berdasarkan data yang diperoleh nenas Ananas comosus merupakan jenis tumbuhan yang memiliki nilai guna yang paling rendah, hal ini disebabkan karena nenas sangat jarang
digunakan oleh masyarakat Karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga untuk mengobati suatu penyakit, karena menurut pendapat masyarakat nenas hanya dikonsumsi sebagai buah-buahan
bukan sebagai bahan untuk mengobati suatu jenis penyakit. Menurut Hakimal 2010 nenas mengandung enzim bromelin yang merupakan salah
satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Enzim ini terdapat pada
tangkai, kulit, daun, buah maupun batang tanaman nenas. Buah nenas yang masih hijau atau belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nenas segar yang
sudah matang. Selain enzim bromelin dalam tanaman ataupun buah nenas terdapat dekstrosa, leavulosa, manit, sakarosa, ergosterol, peroksida, asam sitrat dan gula. Nenas bermanfaat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
untuk mengobati batuk, demam, haid tidak teratur, meningkatkan nafsu makan, menghilangkan mules, obat cacing, radang tenggorokan, sembelit, amandel dan sakit kuning
Wasito, 2011. Nilai guna relatif yang tertinggi terdapat pada jenis tanaman aren Arenga pinata.
Nilai tersebut mengevaluasi seluruh pengetahuan penggunaan jenis tumbuhan setiap nara sumber dibandingkan dengan nara sumber-nara sumber lainnya Rugayah, 2004. Masyarakat
karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga mengatakan bahwa mereka menggunakan nira aren untuk memperlancar air susu ibu ASI pada wanita dan juga untuk mengobati penyakit
diabetes.Aren termasuk kedalam famili Arecaceae. Tinggi batang aren dapat mencapai 25 m. batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang
dikenal dengan ijuk. Daun majemuk menyirip, helaian daun panjangnya sampai 5 m Steenis, 1981. Aren mengandung justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid, gula, dan minyak
lemak. Nira atau aren dapat dijadikan obat tradisional misalnya untuk mengobati penyakit sembelit, sariawan, radang paru-paru, pusing, disenteri, haid yang tidak teratur, kepala pusing
dan untuk memulihkan keletihan. Akar muda pohon aren bisa digunakan untuk obat kencing batu ginjal, dan akar tuanya untuk obat sakit gigi Wasito, 2011. Gula aren palm sugar juga
berkhasiat untuk menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh karena memiliki kandungan kalori dan serat yang tinggi, sehingga baik utuk pencernaan Iskandar, 2005.
Berdasarkan data yang diperoleh nilai guna relatif yang paling rendah terdapat pada tanaman ubi kayu Manihot esculanta. Ubi kayu merupakan tanaman perdu tidak bercabang
atau bercabang sedikit. Batang dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan kulit berwarna coklat suram Steenis, 1981. Sebagian masyarakat
menggunakan daun ubi untuk mengobati penyakit kulit bisul dan reumatik. Ubi kayu memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin B dan C dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1, C dan kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang dan zat besi. Selain sebagai makanan tanaman singkong
memiliki khasiat sebagai obat, diantaranya obat reumatik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri. Efek farmakologis dari singkong adalah sebagai anti
oksidan, anti kanker, anti tumor, dan menambah nafsu makan, bagian yang umum digunakan pada tanaman ini adalah daun dan umbi Agoes, 2010.
4.2. Index of Cultural Significance ICS